Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung "Tangisan Cinta" Episode 11



Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.


Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.


Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut.


"gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.


***

Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.


Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya.


"Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah. Jika kamu harus selalu tersenyum dan bahagia disini!" ucap Siddarth dengan lemahnya.


"Gak, aku tidak mau berjanji seperti itu, karena aku yakin kamu pasti selamat, hmm, lihatlah cincin ini, kita sudah terikat sekarang jadi, kamu harus bertahan, jika kamu pergi maka aku harus ikut bersamamu!" tangis Laura memeluk Siddarth. 


Dengan nafas terengah Tiara menggenggam erat tangan Cruz sambil meminta maaf jika dia sudah menjebak Cruz dengan berpura-pura tidur dengannya padahal itu, semua dia lakukan atas keinginan Arif. 


"Ya, ya pasti aku memaafkanmu, tetapi tolong kamu jangan mengatakan jika hari ini, adalah hari terakhir kamu bersamaku karena aku butuh kamu, aku butuh kamu disini menemani kesedihanku!" ucap Cruz menangis terisak melihat kondisi Tiara yang sangat lemah. 


"Tidak Cruz, aku harus pergi!" ucap Tiara yang mencoba tersenyum.


Tiara kemudian memalingkan wajahnya ke arah Laura dan Siddarth untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dia perbuat selama ini. 


Laura tersenyum pada Tiara pertanda dia sudah memaafkan Tiara, Siddarth menganggukkan kepalanya dengan kondisi lemah pertanda dia juga telah memaafkan Tiara. 


"Terimakasih kalian sudah memaafkanku, sekarang waktunya ,haaa, waktunya aku harus pergi!" ucap Tiara tersenyum lalu meninggal di atas pangkuan Cruz.


Dev yang baru saja berada di atas panggung langsung berteriak mengatakan Tiara. 


Dev sangat terpukul atas kematian Tiara yang tragis, Dev terduduk sambil menangis. 


Fera menghampiri Cruz untuk menanyakan keadaannya, Alhamdulillahnya Cruz baik-baik saja, dia hanya terkena semburan darah Tiara. 


Laura yang melihat kondisi Siddarth semakin melemah langsung berdiri sambil membopong Siddarth berdiri akan tetapi dia malah di dorong oleh Adjie sehingga membuatnya terjatuh.


"Jangan kamu sentuh anak saya, ini, semua gak akan pernah terjadi jika dia tidak nekad untuk bertunangan dengan kamu, kamu itu, hanya pembawa sial, pembawa Sial!" bentak Adjie pada Laura dengan membopong Siddarth. 


Fera setuju dengan tindakan yang telah Adjie lakukan pada Laura.


***

Laura berdiri di depan rumah sakit pada derasnya hujan di malam itu, Laura tidak di izinkan masuk kerumah sakit oleh Adjie dan Fera. Oleh karena itu, dia menunggu kabar mengenai Siddarth di luar rumah sakit.


"Haa, ya Allah. Aku mohon selamatkanlah Siddarth, hanya dia yang aku punya, hanya dia yang sangat aku cintai!" pinta Laura menangis terisak dengan basah kuyup.


Hujan semakin deras begitu juga tangisan Laura, Laura kemudian terduduk di tanah karena dia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri. 


***

Cruz yang sangat terpukul atas kematian Tiara pun hanya bisa menangis didepan ruang jenazah. 


"Meski aku belum sepenuhnya mencintai kamu akan tetapi ini, semua tidak akan terjadi jika aku tidak membawamu ke atas panggung tadi!" ucap Cruz menangis.


Fera pun menghampiri Cruz untuk menenangkannya yang masih shock dan terpukul atas peristiwa tadi. 


Fera tidak mau anak kesayangannya merasa bersalah dan terus-terusan menangis oleh karena itu, dia mengajak Cruz untuk keruangan Siddarth menemui Adjie karena ada hal yang harus mereka bahas. 


Setelah Fera dan Cruz pergi dari ruang jenazah, datanglah Dev lalu masuk ke ruang jenazah untuk melihat Tiara gadis yang sangat dia cintai sedang terbujur kaku.


Tangan kekar Dev mendekap Tiara dengan derain air mata. 


"Jika kamu telah pergi, maka apa gunanya aku tetap di sini, di sini sendirian! Lebih aku juga mati bersamamu karena aku juga ikut ambil andil atas penembakan itu!" tangisa Dev yang kemudian mengambil sebotol racun yang ada di kantong jasnya lalu meminum sebotol racun. 


