Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerpen- Mengubur Cita-Cita dari Kecil oleh: Fadlan Minallah

Mengubur Cita-Cita dari Kecil

Oleh : Fadlan Minallah

Manusia hanya bisa berusaha, tetapi hanya Tuhanlah yang menentukan segalanya, itulah ungkapan yang harus disadari semua orang termasuk diri saya. Tidak ada seorangpun yang bisa menjamin dirinya akan menjadi apa yang di cita-citakan nya sejak kecil. Aku anak terakhir dari lima bersaudara, keluargaku adalah keluarga yang sederhana, orang tua ku membesarkan anak-anaknya dengan didikan yang baik sesuai ajaran agama. Sebagai anak terakhir aku sangat ingin membanggakan kedua orang tua dan mengangkat derajat keluarga.

Dari semua saudaraku, akulah anak yang paling disayang oleh ayah dan ibu. Aku berpikir jika aku bermanja terus, kapan aku bisa untuk belajar mandiri. Aku sangat iri kepada abang dan kakak, kerena mereka berprestasi yang begitu membanggakan orang tua. Pada waktu kesunyian malam aku berpikir dan merenung masa depan, ketika aku sudah besar nanti aku mau menjadi apa?. Aku terus berpikir dan pada akhirnya aku termotivasi ingin menjadi seorang abdi negara yaitu tentara. Karena abangku dulu ikut seleksi namun tidak lulus, dari waktu itulah aku bermimpi bercita-cita ingin menjadi seorang tentara, dan aku berkata aku pasti bisa.

Lalu aku datang ke ayah dan ibu, ‘’Ayah ibu, Fadlan ingin menjadi tentara’’ ucapku. 

"Kamu yakin nak?’’ tanya ayah kepadaku. 

‘’Abangmu saja yang fisik nya kuat wawasannya tinggi tidak lulus’’ ucap ibu. 

‘’Ayah ibu, aku yakin aku pasti bisa Fadlan akan berusaha sekuat tenaga dan Fadlan akan lebih rajin belajar’’ jawabku. 

‘’Bagus nak ibu dan ayah sangat senang mendengarnya, kami akan selalu mendukungmu’’ ucap ibuku.

Hari demi hari ku lalui, aku terus belajar dan latihan fisik dengan begitu bersemangat. Setelah selesai pendidikan di sekolah Madrasah Tasnawiyah Thamrin Yahya, aku melanjutkan ke Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Rambah Hilir. Pada waktu belajar di kelas, aku merasa aneh dengan penglihatanku. Tulisan yang ada dipapan tulis di depan kelas, aku tidak dapat melihatnya dengan jelas, aku bingung kenapa dengan mataku?.

Keesokan harinya aku menyampaikan kendala penglihatan kepada orang tua, ‘’Ayah ibu, Fadlan merasa penglihatan Fadlan sudah tidak jelas lagi!’’ ucapku. 

"Apa? Mari kita ke dokter nak’’ ajak ayah. Sesampainya di rumah sakit mataku diperiksa oleh dokter, ‘’Nak mata mu sudah minus’’ ucap dokter di depan ayah ibu dan aku. Mendengar apa yang dikata oleh dokter aku memeluk ibu dan menangis. 

‘’Jadi bagaimana dengan cita-cita yang selama ini yang kamu impikan?’’ tanya ibu kepadaku. ‘’Fadlan tidak tau lagi bu Fadlan merasa mungkin jadi tentara bukan yang terbaik!’’ jawabku. ‘’Nak sudahlah jangan menangis lagi Allah tau yang terbaik untuk mu’’ ucap ayahku.

Kami pun pulang ke rumah, ayah berkata, ‘’Nak kamu harus tetap semangat mungkin Allah sudah menyiapkan yang lebih baik untukmu. 

‘’Terimakasih ayah ibu sudah mendukungku!’’ Akupun pergi ke kamar dan terus menangis meratapi nasib tidak bisa ikut seleksi menjadi tentara karena terhalang mata yang sudah minus yang cukup parah. Aku merasa orang yang gagal ternyata harapan ku tidak mungkin tercapai lagi. Ah sudahlah! cita-cita ingin menjadi tentara itu hanya angan-angan semata. 

"Sudahlah Dek tidak apa-apa kamu harus merubah mimpi mu kamu pasti bisa kamu harus lebih rajin lagi dalam belajar dan sekolah lah yang tinggi’’ ucap abangku. 

‘’Baik Bang, aku akan berusaha menjadi orang yang berpendidikan’’. lalu aku memeluk abangku. Dari sekarang aku akan berusaha menjadi orang yang berpendidikan yang mana dengan ilmuku ini nantinya, aku bisa memajukan daerahku dan aku bisa membagikan ilmu untuk generasi penerus. Aku yakin dan percaya Allah ingin aku lebih kuat berusaha dan berdoa, karena Allah tahu yang terbaik untuk hambanya.


Biodata Penulis : Fadlan Minallah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania







Posting Komentar untuk "Cerpen- Mengubur Cita-Cita dari Kecil oleh: Fadlan Minallah"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.