Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tepak Layang Bagian dari Kehidupan Budaya Melayu

TEPAK LAYANG MASYARAKAT MELAYU DAERAH RAMBAH HILIR

LenggokMedia.com--Masyarakat Melayu di Rambah Hilir, Rokan Hulu mengenal Tepak Layang sebagai pembuka kata dalam bertamu ke rumah Datuk Adat (Kepala Suku Melayu tertentu). Karena adanya Tepak Layang ini, barulah Datuk Adat menerima tamu di dalam rumahnya. Tepak Layang diartikan (di masyarakat Melayu daerah Rambah Hilir), sebuah tepak yang berisi Daun Sirih, Buah Pinang, Kapur, Gambir, dan Tembakau yang bisa digunakan untuk bermacam-macam acara, seperti Bertamu, Pinangan, Pernikahan, Syukuran Kelahiran Anak, Pelantikan Datuk Adat, Pemberian Gelar Datuk Adat, dan Acara Upacara Adat Melayu khususnya. Karena orang melayu dikenal sopan santunnya dalam bertegur sapa di manapun berada. Orang melayu dikenal dengan peraturan adat yang kuat dan tak bisa diubah oleh hukum apapun. Setiap anak kemenakan melayu harus bisa membawa dan menjaga nama baik suku Melayu di manapun ia berada. 

Masyarakat Melayu biasa membuka Tepak Layang ini, ada tata cara yang tak boleh dilupakan. Pertama, Tepak Layang harus lengkap isi didalamnya, seperti daun sirih, buah pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Tepak Layang yang dibawa harus lengkap dan tak boleh ada satupun yang tertinggal di dalamnya. Jika ada yang kurang, maka Datuk adat akan tersinggung dan tak akan memakan sirihnya dan dianggap juga kurang sopan. Dalam Tepak Layang itu, daun sirih diletakkan tempat khusus dan daun sirih harus sama dan tak boleh berbeda, buah pinang juga diletakkan terpisah dan disamping daun sirih, dan kapur, gambir dan tembakau harus diletakkan dalam sebuah Copuk Tumagu (sebuah tempat khusus yang berlapis emas atau kuningan).

Kedua, Tepak Layang harus dibungkus dengan kain hitam polos dan tak ada motif apapun. Tepak Layang dibungkus dengan cara menutup seluruhnya. Sebelum dihadapkan ke Datuk adat, Tepak Layang diserahkan oleh pembawa atau tamu yang datang. Pembawa tepak layang harus berpantun, bersalaman dan menyampaikan niat dan tujuan datang bertamu. Setelah itu, baru diizinkan Datuk adat membuka Tepak Layang itu dan Datuk adat akan mengambil daun sirih dan mencapurkannya dengan, kapur, gambir dan tembakau lalu memakannya atau memakan buah pinang saja.


Menurut http://resammelayu.blogspot.com/2008/08/arti-tepak-sirih  juga memiliki arti dan maksud tertentu secara ringkasnya, yaitu:

DAUN SIRIH : Memberi arti sifat yang merendah diri dan sentiasa memuliakan orang lain, sedangkan dirinya sendiri adalah bersifat pemberi.

KAPUR : Melambangkan hati seseorang yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan tertentu yang memaksanya ia akan berubah lebih agresif dan marah.

GAMBIR : Dengan sifatnya yang kelat kepahit-pahitan memberikan arti ketabahan dan keuletan hati.

BUAH PINANG : Digambarkan sebagai lambang keturunan orang yang baik budi pekerti, tinggi darjatnya serta jujur. Bersedia melakukan sesuatu perkara dengan hati terbuka dan bersungguh-sungguh.

TEMBAKAU : Melambangkan seseorang yang berhati tabah dan sedia berkorban dalam segala hal.

Saat ini tugas bagi generasi penurus suku melayu di masa depan, ialah harus menjaga dengan baik adat dan tata cara menggunakan Tepak Layang. Dan juga bukan Tepak Layang yang harus dijaga, semua adat istiadat perlu dijaga dan dipelajari oleh generasi selanjutnya. TAKKAN HILANG MELAYU DI BUMI, BUMI BERTUAH NEGERI BERADAT pepatah petitih dari HANG TUAH.


Oleh Reski Alfajri.

Posting Komentar untuk "Tepak Layang Bagian dari Kehidupan Budaya Melayu"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.