Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Keindahan Masjid Muhammad Cheng Hoo, Simbol Penyebaran Islam dari Tiongkok di Kota Batam

 Masjid Muhammad Cheng Hoo, Simbol Penyebaran Islam dari Tiongkok di Kota Batam


Kedatanganku ke Batam sebenarnya hanya transit saja, aku menginap di The Golden Bay Hotel,   setelah check-in,  aku  menempati kamar di lantai 5.  Kala itu telah melewati waktu maghrib,  satu-satunya yang tersisa waktu sholat adalah waktu isa, dan aku akan menjamaknya dengan salat magrib. 

(Gambar : The Golden Bay Hotel di Batam) 


Setelah mandi, aku  berpikir mencari masjid di dekat hotel,  segera aku cek di Google masjid yang terdekat, tiba-tiba muncul bermacam gambar masjid di layar smartphone, aku langsung tersenyum sembari terharu, ketika melihat sebuah masjid dengan ornamen China,  “Ya Allah,  berikan kesempatan buatku  untuk bisa sholat di masjid ini” do’a ku seketika meluncur di ujung lidahku.

Langsung saja jemariku memesan Go-jek menuju masjid itu,  kemudian aku  turun ke lobby.

Sebenarnya Masjid itu sangat dekat sekali dengan Hotel. Namun aku memilih menggunakan Go-jek untuk melihat situasi.


(Gambar : Masjid Muhammad Cheng Hoo pada malam hari)


Sang driver Go-Jek telah datang, aku segera naik dibelakang beliau.  Dalam perjalanan menuju mesjid aku bertanya “Bang, nanti kalau aku pulang berjalan kaki, aman bang?” tanyaku.

“Aman, Aman.  Aku juga heran mengapa sedekat ini masih pake Go-Jek?” jawabnya

“Tadi niatnya mau menanyakan situasi di daerah ini sama Abang” balasku. 

“Oh, gitu.  Disini aman kok, dan ruko-ruko di tepi jalan ini masih buka sampai tengah malam” selanya sambil menunjuk ruko-ruko yang menjual berbagai jenis makanan di pinggir jalan.  

(Gambar : Bedug di Masjid Muhammad Cheng Hoo Batam)


Tak sampai 3 menit, kami telah sampai di halaman masjid.  Aku turun dan membayar ongkos, setelah mengucapkan terima kasih, aku memasuki areal masjid.

Di halaman masjid, aku celingak-celinguk mengira-ngira dimana letak toilet dan tempat mengambil wudhu.  Karena keadaan masjid sepi, tak ada orang dalam masjid untuk kutanyai.  Sampai aku berpikir, “Mungkin masjid ini hanya sebagai ornamen saja, bukan mesjid untuk tempat sholat”  Pikirku.

Pakaian yang aku kenakan kala itu    lumayan berbeda dari biasanya, aku mengenakan sepatu booth dan rok panjang di padu dengan kemeja putih crop, serta mengenakan jilbab warna gold.  Hal itu mengundang perhatian seseorang.

Seorang  pemuda tampan, mendekatiku, aku tidak tahu dari arah mana beliau datang.  Beliau berniat menyapaku, namun sebelum dia berbicara, aku sudah nyerocos duluan.

“Mas, dalam masjid ini, perempuan boleh sholat berjamaah?” Tanyaku kebingungan, karena bentuk mesjid yang tak biasa. 

“Boleh Mbak,  boleh sekali” jawabnya. Perawakannya yang tinggi serta kulitnya yang putih terpantul cahaya lampu di teras masjid.

“Tempat wudhunya dimana mas?” ucapku

“Di sini Mbak” jawabnya, sambil melangkah kedepan, senyuman belum hilang dari wajahnya,  lalu tangannya menunjuk ke arah sebuah ruangan di belakang masjid.  

