Kazoku Cake: UMKM Baru yang Tawarkan Dessert Rumahan Berkualitas dengan Harga Terjangkau

Kazoku Cake: UMKM Baru yang Tawarkan Dessert Rumahan Berkualitas dengan Harga Terjangkau

 

Laporan: Kayla Kaysarea Sabolak, Fakultas Ekonomi dan BIsnis, Universitas Andalas.

Dalam lima bulan terakhir, sebuah usaha kecil bernama Kazoku Cake yang bertempat di Simpang Cendana, Kecamatan Padang Selatan, hadir di tengah masyarakat dan mulai mencuri perhatian pecinta kue dan dessert. Dengan produk andalan brownies fudgy slice, garlic bread isi cream cheese, hingga aneka kukis, usaha ini tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menghadirkan pengalaman rasa yang manis dan hangat, layaknya kebersamaan keluarga. Di tengah maraknya kompetisi bisnis kue rumahan, Kazoku Cake berhasil menemukan tempatnya sendiri dengan mengedepankan kualitas rasa dan kehangatan pelayanan yang personal. Kehadirannya di Simpang Cendana memberikan alternatif baru bagi warga sekitar yang ingin menikmati kue berkualitas tanpa harus pergi jauh ke pusat kota.

Kazoku Cake berawal dari hobi sang pemilik yang sejak lama gemar membuat kue. "Awalnya aku cuma coba-coba bikin untuk keluarga dan teman, mereka ternyata suka banget, jadi aku memberanikan diri untuk jualan," jelas Keke, selaku owner Kazoku Cake. Keputusan untuk terjun ke dunia usaha ini bukan tanpa pertimbangan. Ia mengamati bahwa banyak orang mencari kue dengan rasa autentik dan tidak terlalu manis, sesuatu yang sulit ditemukan di pasaran. Dari situ, ia melihat peluang untuk menghadirkan produk yang berbeda. Modal awal yang digunakan pun relatif terjangkau, dimulai dari peralatan dapur yang sudah ada di rumah dan pembelian bahan baku secukupnya untuk produksi pertama.

Nama Kazoku sendiri diambil dari bahasa Jepang yang berarti keluarga. Filosofi ini menjadi dasar semangat usaha kecil ini: menghadirkan rasa nyaman, dekat, dan penuh kebahagiaan, seperti kehangatan dalam keluarga. "Aku ingin setiap orang yang beli kue dari Kazoku Cake nggak cuma kenyang, tapi juga merasa lebih baik dan bahagia. Makanya aku selalu usahakan kemasan dan pelayanan juga bikin mereka nyaman," tambah Keke dengan senyum.

Bagi pemiliknya, rasa yang ditawarkan Kazoku Cake bukan sekadar gula, cokelat, atau cream cheese. "Menurut aku rasanya seperti manis hangat, bukan cuma dari kuenya, tapi juga dari perasaan ketika orang makan dan merasa senang," ujarnya. Filosofi itu paling tergambar lewat menu brownies fudgy slice yang menjadi ciri khas sejak awal. Meski sempat kesulitan mencari resep yang pas, setelah berkali-kali mencoba dan bereksperimen dengan berbagai jenis cokelat dan takaran bahan, akhirnya tercipta tekstur brownies lembut, fudgy, dan kaya rasa cokelat yang kini jadi favorit pelanggan. Proses trial and error ini memakan waktu hampir dua bulan, namun hasilnya tidak mengecewakan. Bahkan beberapa pelanggan setia mengaku brownies Kazoku Cake sudah menjadi comfort food mereka saat butuh pelepas stres.

Perjalanan lima bulan pertama tidak berjalan mulus. "Aku pernah hampir menyerah, rasanya capek banget, tapi aku percaya kalau dijalani sungguh-sungguh pasti ada hasil. Dukungan keluarga dan orang terdekat bikin aku semangat lagi," katanya. Selain itu, ia juga menghadapi kendala dalam pengelolaan waktu antara produksi dan pemasaran, terutama saat pesanan mulai membludak di akhir pekan. Untuk mengatasi hal ini, ia mulai membuat sistem pre-order dan mengatur jadwal produksi yang lebih terstruktur.

Untuk promosi, ia memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp, serta mengandalkan cerita dari mulut ke mulut. Strategi sederhana itu ternyata cukup efektif memperluas jangkauan. Ia juga aktif membagikan konten behind the scenes proses pembuatan kue, yang membuat pelanggan merasa lebih dekat dan percaya dengan kualitas produk. "Aku suka sharing proses bikin kuenya, biar pelanggan tahu kalau semuanya dibuat dengan bahan yang baik dan higienis. Transparansi itu penting menurutku," ujarnya.

Respons positif pun datang dari pelanggan. Seorang pembeli mengaku, "Aku paling suka garlic bread dan bronisnya." Menurutnya, garlic bread-nya wangi banget, lembut tapi gurih, sedangkan brownies-nya benar-benar fudgy dan tidak terlalu manis. Harganya juga terjangkau sehingga sangat worth it untuk dibeli berulang kali. Bukan hanya soal rasa, pelayanan yang ramah dan responsif juga jadi nilai tambah yang membuat pelanggan merasa dihargai. "Owner-nya selalu fast respon kalau pesan lewat chat, kemasannya rapi, bahkan pernah dikasih kartu ucapan gratis waktu aku pesan untuk hadiah," tambahnya dengan antusias.

Ke depan, pemilik Kazoku Cake berharap bisa menambah variasi produk, membuka cabang kecil, hingga memiliki toko sendiri. Ia juga berencana untuk mengikuti bazar dan festival kuliner lokal agar lebih dikenal masyarakat luas. Mimpinya sederhana namun penuh makna: menghadirkan lebih banyak kebahagiaan lewat kue-kue buatannya, sekaligus membuka lapangan kerja untuk orang lain. Bagi yang ingin memulai usaha, Keke punya pesan khusus yang ia bagikan dengan penuh semangat. "Jangan terlalu banyak takut dulu, coba saja dari kecil karena kalau tidak dicoba, kita nggak akan pernah tahu hasilnya," ujarnya. Ia menekankan pentingnya terus belajar, sabar, percaya pada proses, dan tidak malu memulai dari nol

Kazoku Cake bukan sekadar toko kue, melainkan cerminan keberanian mengubah hobi menjadi peluang, serta wujud kehangatan keluarga yang dibagikan lewat setiap gigitan. Dengan brownies fudgy slice dan garlic bread yang mulai jadi favorit, UMKM ini masih terus belajar dan beradaptasi dalam perjalanan merintis usahanya. Meski baru lima bulan berdiri, semangat untuk terus berkembang dan menjaga kualitas tidak pernah pudar. Kisah Kazoku Cake mengingatkan bahwa setiap usaha besar dimulai dari langkah kecil, keberanian memulai, dan dedikasi untuk terus memberikan yang terbaik. Di tengah persaingan yang ketat, UMKM muda ini berusaha bertahan dengan identitasnya yang kuat: kehangatan, kualitas, dan cinta dalam setiap produk yang dihasilkan.

 

Informasi dan pemesanan:

Instagram: @kazoku_cake

WhatsApp: 0895-3513-44100