Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Meski Viral, Tetap Pakai Akal


 Jajanan Viral


Belakangan orang-orang heboh dengan jajanan anak-anak berhadiah. Lalu di sisi lain ada pula yang berpendapat sudah masuk kepada judi. Ada benarnya. Namun tentunya tidak serta merta menjadi ajang judi,  jika niatnya sesuai. Perlu diingat niat bukanlah yg terucap di lidah tapi yg dilakukan oleh perbuatan. Maka lihatlah perbuatan kita ketika membeli jajanan tersebut, seperti:

1. Ada yang membeli sekadar jajan sebungkus dua, dan tidak terobsesi pada hadiah di dalamnya,

2. Ada yang membeli banyak, berdus-dus, dibuka dan menumpuk makanannya, dan hanya mencari hadiah, bahkan ada yang membeli kembali karena belum dapat hadiah,

3. Ada yang membeli karena tergoda oleh postingan seseorang (penjual) yang menunjukkan hadiah ratusan ribu plus caption "hanya beli beberapa bungkus saja".


Ketiga contoh di atas memiliki perbedaan makna.

Contoh pertama merupakan sikap yang biasa-biasa saja dan tidak termasuk judi. Sekiranya dia dapat, hanyalah sebatas hadiah.

Contoh kedua condong kepada perjudian karena mencari peruntungan (mengundi nasib), serta tindakan yang sia-sia, keduanya dibenci Allah,

Sedangkan contoh ketiga cenderung pada penipuan yang dilakukan pedagang. Banyak terlihat postingan dengan gambar sama, artinya tidak tahu sumber gambar tersebut dari mana, serta siapa yg sudah mendapatkan hadiah sebanyak itu. Lalu para pedagang me-repost dalam statusnya, artinya pedagang tersebut penipu dan hasil penipuan termasuk yang dilaknat.


Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Jangan menyesal jika kelak anak kita menjadi penjudi, peminum khomar, jika dari kecil dididik pada hal yang dilaknat Allah. 

---------------

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS Al-Maidah: 90).

---------------

Jikalah hati mau jujur, lihatlah sudah berapa banyak jajanan itu ditumpuk di toples, penuh, dan tak tahu siapa dan kapan akan memakannya. Bukankah itu sia-sia?

Hati manusia jika memperturutkan hawa nafsu akan semakin keras, hingga susah menerima kebaikan. Acapkali kita mencari pembenaran atas apa yg kita lakukan, "Saya kan hanya jualan, dimakan atau tidak bukan urusan saya". Barangkali ada kita yang berpendapat demikian.

"Allah mengutuk minuman keras, peminumnya, pemberi minum (orang lain), penjualnya, pemerasnya, pengantarnya, yang diantar kepadanya, dan yang memakan harganya". Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Hakim, melalui sahabat Nabi Ibnu Umar.

Pun berlaku pada hal yang berasosiasi dengan hadist tersebut. Semisal pedagang yang berniat pada penipuan ataupun yang mengarahkan pada peruntungan (mengundi nasib).

---------------

Ahh, kan hanya makanan kecil, tak apalah sekadar hiburan.

Begitu setan mempermainkan hati kita dengan berbisik dan dari segala penjuru.

"Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Shaad:83).

Semoga saya, Anda, dan kita semua jauh dari segala kemusyrikan dan kebathilan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata.

Wallahua'lam.


Andrimar AR 

Gerlong, 18.12.2020




Posting Komentar untuk "Meski Viral, Tetap Pakai Akal"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.