Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung "Tangisan Cinta" Episode 6



Dokter menyuruh Laura untuk melepaskan pelukannya dari Siddarth, Dokter ingin membawa mayat Siddarth keruang jenazah. 


"Siddarth, Siddarth.." tangis Laura terisak dengan terduduk dilantai. 


Ternyata Laura hanya sedang bermimpi, Laura sampai menangis saking dia takut jika mimpinya menjadi nyata. 


Laura berjalan ke arah ruangan Siddarth sambil menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilangan Siddarth.


"Sidd, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu, jadi aku mohon, kamu jangan pergi tinggalkan aku" tangis Laura sambil memandang Siddarth yang masih belum sadar dari jendela. 


***

Paginya, Arif memukul meja makan di saat Fera dan Adjie sedang sarapan pagi bersama. 


"Ada apa ini? Kenapa kamu pagi-pagi gini sudah datang ke rumah papa? Apa kamu ada kabar soal Siddarth?" tanya Adjie yang sedang memenangkan Arif yang emosi. 


"Aku kemari memang membawa kabar tentang Siddarth dan aku juga mau papa merestui hubungan Siddarth dan Laura! Jika papa tidak mau, maka papa harus siap keluar dari rumah ini, karena rumah ini adalah milik almarhumah mama dan mama sudah mewariskan rumah ini padaku!" jawab Arif ketus


Adjie langsung terdiam sambil menatap Fera yang juga  sedang menatapnya. 


"Aku tunggu, jawaban dari papa sore ini! Sudah! Aku hanya mau mengatakan itu, saja. Lagian aku malas lama-lama di sini, soalnya enek lihat pelakor!" ucap Arif ketus sambil melihat sinis pada Fera. 


Fera terlihat sangat kesal atas ucapan Arif, tetapi yang terpenting baginya sekarang adalah dia harus membujuk Adjie agar mau menikahkan Siddarth dan Laura, sebab dia tidak mau keluar dari semua kemewahan ini. 


Adjie akhirnya memutuskan untuk menyetujui hubungan Siddarth dan Laura, serta dia bersedia untuk menikahkan mereka. 


***

Tiara bertemu dengan Laura, di saat dia sedang di rumah sakit untuk melihat kondisi Siddarth. 


Tiara tersenyum ke arah Laura, dia pun ingin mendengarkan rekaman percakapan dia dengan Siddarth, yang isi percapakan itu, Siddarth mengatakan jika dia mendekati Laura hanya untuk balas dendam dan menghancurkan hidupnya Cruz. 


Namun sayangnya, sebelum Laura mendengarkan rekaman itu, Arif keburu datang dan langsung merampas hp Tiara. 


Tiara dan Laura kaget akan kedatangan Arif yang tiba-tiba. Arif tersenyum pada Laura, lalu Arif menyuruh Laura untuk masuk ke ruangan Siddarth, sedangkan dia langsung menarik Tiara pergi dari situ.


***

Laura merasakan jika ada sesuatu yang sedang Arif tutupi darinya dan dia juga penasaran akan rekaman suara yang akan Tiara dengarkan padanya. 


Siddarth akhirnya sadar,setelah sekian lama dia tidak sadarkan diri. Laura tersenyum lalu berlari ke tempat tidur Siddarth. 


"Ya, Sidd. Ada apa? Kenapa kamu bisa seperti ini, apa kamu ingin membuatku menangis dengan melihat kondisi kamu seperti ini, haaa!" tanya Laura menangis dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Siddarth.


"Maaf, kamu siapa? Kenapa saya ada di sini?" tanya Siddarth dengan lemahnya pada Laura. 


Tubuh Laura langsung gemetar mendengar ucapan Siddarth padanya, Sehingga membuat air matanya jatuh membasahi pipinya.


"Sidd, ini aku, aku Laura, wanita yang sangat kamu cintai, begitupun aku yang juga sangat mencintaimu, kamu sekarang sedang berada di rumah sakit, kamu baru saja mengalami kecelakaan," jawab Laura menangis.


Siddarth tidak bisa mengingat apapun, di saat dia mencoba mengingat sesuatu, kepalanya terasa sangat sakit. 


***

Romeo sudah tidak tahan lagi, dia sudah lelah dengan semua ini, bahkan di hari ulang tahunnya pun, dia sama sekali tidak bahagia bahkan di permalukan oleh Laura, gadis yang sangat dia cintai di depan semua orang pada malam ulangtahunnya. 


"Apa gunanya lagi aku hidup, lebih baik aku mati! Bahkan Maira pun yang aku harap mengucapkan selamat ulang tahun padaku, ternyata dia tidak mengucapkan atau menyiapkan sesuatu untukku, jadi untuk apa gunanya aku hidup! Lebih baik aku mati saja!" tangis Romeo yang sedang berdiri di bibir jurang.


Romeo melihat fotonya bersama Laura untuk yang terakhir kalinya, sebelum dia mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jurang yang sangat tinggi bahkan jika jatuh langsung di sambut oleh sungai. 


