Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Rekam Jejak Lenggok Backpacker, Bagian 2

Rekam Jejak Trip backpacker Lenggok Media ke Sumatra Barat Awal Tahun Baru dan masa Covid-19  

(Bagian 2)



(Gambar : Pemandangan Alam Sumatra Barat) 



Perjalanan menuju Padang dengan sepeda motor harus mempunyai tekad yang kuat dan keahlian yang memadai, karena banyak sekali tikungan tajam dan tanjakan serta turunan jalan curam. Jadi perlu ekstra hati-hati.

Saat melewati Lembah Anai kami mulai deg-degan karena ada peristiwa hal,  Nita dibonceng Ferry, kami selalu berada posisi paling depan,  Jadi kami adalah Perintis jalan untuk teman-teman yang lain, karena Ferry adalah leader dari perjalanan ini, sedangkan Nita cuma buat berita aja, hehehe.

Keletihan sepanjang jalan terbayar  ketika kami melewati Lembah Anai, melihat air terjun dari ketinggian  35 meter itu, mampu menepis semua kepenatan selama perjalanan.

(Gambar : Air Terjun Lembah Anai)

Pemandangan alam yang diciptakan tuhan mampu menghipnotis mata untuk merasakan keindahannya.

Puas   melihat air yang jatuh dari ketinggian menuju ke bawah, dijembatan tepat di hadapan air terjun Lembah Anai, di situ juga banyak orang yang singgah untuk menikmati keindahannya.  

(Gambar : Tempat wisata di kawasan Lembah Anai terlihat sunyi, karena ditutup untuk para wisatawan)

Tiba di kota Padang kami segera menuju rumah makan, berhubung hari Jum’at, Ferry, Tuana, Ryan, Rezky dan Iqbal mau sholat Jum’at. Jadi kami menuju mesjid.

Nita, Nia dan Era kami menunggu mereka sholat Jum’at di depan mesjid Nurul Iman

(Gambar : Nita, Nia dan Era di depan Mesjid Nurul Iman) 


Setelah selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan Mandeh.  Petualangan dimulai, ternyata instruksi gubernur menutup semua area wisata di Sumatra Barat bukan isapan jempol. 

Setiap simpang di jaga ketat oleh polisi, setiap pengunjung yang mau masuk diminta untuk pulang kembali.  

Mendekati simpang ke pulau Persumpahan, kami berhenti,  Ferry  mulai menelpon pihak agent pariwisata yang akan membawa kami ke pulau Persumpahan.



(Gambar : Singgah untuk diperjalanan menelpon Agent)

“Assalamualaikum Uni, ini Ferry. Gimana cara masuknya uni.  Simpang di jaga polisi. Bisa uni jemput kami?” 

Setelah mendapat jawaban dari agent tersebut. Ternyata beliau tidak bisa memberi alternatif buat kami.  

Artinya, plan A gagal.  Kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan Mandeh. Dalam perjalanan hujan turun, lengkap sudah petualangan yang butuh kesabaran ini.  Nita semakin salut pada tim ini, tak satupun yang mengeluh, meskipun gagal masuk pulau Persumpahan. 

Ketika masuk kawasan Mandeh hari sudah menunjukkan pukul 4 sore. 

Ferry segera menghentikan motornya, ketika melihat seorang ibu berjalan kaki di pinggir jalan 

“Assalamualaikum Etek, Lai bisa masuk kawasan Mandeh, nio masuk pulau?”

“Lai, masuklah”

“Ado polisi Ndak, Tek?”

“Kalau lah jam kini, polisi lah balik, masuk ajolah” jawab ibu itu

“Makasih Etek” 

Kami gembira sekali ternyata perjuangan kami tidak sia-sia.  

Itulah hikmah dibalik hujan yang diturunkan Allah, polisi-polisi yang ditugaskan sudah pulang. 

Akhirnya kami tiba di pelabuhan kawasan Mandeh, disana ada agent yang menunggu pendatang menuju pulau. Setelah negosiasi berjalan dengan apik akhirnya kami akan melanjutkan perjalanan menuju pulau dengan menaiki boat.



Bersambung…


Penulis : Arnita Adam

Editor : Nuratika






Posting Komentar untuk "Rekam Jejak Lenggok Backpacker, Bagian 2"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.