Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Izinkan Bumiku Bernafas

Penulis: Disnia Fitri Yanti
Editor: Andrimar

Yogyakarta, pukul 02.00 dini hari dan aku pun masih terjaga. Dirgantara malam hari yang sangat beringsang  bagaikan berdiri di bawah terik matahari di siang hari. Namaku Haza Syafira, penduduk pribumi dari kota pelajar. Kota pelajar merupakan sebutan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Tenggorokan yang kering dan sudah sangat haus ini seakan-akan membawa tubuhku untuk beranjak dari tempat tidur agar segera ke dapur dan mengambil air mineral yang ada di kulkas. Sembari duduk, perlahan kuteguk habis air yang segar, hingga tersadar bahwa aku telah menghabiskan sebotol air mineral ini. Lalu, aku kembali menuju tempat ternyamanku, kamar tidur. Setibanya di kamar tidur, aku termangu dan berpikir, "Mengapa dua pekan ini cuaca sangat panas, bahkan malam hari pun cuaca juga begitu beringsang".

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu dengan berselancar di media sosial. Ternyata sudah banyak berita yang tersebar luas di dunia maya yang membahas tentang Global Warming, ya, ini merupakan bahasa asing untuk menyebut pemanasan global. Terdapat salah satu web yang membahas secara rinci tentang berita ini, di dalamnya menjelaskan bahwa seluruh ilmuwan di dunia telah bekerja sama meneliti seputar global warming, penjelasannya seperti ini, pemanasan global (Global Warming) menurut Wikipedia.com adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sejenak, aku pun terdiam dengan perasaan yang campur aduk, jika pada saat ini penyebab dari pemanasan global sudah cukup banyak membuat efek kerusakan untuk penghuni di bumi, bagaimana untuk di masa yang akan datang, dan aku menemukan ternyata banyak hal penyebab pemanasan global ini, yaitu salah satunya efek rumah kaca.

Ketika sedang fokus membaca berita tersebut, tiba-tiba aku mendengar dari luar kamar, suara ibu memanggil namaku, terdengar cukup mengagetkan. ”Hazaaa, apakah ibu boleh masuk?” tanya ibu kepadaku. 

Lalu, aku bergegas membuka pintu kamar, dan menjawab “Boleh Bu…oh iya ada Bu?” "Kamu sudah tau belum, berita terkini yang membahas tentang pemanasan global?” tanya ibu kepadaku. 

“Sudah Bu, nah, kebetulan ini aku sedang membaca berita tentang hal tersebut Bu," ucapku. Dan ibu mengatakan sekaligus memberi amanat, "O, baiklah. Ibu keluar dulu, lanjutkan membacamu agar terus menambah pengetahuanmu terhadap perkembangan dunia ini, dan ibu berharap kamu jangan pernah bosan dalam hal membaca ya.”

“Baiklah, Bu.” Ucapku.

Setelah berbincang dengan ibu, dan usai sudah petualanganku di media sosial. Ternyata aku sudah begadang selama empat jam, hingga tak sadar bahwa pukul sudah menunjukkan 05.00 pagi. Terdengar suara azan subuh yang dikumandangkan oleh seorang muazin di masjid jaraknya yang cukup dekat dari rumahku. Aku segera bersiap-siap untuk melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid. Setibanya di masjid, ternyata masyarakat setempat sudah memasang pendingin ruang AC (Air Conditioner), seketika aku mengucapkan “Alhamdulillah, akhirnya salat kami bisa dengan khusyuk pada saat cuaca yang sedang panas ini.”

Setelah membaca berita di media sosial pada saat begadang, ternyata ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global ini. Menanam pohon sebanyak-banyaknya, sebab dengan menanam pohon yang banyak bisa membantu oksigen di bumi. Tidak hanya itu, mengurangi pemakaian listrik, dan membuang sampah pada tempatnya ternyata hal ini bisa membantu untuk meredakan Global Warming ini.

Semoga pemanasan global ini segera berakhir.

Disnia Fitri Yanti. Mahasiswa  Stkip Rokania, Semester 2, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Alumni dari SMA Negeri 1 Ujung Batu.




Posting Komentar untuk "Izinkan Bumiku Bernafas"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.