Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ke Kamboja Saat Bencana Asap, Part 4

Travel ke Kamboja ditengah Bencana Asap

Part 4


Setelah sekian lama menunggu namun bus no.5 yang ditunggu-tunggu tak kunjung muncul.  Sudah 35 menit aku berdiri disitu bersama wanita yang tadi anak muda menitipkan aku kepadanya.  Aku berpikir kembali.   Akhirnya aku mendekati supir tuk-tuk yang berpenampilan kumuh itu.  Setelah  melakukan penawaran dari 60.000 Riel.   Aku sangat takut ditipu aku akhirnya menawar 25.000 Riel. (Hal itu aku lakukan untuk mendeteksi penipuan).

Lalu beliau berkata “Tidak bisa Kakak, kalau kakak mau 40.000 Riel ya” balasnya 

“30.000 Riel aja” ucapku tegas.  Akhirnya dia mengalah.  Kemudian beliau menyuruh aku naik tuk-tuk beliau.


Namun ternyata saudara-saudara, perjalanan menuju terminal terminal Express memang jauh,  sang supir tuk-tuk berpenampilan kumuh itu sama sekali tidak bermaksud menipu. Tapi akulah yang sungguh terlalu menawar begitu rendah karena takut ditipu.  


Sepanjang perjalan mataku selalu awas disisi kiri-kanan jalan, karena banyak sekali kuil-kuil yang dibagun dengan sangat Indah, dilapisi kuningan emas, menjadikan kuil-kuil tersebut terlihat mahal dan mewah.   Terasa seperti suasana di Bali, dimana setiap tempat dan bangunan terdapat banyak patung dan candi, bedanya Kalau di Bali banyak patung-patung Hindu mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil selalu dijumpai dimanapun, dari etalase di restoran hingga di jalanan.  


Nah kalau disini Banyak banget patung-patung Buddha-nya, trus  banyak kuil-kuil buat tempat ibadah dan bau dupa yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan. Sehingga tak terasa perjalanan sudah sampai ke tujuan. 


By, Deposite photos

(Gambar : Kuil dan tuk-tuk di Phnom Pehn)

Setelah sampai di terminal Mekong Express, supir itu tidak langsung meninggalkan ku melainkan menyakan tiket untuk ku, dan ternyata jawabannya semua tiket habis terjual (serasa mau menangis baper huhuhuuu, nasibku bakal gimana?)


Sungguh rasa hormatku terhadap supir tuk tuk ini bertambah, setelah dia menjelaskan kepadaku, bahwa dia akan membawaku ke terminal lain, (intinya dia tidak meninggalkan aku sendirian di terminal yang telah habis tiket itu.

Setelah menanyakan dimana terminal terdekat menuju Vietnam kepada agent travel, Sang supir tuk tuk memintaku naik kembali, akhirnya dia membawaku keteminal lain.  Setelah mendapatkan tiket dan tiket sydah berada ditangan ku, barulah aku membayar ongkos tuk-tuk itu.  Aku memberikan 40.000 Riel.  Sambil berkata “Tidak usah dikembalikan” “Terima kasih sister” jawabnya.  Dalam hati aku berkata” Maafkan aku karena sudah berprasangka buruk, karena takut ditipu, padahal 60.000 Riel itu sudah harga yang pantas untuk Perjalanan sejauh ini” 

Aku tersenyum dan melambaikan tangan padanya.  Dia membalas dengan senyuman dan lambaian tangan juga (Lagi-lagi aku lupa berswafoto dengannya, orang baik dinegeri asing yang dikirim Allah untuk menolongku)




Penulis : Arnita Adam

Editor : Nur Atika






Posting Komentar untuk "Ke Kamboja Saat Bencana Asap, Part 4"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.