Nyanyalang, Tradisi yang Masih Wangi di Cipang
Serangkaian Acara Tradisi Nyanyalang di Cipang
Gondang Baroguang adalah tradisi masyarakat yang ada di Rokan Hulu khususnya desa Cipang Kiri Hulu, kata Gondang Baroguang yaitu terdiri gondang atau gendang baroguang atau berogong yakni permainan alat musik tradisional berupa gendang dan gong dan juga talempong yang dimainkan sebagai pengiring silat.
Penampilan silat biasanya ditampilkan setelah arakan payung dari rumah datuk yang satu kerumah datuk yang lain. Didalamnya peserta arak payung ialah perwakilan dari masing-masing suku. Jika dalam acara berarak tidak terdapat seorang pun dari suatu suku maka suku itu terjerat hutang adat yang wajib dibayar.
Tak hanya itu, arak payung diselingi dengan pembacaan kitab yang berisikan tentang keesaan Allah dan nasehat-nasehat islami dipadukan dengan irama dan bahasa adat yang dilestarikan sejak dahulu kala.
Setelah tiba di rumah datuk yang dituju, di sanalah permainan talempong dan silat disuguhkan. Lalu setelahnya masuk kerumah dan menyantap hidangan yang telah disediakan sebelumnya diawali dengan pepatah adat kemudian penyampaian pituah-pituah oleh Datuk. Hidangan istimewa yaitu dihidangkan diatas dulang khusus untuk datuk.
Serangkaian acara ini disebut dengan Nyanyalang, yang terdiri dari Nyanyalang kociek atau kecil dan Nyanyalang Godang atau besar, bedanya nyanyalang kociek hanya dilakukan kumpul kecil-kecilan antar suku yang dilakukan tertutup atau tidak melibatkan orang banyak, dan Nyanyalang Godang ialah serangkaian acara di atas dan melibatkan masyarakat desa.
Acara ini diadakan saat momen lebaran, yang mana pada tanggal satu Syawal ialah masyarakat mengadakan sholat idul Fitri dan setelahnya berziarah ke makam, dengan maksud membersamai sanak famili yang telah berpulang di hari yang Fitri ini.
Sehari setelahnya dikhususkan untuk 'membayar hutang' bagi yang dicap telah melakukan pelanggaran adat. Barulah berturut-turut Nyanyalang kociek dan Nyanyalang Godang di laksanakan.
Tak hanya acara adat, beberapa permainan seperti panjat pinang, balap karung, pacu kelereng, parut kelapa dan lainnya yang dipandu oleh pemuda-pemudi desa. Hal ini membuat anak-anak semakin senang. Terlebih saat panjat pinang, anak-anak saling berebutan hendak mendahului yang mengundang tawa penontonnya.
Adapun suku yang mendiami desa antara lain, suku niliang, kandang kopuah, pitopang, pitopang basah dan lainnya.
Meski perubahan zaman dan pengaruh globalisasi namun masyarakat Cipang Kiri Hulu masih mempertahankan dan melestarikan tradisi dan adat istiadat yang mana juga sebagai tolok ukur yang berdampingan dengan hukum agama.
(Refniyati)
Posting Komentar untuk "Nyanyalang, Tradisi yang Masih Wangi di Cipang"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.