(Gambar : Rooftop masjid Muhammad Cheng Hoo Batam)


Kemudian aku berlalu dari hadapannya, menuju tempat  mengambil wudhu dan memasuki masjid dengan membaca doa masuk masjid,  aku mengenakan mukenah yang ada di dalam lemari.  Lalu berniat Sholat sunat Tahyatul Masjid,  setelah itu aku berdo’a dalam tangis, sesungukan  aku menangis terharu “Ya Allah!  Baru saja aku meminta dan berdo’a agar bisa sholat di tempat ini dan engkau mengabulkannya, tidak sampai setengah jam engkau telah mejabah do’a ku”  aku mengadu pada pemilik rumah ini Allah SWT.

(Gambar : Arnita Adam di depan masjid Muhammad Cheng Hoo Batam)


Kemudian aku menangis kembali, sesunggukan saking bahagianya.  Tiba-tiba jamaah satu persatu mulai memasuki masjid tersebut.

Oh iya, Masjid ini tidak sama dengan masjid pada umumnya, di mana jamaah laki-laki dan perempuan itu biasanya kalau di Indonesia di bagian depan itu ruangan untuk jamaah laki-laki dan bagian belakang itu ruangan untuk jamaah perempuan tetapi masjid Muhammad Cheng Hoo ini berbeda,   jamaah laki-laki dan perempuan itu bersisian, hanya dibatasi oleh tenda dan tenda nya itu pun tidak tinggi sehingga jamaah laki-laki maupun jamaah perempuan bisa saling melihat satu sama lain.

(Gambar : Masjid Muhammad Cheng Hoo pada siang hari)


Kemudian adzan pun dikumandangkan, tak berapa lama  muadzin segera melafadzkan iqomah,  muadzin mundur dan bergabung dengan jamaah lainnya,  lalu seorang laki-laki muda maju kedepan, bertindak sebagai imam untuk sholat Fardhu Isa waktu itu.

Sebelum memulai sholat dia berucap “Luruskan Shaf”   kemudian beliau memadang kearah jamaah untuk memastikan barisan shaf sudah lurus,  lalu melihat ke arah jamaah perempuan dan pandangannya terhenti ketika menatap wajahku.  Kami saling bertatapan, aku langsung ingat dengan pemuda itu.  

“Masya Allah, bukankah pemuda itu tadi yang menunjukkan tempat wudhu kepada ku? Masih muda sudah jadi imam di masjid ini” pikirku.

Kejadian itu hanya berlangsung beberapa detik saja.  Kemudian beliau memalingkan wajahnya menghadap kiblat, segera  mengimami kami sholat.  Bacaan ayatnya sungguh mengagumkan.  

(Gambar : Tanda tangan peresmian masjid Muhammad Cheng Hoo oleh Menteri Agama Republik Indonesia)


 Selesai sholat Isya,  aku cepat-cepat keluar masjid,  karena memang aku tidak mau terlaru larut   malam kembali ke hotel. Setelah mengenakan sepatu boots.  Aku melangkah ke halaman mesjid.  

Eh…lagi-lagi aku berpas-pasan dengan pemuda yang jadi imam tersebut. Langkah kami sama-sama terhenti. Kami saling berpandangan satu sama lain. Sisa-sisa air mata saat berdo’a masih menempel di pipiku.  Dia menatap wajahku dengan seksama. Dia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi sebelum dia berbicara, aku sudah bicara duluan.  

“Mas, kenalkan aku, Arnita Adam, jurnalis wisata untuk Lenggok Media, mau izin ambil photo masjid Mas!” ucap ku

“Oh, silahkan, silahkan” jawabnya sambil tersenyum, mengulurkan tangannya ke arah masjid. Pertanda silahkan ambil photo sesuka hatimu. 

Aku segera berlalu dari hadapan dan mengambil photo masjid dari berbagai sudut. Kemudian aku kembali ke hotel.


Bersambung


Penulis : Arnita Adam

Editor : Nur Atika




Posting Komentar untuk "Keindahan Masjid Muhammad Cheng Hoo, Simbol Penyebaran Islam dari Tiongkok di Kota Batam"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.