Tubuh Dev kejang-kejang karena terlalu banyak meminum racun, malangnya Nyawa Dev langsung melayang usai meminum sebotol racun tersebut.


Dev meninggal dalam keadaan terduduk dibawah tempat tidur Tiara dengan tangannya memegang tangan Tiara. 


***

Laura masih bertahan diderasnya hujan demi mengetahui kondisi Siddarth pria yang sangat dia cintai.


"Haa, Laura! Kamu harus kuat, kamu harus kuat untuk berdiri disini ditengah derasnya hujan demi Siddarth!" ucap Laura dengan kondisi lemah dan pucat.


Kepala Laura terasa sangat pusing hingga membuatnya jatuh pingsan.


Disaat bersamaan jantung Siddarth berhenti berdetak, Dokter pun kemudian mengambil alat pompa jantung agar Siddarth bisa terselamatkan. 


***

Keesokan paginya sinar mentari masuk menembus ruangan tempat Arif di sekap, oleh karena itu, Arif kemudian terbangun. 


"Aduh, kenapa kepalaku terasa sangat sakit!" ucap Arif dengan lemahnya sambil memegang kepalanya.


Arif memang tidak bisa kabur kemana pun karena kakinya masih terpasung.


Arif penasaran siapa sebenarnya yang sudah menyekapnya dan apa motif mereka melakukan ini, semua. 


"Aku harus segera kabur, Karena aku takut sedang terjadi sesuatu pada keluargaku terutama pada Siddarth, tetapi bagaimana caranya agar aku bisa kabur dari sini sedangkan kakiku masih terpasung seperti ini!" gumam Arif sambil melihat sekitarnya.


Penculiknya memang sudah mempersiapkan semuanya secara matang sehingga membuat Arif tidak bisa menemukan cela untuk kabur dari situ. 


***

Laura kemudian terbangun dan kaget melihat dirinya sudah berada di sebuah ruangan yang ada dirumah sakit. 


"Kenapa aku bisa berada di sini? Bukannya seingatku semalam aku berada di luar rumah sakit?" tanya Laura heran. 


"Ya, memang benar semalam kamu berada di luar Rumah sakit tetapi untungnya ada aku yang melihatmu lalu membawaku kesini untuk aku periksa!" jawab Orlando si dokter ganteng yang baru saja masuk ruangan Laura. 


Laura kaget melihat Orlando, Orlando menebarkan senyuman pada Laura sembari memeriksa keadaannya.


Meski Laura sempat menolak untuk dia periksa karena Laura bersikeras untuk pergi menemui Siddarth, tetapi apalah dayanya yang sudah ditahan Orlando dengan memegang tangannya.


"Jika kamu mau bertemu dengan kekasihmu itu, maka kamu harus saya periksa dulu, jika nanti aku sudah periksa kamu maka kamu boleh menemuinya bahkan akan aku temui!" ucap Orlando tersenyum menatap Laura yang juga menatapnya.


"Ish, nyebelin banget sih ni, dokter. Untung dia udah nyelamatin aku kalau gak ih, udah aku bejek-bejek rambut pirangnya itu!" gumam Laura dalam hatinya dengan wajah kesal. 


Orlando yang melihat Laura kesal pun langsung menggoda Laura dengan mengatakan jika saat dia kesal maka dia makin terlihat sangat cantik bahkan melebihi kecantikan Intan berlian.


"Idih, idih! Apaan sih. Udah deh dokter gak usah merayu saya karena saya sudah bertunangan, lihat ni cincin tunangan saya!" gumam Laura geli pada Orlando yang menggodanya.


"Ya, kamu kan masih tunangankan, belum sah menjadi suami istri dengannya jadi apa salahnya jika saya menggoda kamu!" ucap Orlando tersenyum pada Laura. 


Laura semakin kesal dengan sikap Orlando oleh karena itu, dia langsung turun dari tempat tidurnya untuk menemui Siddarth, tetapi sayangnya dia malah hampir terjatuh dari tempat tidurnya untung saja ada Orlando yang menangkapnya sehingga membuat Laura tidak jadi terjatuh. 


Saat berada dipelukan Orlando, Laura tidak bisa berkata apapun selain Menatap Orlando begitupun sebaliknya.


"BERSAMBUNG "




Posting Komentar untuk "Cerbung "Tangisan Cinta" Episode 11"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.