Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung, New Season "Tangisan Cinta" Episode 12


Setelah cukup lama saling tatapan akhirnya Dokter Orlando melepaskan Laura dari pelukannya atas keinginan Laura.

"Duh, kalau akhirnya akan dijatuhkan juga kenapa pakai ditolong segala tadi!" Gumam Laura kesal pada Orlando.

"Ya, bukan salah akulah, jelas-jelas tadi kamu kan, yang mau aku melepaskan pelukan ku darimu, ya, jangan salahkan aku sekarang!" Jawab Orlando tersenyum pada Laura.

Laura semakin sangat kesal hingga membuatnya memukul tubuh Orlando tetapi sayangnya dia malah jatuh kembali ke pelukan Orlando karena Untuk kedua kalinya Orlando menangkapnya yang akan terjatuh.

Orlando sangat deg-degan saat sedekat itu, dengan Laura . Tatapan Orlando tidak bisa beralih dari mata Laura yang juga menatapnya.

"Ih, dasar ya, kamu tu dokter modus, dokter sok kecakepan, ih nyebelin banget!" Gumam Laura geram pada Orlando.

"Hati-hati lo, jangan kamu terlalu membenciku nanti takutnya kamu malah jatuh cinta padaku! Aku gak akan tanggung jawab lo, jika itu, sampai terjadi!" Bisik Orlando tersenyum pada Laura.

Laura sangat kesal pada Orlando yang sok kecakepan, Laura kemudian memperlihatkan cincin tunangannya dengan Siddarth tepat didepan mata Orlando.

Dengan santainya Orlando mengatakan jika dia dan Siddarth masih tunangan jadi bukannya tidak mungkin jika dia bisa merebut hati Laura.

"Ih, ih, lama-lama bisa gila aku kalau terus disini dengan dokter sinting ini, yang tingkat kepedeannya sudah tingkat dewa!" Gumam Laura kesal lalu pergi meninggalkan Orlando.

Orlando tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat Laura kesal dan Emosi padanya karena baginya Laura terlihat sangat cantik jika bersikap seperti itu, padanya.


***

Sepanjang jalan ke ruangan Siddarth, Laura tidak berhentinya ngedumel saking sangat jengkelnya pada Orlando.

Tetapi langkahnya terhenti saat melihat beberapa Ob keluar dari ruangan Siddarth.

Laura kemudian berlari menghampiri salah seorang Ob untuk bertanya kenapa mereka sudah membersihkan ruangan Siddarth dan bukankah Siddarth baru sehari dirawat.

Salah seorang Ob itu, mengatakan jika Siddarth sudah tidak dirawat disitu lagi, dia sudah dipindahkan oleh kedua orangtuanya ke London, Inggris.

"Permisi mbak, kita masih banyak tugas lagi!" Ucap Ob yang pergi meninggalkan Laura yang sedang terduduk dilantai.

Laura tidak menyangka jika Siddarth sudah meninggalkannya bahkan kedua orangtuanya Siddarth pun juga tidak ada yang memberikannya kabar soal itu.

Tanpa disadari air mata terus mengalir dari mata Laura, Laura kemudian mengelus cincin tunangannya dengan Siddarth .

"Kenapa? Kenapa kamu bisa seperti ini, padaku? Apakah cincin ini, tidak ada artinya bagimu, apakah hubungan ini, tidak berarti lagi!" Tanya Laura menangis sambil melihat cincin tunangannya dengan Siddarth.

"Aghh, kenapa tuhan, kenapa selalu ada tangisan dalam hidupku?" Teriak Laura menangis.

Laura kemudian berdiri lalu berlari keluar rumah sakit untuk mengakhiri hidupnya sebab dia sudah tidak tahan selalu merasakan sakit dan patah hati di saat dia sudah sangat mencintai seseorang.


***

Orlando yang baru saja keluar dari ruangan salah seorang pasien melihat Laura berlari dalam kondisi menangis, sehingga membuatnya sangat khawatir pada kondisi Laura hingga dia langsung berlari keluar rumah sakit untuk mengejar Laura.

"Laura, Laura tunggu! Mau kemana kamu? Laura!" Teriak Orlando yang mengejar Laura.

Laura terus saja berlari tanpa tahu kemana arah yang akan dia tuju.

Awan semakin kelam dan langit pun sudah sangat mendung pagi itu, Tak lama kemudian turunlah hujan sangat lebat membasahi tubuh Laura dan menambah kesedihan serta tangisan yang Laura rasakan.


***

Entah kenapa kakinya membawanya ke tepi danau, tempat dia diputuskan oleh Cruz.

Langkah Laura terhenti karena dia tanpa sengaja menabrak Franklin yang kala itu, juga sedang merasakan yang namanya patah hati.

Laura langsung berbalik badan usai melihat Franklin tetapi sayangnya dia malah menabrak Orlando yang berada di belakangnya.

