CERBUNG "Tangisan Cinta" Eps 3
Tiara memohon meminta maaf pada Arif, meski sejuta kali pun Tiara memohon maaf padanya. Dia tetap tidak akan membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidup Tiara.
"Jika Lo tidak ingin mati konyol di tangan gue, jangan pernah mengganggu keluarga Hartabrata kusuma!" ucap Arif pada Tiara.
Tiara memegang kaki Arif untuk memohon ampun, bukannya menyuruh Tiara melepaskan tangannya dari kakinya, dia malah menendang Tiara hingga terjatuh ke dalam jurang yang di bawahnya sudah di sambut oleh sungai.
Tiara ternyata hanya bermimpi jika dia akan di lempar ke jurang oleh Arif, abangnya Siddarth yang sangat jahat dan licik.
Saking sepertinya nyatanya mimpi Tiara, dia sampai terjatuh dari tempat tidurnya .
"Gak, gue gak mungkin langsung memberitahukan semua kebenarannya pada Laura, sebab, gue sangat tahu jika Bang Arif akan bunuh gue jika gue berani menghancurkan rencana mereka, tetapi tetap gue tidak terima jika Siddarth terlalu fokus pada Laura, gue takut jika nanti Siddarth benar-benar jatuh hati pada Laura!" ucap Tiara yang berdiri lalu duduk di atas tempat tidurnya sambil berpikir langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya.
***
Maira duduk termenung di tepi kolam berenang rumahnya sambil memandang foto Romeo
"Meo, kapan sih, kamu akan mencintaiku sepenuhnya seperti kamu mencintai Laura?" tanya Maira pada foto Romeo.
Tanpa Maira sadari ternyata Yoerlitta ibunya sudah lama ada di belakangnya, hingga Yoerlita mengetahui jika anaknya sedang bersedih dan tidak merasa bahagia dengan Romeo yang tidak bisa membalas cintanya.
"Kalau seperti ini, lebih baik aku cari saja seseorang yang bisa dengan tulus mencintai Maira, tapi siapa ya?" ucap Yoerlitta dalam hatinya sambil berpikir.
Yoerlitta teringat pada Cruz sahabat kecil Maira yang dulu sangat dekat dengan putrinya itu.
***
Satu jam sudah berlalu, kini tibalah saatnya Laura untuk membuka perban matanya.
Siddarth membuka perban mata Laura dengan perlahan dan penuh kasih sayang.
Laura akhirnya bisa melihat lagi, Laura kemudian memeluk Siddarth dengan sangat erat di temani senyum bahagia dari wajahnya.
"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa melihat kembali dan ini semua karena kamu, aku sangat beruntung bisa mengenal kamu Sidd, terimakasih ya karena kamu sudah selalu ada di sisiku dalam kondisi apa pun!" ucap Laura tersenyum pada Siddarth
"Dengar, aku akan melakukan apa pun untukmu Karena aku mencintaimu dan aku ingin kamu menjadi milikku selamanya, jadi, maukah kamu menjadi seseorang yang selalu aku cintai, maukah kamu jadi kekasihku?" tanya Siddarth tersenyum pada Laura.
Laura menggangguk tersenyum, yang bertanda jika dia menerima Siddarth menjadi kekasihnya.
Siddarth berteriak histeris saking bahagianya dia bisa menjadi kekasih Laura, bahkan dia sampai lupa jika sekarang dia sedang berada di rumah sakit, yang tidak boleh ada keributan.
"Aduh, aku lupa kalau sekarang kita ada di rumah sakit, maafkan aku yang terlalu bersemangat dan bahagia bisa memiliki gadis secantik dan sebaik kamu menjadi kekasihku!" gumam Siddarth tersenyum pada Laura.
***
Sorenya Laura sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan di saat dia dan Siddarth akan keluar dari rumah sakit, tanpa sengaja dia bertabrakan dengan Maira yang saat itu akan masuk ke dalam rumah sakit bersama Yoerlitta ibunya.
"Maira, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Laura pada Maira.
Maira ingin menjawab pertanyaan Laura akan tetapi Yoerlitta ibunya sudah menjawab dulu pertanyaan Laura.
"Apa urusan kamu bertanya apa yang anak saya lakukan di sini, sedangkan anak saya bertambah sakit karena kamu!, kamu yang sudah membuat Romeo tidak bisa mencintai Maira!" jawab Yoerlitta ketus pada Laura.
Laura hanya bisa diam dimarahi oleh mama Maira, akan tetapi Siddarth kesal dan di saat Siddarth akan membela Laura, Laura malah meminta Siddarth untuk diam agar tidak memancing keributan.
Maira menarik tangan mamanya, lalu membawanya masuk ke rumah sakit.
Sesampainya di dalam rumah sakit, Maira memarahi mamanya atas sikapnya pada Laura tadi.
Yoerlitta merasa jika omongannya pada Laura tadi, tidak ada yang salah. Baginya Laura memang pantas mendapatkan omongan itu.
***
Di mobil, Siddarth bertanya pada Laura, mengapa dia melarangnya untuk melawan omongan Yoerlitta yang sangat tidak pantas padanya tadi.
