Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Buah Daripada Tekad



LenggokMedia.com--Segala sesuatu diawali dengan niat, dan kesungguhan adalah mula tercapainya sebuah keinginan serta kesuksesan.

Ahlakisman Ramli, siapa yang tak kenal dengan beliau di Ujung Batu tanah bolobih ini dan sekitarnya. Nama beliau kerap terpampang di berbagai kegiatan, baik itu di Kecamatan maupun Kabupaten hingga Ibu Kota Provinsi.

Ayah dari dua anak tersebut kelahiran Sei Talas, 1 Oktober 1973 ini merupakan seorang  guru di salah satu sekolah di Kecamatan Ujungbatu. Selain aktif pada kestrukturan sekolah beliau juga dikenal sebagai pendakwah di daerahnya, tergabung dalam IKMI Ujungbatu yang di gandrungi beberapa tokoh agama di Rokan Hulu membuatnya kerap disapa dengan panggilan Ustad. Disamping itu saat ini beliau turut aktif pada kepengurusan salah satu mesjid di Ujungbatu.

Di suatu siang, dalam sebuah perbicangan

berbagai arahan dan motivasi meluncur dari pengalaman hidup beliau.

Mulanya berkisah perihal pandemi saat ini, beliau menyayangkan akan berubahnya tatanan pembelajaran yang mana menimbulkan adanya pasang surut minat dan semangat belajar siswa.

Bicara semangat belajar, membuat beliau bernostalgia akan perjalanan semasa sekolahnya dahulu. Dari meninggalkan kampung kelahirannya, jatuh bangun dengan kakinya sendiri di tanah perantauan. Sempat dikira keluarganya meninggal karna tak adanya komunikasi selama bertahun-tahun.

Beliau menjelma menjadi rumput liar, yang mencoba hidup dimana pun tetap bertumbuh dan bertahan meski terinjak-injak.

Beliau berkisah tentang dirinya, seorang Kisman kecil yang hidup disebuah Dusun terpencil di Desa Cipang Kiri Hulu itu begitu haus akan belajar.

Di kampung, hanya ada sekolah dasar, setamat SD ia tak kehabisan akal untuk terus melanjutkan sekolah. 

Suatu hari terbersit keinginannya untuk menimba ilmu ke Kota Kecamatan melanjutkan ketingkat Madrasah Tsanawiyah yang mana telah ia cita-citakan.

Dengan berbekal kesungguhan dan restu orang tua, ia memulainya.

Pada masa itu, tak ada alat transportasi yang menghubungkan Desanya ke Kota Kecamatan, melainkan dengan berjalan kaki ke Desa yang satu kemudian menaiki perahu dayung di sungai Batang Rokan hingga ke kota Kecamatan, memakan biaya yang tak terbilang murah pada masanya.

"Jangankan untuk membayar sewa perahu, untuk makan saja susah," imbuhnya.

Bermodalkan keberanian jalan tersebut ditempuh berjalan kaki sehari lamanya, tibalah ia di Kota Kecamatan.  Perjuangan tak hanya sampai disitu, saat ia menimba ilmu di Mts ia diharuskan benar-benar menjadi lelaki yang tangguh. Sehari sekolah, sehari lagi mencangkul sawah, belajar adalah tujuan utamanya dan bekerja adalah penyambung hidupnya. Begitu ia lakukan beberapa tahun lamanya.

Setelah itu ke tingkat SLTA, perantauannya semakin melejit ke Ibu Kota Kabupaten lalu Kota  Provinsi, hingga kejenjang kuliah pun masih menjalani kehidupan yang demikian,  belajar adalah tujuan utamanya dan bekerja untuk menyambung hidupnya.

Beliau yang telah menyandang gelar master pendidikan tersebut, menempuh perjalanan pendidikan yang tak terbilang mulus.

Namun beliau selalu percaya, rencana-Nya lebih indah dari apa yang ia duga.

Semangat dan tekad kuat untuk hal-hal baik, akan terbayar indah walau menempuh  perjalanan yang cukup pelik. 

Penulis: Refniyati


Posting Komentar untuk "Buah Daripada Tekad"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.