Laura berada ditengah hujan deras ditemani Orlando dan Franklin yang ada disisi kiri dan kanannya.

"Laura, ada apa ini? Kenapa kamu kabur dari rumah sakit dalam keadaan menangis dan hujan-hujanan seperti ini?" Tanya Orlando pada Laura dengan memegang bahu Laura.

Laura melepaskan tubuhnya dari pegangan Orlando, Laura juga menegaskan jika dia tidak berhak mengatakan apapun pada dirinya, bahkan mereka juga baru saling mengenal.

"Ya, memang benar, jika kita baru saling mengenal tetapi apa salahnya jika aku tahu apa yang sedang terjadi padamu!" Jawab Orlando sambil menatap Laura.

Laura tetap bersikeras tidak mau mengatakan apapun pada Orlando, sehingga membuat Franklin geram melihat tingkah Orlando yang memaksa Laura.

"Cukup jangan paksa dia lagi, biarkan dia sendiri, karena yang dia butuhkan saat ini, adalah ketenangan!" Bentak Franklin pada Orlando.

Orlando langsung terdiam mendengar perkataan Franklin, sedangkan Laura mendorong Orlando yang ada didepannya hingga membuatnya terjatuh ke tanah.

"Tunggu, Laura kamu mau kemana hujan-hujan gini, Laura!" Teriak Orlando dengan melihat Laura yang berlari ditengah derasnya hujan.

Franklin pun pergi meninggalkan Orlando yang terjatuh.


***

Lelah sudah kaki Laura untuk terus berlari, Laura kemudian terduduk di tepi jalanan dengan keadaan basah kuyup usai kehujanan.

Laura terus saja menangis sambil mengelus cincin tunangannya dengan Siddarth.

"Dimana? Dimanakah janji kita untuk selalu bersama? Dimana?" Tangis Laura terisak.


***

Orlando masih berkeliling kota Jakarta untuk mencari keberadaan Laura, dia tidak peduli walau bajunya basah kuyup karena baginya yang terpenting sekarang adalah dia bisa memastikan bahwa kondisi Laura baik-baik saja.

Saat tengah menyetir tiba-tiba saja Orlando mendapatkan telepon dari Nuratika kakaknya agar dia segera pulang karena ada hal penting yang harus dibicarakan.

"Iya kak, bentar lagi Lando pulang kok, sabar ya, soalnya Lando masih ada pasien!" Jawab Orlando yang terpaksa berbohong pada kakaknya Nuratika.


***

Nuratika mengerti jika adiknya sangat sibuk karena banyak orang yang lebih membutuhkannya Karena itulah, resikonya memiliki adik seorang dokter.

Ternyata Nuratika menyuruh Orlando cepat pulang karena ingin dikenalkan dengan Winda adik sahabatnya yang sangat mencintai Orlando.

"Sabar ya, sayang. Sebentar lagi Lando datang kok!" Ucap Nuratika tersenyum sembari memberikan segelas kopi panas pada Winda.

Winda mengangguk tersenyum tanpa mengatakan apapun pada Nuratika. Saat akan duduk disamping Winda tiba-tiba saja Nuratika mendapatkan telepon dari Arnita rekan lenggoknya.

"Duduk saja dulu ya, kakak mau jawab telepon dulu, nanti kakak balik lagi!" Ucap Nuratika tersenyum pada Winda sambil pergi dari Winda.

Winda sangat betek dan benci dengan yang namanya menunggu, tetapi demi Orlando dia harus melakukannya.


***

Disebuah jurang yang sangat curam beberapa orang preman sedang menyeret sebuah karung yang isinya adalah Arif.

Setelah mendapatkan perintah dari bosnya, mereka langsung membuang karung tersebut ke dalam jurang yang sangat curam dan disambut oleh sungai dibawahnya.

Bosnya kemudian memerintahkan mereka untuk membuang karung yang berisi Arif ke jurang sekarang.

"Bagus, kerja yang sangat bagus, sekarang saya mau kalian lakukan tugas selanjutnya baru setelah itu, uang kalian cair!" Perintah pria misterius berjubah hitam melalui video call.

"Baiklah bos, kami akan segera melakukannya!" Jawab kepala preman.


***

Setelah cukup lama berkeliling kota Jakarta akhirnya Orlando berhasil menemukan Laura.

Orlando kemudian memarkirkan mobilnya dipinggir jalanan lalu keluar dari mobil untuk menghampiri Laura.

"Laura, sudahlah kamu jangan menangis lagi, pasti akan ada sesuatu yang sangat indah yang telah tuhan persiapkan untukmu, sudahlah hapus air matamu karena kamu tidak pantas menangis seperti ini!" Ucap Orlando tersenyum sembari menghapus air mata Laura.

Laura hanya bisa diam menangis kemudian memeluk Orlando dengan Sangat erat.


"BERSAMBUNG"




Posting Komentar untuk "Cerbung, New Season "Tangisan Cinta" Episode 12"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.