"Sayang, dengar ya, bukannya aku tidak sakit hati atas omongan tante yoerlitta tadi, tapi kamu harus ingat jika kita tidak boleh dan tidak pantas untuk melawan orang yang lebih tua dari kita dan makasih ya karena kamu sudah mau membelaku tadi, ya, meskipun aku larang," jawab Laura tersenyum sembari bersandar di bahu Siddarth
Siddarth sudah larut dalam cintanya pada Laura, hingga dia lupa rencana awalnya untuk menghancurkan kehidupan Cruz melalui Laura.
Tetapi hati tidak bisa berbohong jika dia sangat bahagia bisa mendapatkan cinta yang selama ini tak sampai.
***
Pagi itu, Cruz baru saja bangun tidur, bukannya mandi atau makan, dia malah sedang video call dengan Maira dan Yoerlitta.
Yoerlitta sengaja mendekatkan Maira dengan Cruz, agar Maira bisa bahagia. Bukannya dengan Romeo yang hanya bisa membuat Maira menangis.
"Iya, ni. Maira terlalu bucin sama Romeo hingga dia sebodoh itu, mau menikah dengan Romeo yang jelas-jelas sangat mencintai Laura," sambung Yoerlitta tersenyum ke arah kamera.
Mendengar Yoerlitta menyebutkan nama Laura, Cruz langsung terdiam dan terlihat sangat sedih.
"Bagaimana ya, keadaan Laura, aku harap dia baik-baik saja dan semoga mimpiku semalam tidak terjadi, karena aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpa Laura gadis yang sangat aku cintai bahkan sampai saat ini!" ucap Cruz dalam hatinya.
Cruz tiba-tiba saja keceplosan mengatakan macan pada Maira yang sedang video call bersamanya.
Maira langsung teringat masa sma nya besama cruz, yang mana, dulu cruz memanggilnya dengan sebutan macan yang berarti Maira cantik.
"Cruz, kamu masih ingat dengan panggilan itu?" tanya Maira tersipu malu pada cruz.
Cruz tersenyum sembari mengatakan jika dia tidak mungkin melupakan panggilan gemesnya pada Maira.
Pipi Maira langsung merah merona mendengar ucapan Cruz padanya.
***
Malamnya, Siddarth baru saja pulang kerumah setelah seharian sibuk menemani Laura dan mengantarkan Laura pulang ke rumahnya.
Siddarth yang letih langsung masuk menuju ke kamarnya, sesampainya di kamar.
Siddarth langsung menghidupkan lampu kamarnya. Tetapi alangkah kagetnya Siddarth melihat Tiara yang tiba-tiba saja sedang duduk di atas kasurnya.
Siddarth kemudian bergegas mengunci pintu kamarnya, lalu berlari menghampiri Tiara dengan penuh emosi.
"Lo udah gila ya, beraninya lo, tanpa izin gue masuk ke dalam kamar gue, apa lo nggak takut jika nanti Bang Arif melihat lo di sini!" ancam Siddarth pada Tiara sembari memelintir tangan Tiara dengan sangat keras.
Tiara merintih kesakitan, lalu Tiara menendang masa depannya Siddarth. Sehingga Siddarth melepaskan tangannya yang memilintir tangan Tiara.
"Kamu pikir aku wanita bodoh yang habis manisnya langsung kamu buang begitu saja, oh, tentu saja tidak! Ingat ya, aku tahu semua rahasia kamu, jadi kamu jangan macam-macam padaku, dan jika Bang Arif sampai tahu aku ngancam kamu, awas saja semua rencana kamu akan gagal! " ancam balik Tiara pada Siddarth.
Siddarth sudah semakin emosi, hampir saja Siddarth mencelakai Tiara, tapi untungnya Ratu mamanya memanggil sehingga Tiara bisa memanfaatkan kondisi itu, untuk kabur dari Siddarth.
"Sialan! Awas saja lo Tiara, gue gak akan biarin lo hidup tenang! Gue akan menyingkirkan lo, agar gue bisa mendapatkan apa yang gue mau!" gumam Siddarth dengan penuh emosi.
***
Paginya, Nunu mendatangi rumah Maira untuk mempertanyakan perihal hubungan Romeo dan Maira. Sayangnya Yoerlitta langsung mengusir Nunu, dia sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan Romeo dan Maira.
Nunu tidak terima jika Yoerlitta memutuskan pernikahan itu, secara sepihak, tanpa adanya persetujuan dari dia ataupun Romeo.
"Cukup! Tidak ada lagi yang harus kamu lakukan di sini, sekarang saya minta kamu pergi dari rumah saya, karena sekarang kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, anak saya Maira tidak akan pernah menikah dengan Romeo!" ucap Yoerlitte ketus pada Nunu
Maira yang kebetulan akan keluar dari rumah, tiba-tiba saja terhenti langkahnya saat mendengar ucapan ibunya itu.
Air mata Maira langsung jatuh membasahi pipinya, Maira berbalik badan dan berlari masuk kamar.
Maira mengunci pintu kamarnya sembari terduduk dengan bersandar di pintu kamarnya dan menangis.
"haa, aku nggak mau rencana pernikahanku dengan Romeo gagal, aku sangat mencintai Romeo!" tangis Maira terisak
"BERSAMBUNG "
https://www.lenggokmedia.com/2020/12/cerbung-tangisan-cinta-eps-2.html?m=1
Penulis : Hazman Arif
Posting Komentar untuk "CERBUNG "Tangisan Cinta" Eps 3"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.