"Selamat tinggal Mama, Laura, dan selamat tinggal Maira, aku sangat mencintai kalian!" ucap Romeo menangis.


Ketika Romeo akan melompat tiba-tiba saja dia mendengar suara tembakan pistol yang sangat kuat dari sebrang jurang. 


" Suara apa itu?" tanya Romeo bingung. 


Ternyata di sebrang jurang, Arif sedang mengancam Tiara yang berniat akan menghancurkan rencananya dengan Siddarth.


***

Tiara menangis ketakutan ketika Arif menembakkan pistolnya ke langit. Tiara berteriak histeris di saat mengarahkan pistol ke arah Tiara. 


"Stop! Sudah! Cukup!, iya aku gak akan macam-macam lagi, bahkan aku akan pergi dari kehidupan Siddarth selamanya, tetapi aku mohon lepaskan aku, jangan lakukan apapun pada aku, aku mohon bang!" teriak Tiara menangis.


"Baik, saya tidak akan berbuat apapun pada kamu, asalkan kamu mau menikah dengan Cruz, tetapi jika kamu menolaknya, kamu tau sendiri apa yang akan saya lakukan padamu!" ucap Arif tersenyum jahat sambil memegang dagu Tiara lalu menghempaskan tangannya dari dagu Tiara.


Mau tidak mau, Tiara terpaksa mengikuti perintah Arif, tetapi Arif tidak bodoh, dia sudah menyiapkan surat perjanjian yang isinya, jika Tiara tidak mau menepati janjinya ataupun menggangu kehidupan Siddarth, maka seluruh harta keluarga Tiara menjadi hak milik Arif. 

"Tidak, aku tidak mau pakai surat perjanjian seperti ini, apalagi isinya seperti itu, tidak, aku tidak mau!" bentak Tiara pada Arif. 


Semuanya mudah bagi Arif, jika Tiara tidak mau, dia tinggal memompa pistolnya dan membunuh Tiara sekarang juga.


Lagi-lagi Tiara kalah dari Arif, dia terpaksa menandatangani surat perjanjian itu. 


"Nah, gitu dong, itu baru namanya anak pinter, eh adik ipar" ucap Arif tersenyum jahat ke arah Tiara. 


***

Suster masuk ruangan Siddarth untuk memberikan makan siang padanya, Laura mengatakan pada suster jika dia saja yang memberikan Siddarth makan. 


Setelah suster keluar dari ruangan Siddarth, Laura langsung menyuapi Siddarth dengan penuh kasih sayang. 


"Kenapa aku seakan sangat dekat ya, dengan gadis ini, apa mungkin benar yang dia katakan, jika kami saling mencintai," ucap Siddarth dalam hatinya sambil makan, makanan yang di suapi Laura. 


"Nah, sekarang waktunya kamu minum obat dan setelah minum obat, kamu harus beristirahat agar kamu cepat pulih dan segera mengingat aku lagi!" ucap Laura tersenyum sembari memberikan Siddarth obat. 


Tak lama kemudian Siddarth pun tertidur pulas, Laura menyelimuti Siddarth lalu mencium kening Siddarth dengan penuh harap, agar Siddarth bisa kembali pulih dan mengingatnya kembali. 


***

Ternyata Cruz sudah datang ke Indonesia lagi, sebab dia cemas pada kondisi Siddarth. Itulah yang membuatnya pulang kembali ke Indonesia. 


Cruz langsung teringat akan Laura saat dia menginjakkan kakinya lagi di Indonesia.


"Laura, kamu apa kabar? Apa kamu masih benci padaku? Aku ingin kamu tahu, jika sampai saat ini, aku masih sangat mencintaimu dan itu, tidak akan pernah berubah sampai kapanpun!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya yang membasahi pipinya.


Cruz berharap jika Laura selalu bahagia, meski bukan bersamanya, sebab mencintai adalah sebuah pengorbanan untuk melihat orang yang kita cintai bahagia meskipun bukan dengan kita. 


***

Sorenya, Laura menyuapi Siddarth makan, sebab sudah saatnya dia untuk minum obat, dengan kelembutan dan kasih sayang Laura menyuapi Siddarth makan.


"Kamu, harus banyak makan dan minum obat dengan teratur agar kamu bisa cepat sembuh dan bisa mengingatku kembali!" ucap Laura tersenyum sembari menyuapi Siddarth makan. 


"Ya, tuhan. Kenapa jantungku berdetak kencang saat sedekat ini dengan gadis ini, apa jangan-jangan benar, jika aku memang memiliki hubungan spesial dengannya?" tanya Siddarth bingung dalam hatinya.


***

Di luar ruangan Siddarth, Cruz sedang memperbaiki jaketnya lalu memegang pegangan pintu, cruz membuka pintu ruangan Siddarth dan melangkahkan kaki ke ruangan Siddarth di rawat. 


Sedangkan di dalam ruangan Siddarth, Siddarth sedang bersama Laura dan Laura juga sedang menyuapi Siddarth makan. 


" BERSAMBUNG "

Penulis : Hazman Arif


Posting Komentar untuk "Cerbung "Tangisan Cinta" Episode 6"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.