Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Antara Waktu dan Takdir yang Bertemu

6 April 2021

Antara waktu dan takdir yang bertemu

oleh Restu Solihah


9.25

Sekilas kisah perjalanan dua manusia

Antara cahaya dengan ruang hampa

Yang sama-sama tertuju pada kolam harapan

Dan mendapati bahwa menebas takdir memang melelahkan


Roda berputar melintasi harap yang tercipta

Dihiasi dialog tanya jawab bagai wawancara 


"Nanti tanyakan saja apa yang menjadi kendala" 

Kunang-kunang siang membuka percakapan.

"Iya pak" 

Duh, dasar bangau. Jawabannya udah lebih dingin dari pada es kelapa.

Khemm.. Puasa.


Dialog berlanjut, dengan lelaki dewasa yang selalu memulainya.

Dan gadis kecil punya kata andalan sebagai jawaban "iya pak". Lihat, membosankan.


"Ini kayaknya rumahnya, tapi kok dikunci ya?"

Menatap bangunan petak yang tak ku ukur berapa luasnya.

'Mana saya tahu pak, kan kita datang barengan' 

dalam hati, mana berani ngomong langsung. Duh maaf pak.


"Coba bapak chat dulu"

tak terbalas

"Telpon deh"

Tak terjawab

Bertanya kepada tetangga.

zonk yang menjadi jawabannya.

Wuahhh.. Lemas kaki berat nafas, sepertinya ditakdirkan untuk pulang tanpa pertemuan.


10.25

Kita putuskan untuk mencari konter, dan berujung makan di lesehan ayam geprek.

Jangan ngiler, ini cuma kilas cerita bukan nawarin.


Siapa sangka ditengah menanti hidangan, ada secercah cahaya kembali memberi harapan.

"Kak Nur nelpon, katanya udah dijalan pulang. Jadi kita bisa jumpa hari ini"

'Horrayyy tak jadi pulang dengan kecewa' 

Dalam hati, tak mungkin terucap. Malu kali.


Sehabis makan tak langsung menuju sumbu cahaya.

Perjalanan berlanjut dengan dialog tentang dunia perkucingan, tentu seraya pergi membeli makanan nya.

Hehehe.. Absurd banget dah.


Kata dilan rindu itu berat, sikeee..

Menanti lebih berat, hiks.

Dibawah pohon mangga

Dikursi kayu yang tampak tua

Menunggu goresan cahaya yang tak tahu kapan tiba

Kita lanjutkan bercerita

Dan kucing menjadi kambing hitamnya.


Kucing : salah apa aku coba? udah dighibahin, ganti nama jadi kambing pula. Aishh..


"Kalau sekiranya lama, kita balik aja ya"

Oke, tadi lemas, sekarang mau pingsan.

Tadi tak jadi pulang, sekarang pulang beneran?

"Iya pak" 

Jawaban satu-satunya.

Andai kain tipis ini tak ada, lusuh betul aku punya muka.


"Itu ya? Oh iya itu kak Nur, alhamdulillah"

Kiyaaaaa... Tak jadi pulang... Yey yuhuu demi apa? Demi cintaaa kuu ok stop.


12. 30


Kurang lebih satu jam bertamu, berlanjut pamit menuju masjid.

Dan berakhir lah kemondar-mandiran dua manusia ini.

Meski harus pulang dibawah matahari yang sedang sangat terik.


Pak, perjalanan kita memiliki tujuan yang sama.

Pembedanya bapak sebagai pengarah dan saya yang buta arah.

Rangkaian sajak mungkin tak bisa mewakili pengalaman yang cukup mengundang tawa ini.

Ada harapan, keputus asaan, lelah, tawa dan puluhan cerita yang menjadi satu.


Pak.

Berkat mu aku tahu dimana beli makanan kucing yang murah, warung ayam geprek yang pedes nya gila, dan toko sepatu yang mahal tapi sesuai kualitas.


Point utama nya tahu dimana rumah orang hebat dengan sapaan 'Kak Nur' itu.

Walaupun cerita didominasi ketidakjelasan, tapi aku yakin ini pengalaman tak terlupakan.


Hari ini, 23 April 2021.

Puisi-puisi ku terpampang pada website yang baik hati menampung karya ku.

Tertawa kecil mengingat 4 jam yang dihabiskan di jalanan dan penantian dengan 1 jam pertemuan.

Dan kini menghasilkan sesuatu yang cukup memuaskan.


Terimakasih pada waktu yang memastikan kami menanti, dan takdir yang mempertemukan cahaya itu kepada kami.


-waktu akan terus berlalu, tapi yang menjadi takdir mu tak akan melewatimu-



Penulis : Restu Salihah





Posting Komentar untuk "Antara Waktu dan Takdir yang Bertemu"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.