Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung_"Tangisan Cinta" Episode 8

Episode 8


Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif. 


"Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara. 


***

Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melepaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.


Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya. 


Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.


Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.


Setelah Nunu pergi dan prosesi pemakaman selesai, Laura datang untuk melihat sahabatnya yang sudah tiada. 


Tangan Laura gemetar saat menaburkan bunga di atas makam Romeo. Dia masih belum bisa percaya jika kini, sahabatnya sudah tiada. 


"Hmm, Meo. Kenapa kamu begitu cepat meninggalkanku, haa, bukankah kamu pernah berjanji akan selalu menjagaku, tetapi lihatlah sekarang, sekarang kamu pergi meninggalkanku!" tangis Laura terisak. 


Tanpa Laura sadari ternyata Arwah Romeo hadir, Romeo tersenyum ke arah Laura seraya melambaikan tangannya pada Laura. 


"Selamat tinggal Laura, aku akan sampaikan pada Tuhan. Untuk segera mengembalikan semua ingatan Siddarth tentangmu, agar tidak ada lagi kesedihan dalam hidupmu, aku ikhlas, jika aku tidak bisa memilikimu, aku sadar jika kamu akan bahagia bersama Siddarth!" ucap Romeo tersenyum lalu menghilang.


Tak lama kemudian Laura pergi dari makam Romeo, sesampainya di mobil, dia langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat Siddarth, apakah dia sudah bangun atau belum. 


Di perjalanan kerumah sakit, tanpa sengaja Laura melihat Tiara menangis di tepi jalanan yang sangat ramai. 


"Astagafirullah alazim, itukan, Tiara. Kenapa dia ada di tepi jalan dan menangis pula? Aku harus menemuinya untuk bertanya apa yang sedang terjadi!" ucap Laura sambil menepikan mobilnya. 


Laura keluar dari mobil lalu menghampiri Tiara yang sedang menangis.


Tiara langsung memeluk Laura dengan penuh tangisan, Laura semakin heran, kenapa dia begitu terpukul hingga tidak berhenti menangis.


"Haa, aku sudah kotor, aku hina, haa!" tangis Tiara di pelukan Laura. 


Laura melepaskan diri dari pelukan Tiara untuk bertanya maksud dari perkataannya tadi. 


Tiara mengatakan jika semalam dia di jebak oleh Cruz, hingga dia mabuk lalu dibawa ke hotel.


Laura sangat kaget mendengar perkataan Tiara, Laura tidak menyangka jika Cruz sebejat itu.


"Ha, aku tahu kenapa kamu berekspresi seperti itu, karena pasti kamu tidak percaya kan? Dengan semua ceritaku, hmm, sekarang kamu ikut aku! Aku akan berikan bukti padamu!" ucap Tiara sambil mengajak Laura ke hotel. 


***

Sudah lama rasanya Siddarth tidak menghirup udara segar, dengan menggunakan kursi roda, dia pergi ke taman rumah sakit untuk melepaskan kejenuhannya pada ruangan sempit yang selama ini, sudah mengurung dirinya. 


Untuk menghibur diri, Siddarth bernyanyi, suara merdu Siddarth terdengar oleh Arif abangnya yang saat itu sedang memperhatikannya dari sudut taman. 


Arif sangat bahagia melihat adiknya sudah bisa tersenyum kembali, kini, dia hanya perlu merubah rencana yaitu dia tidak jadi menyuruh Siddarth untuk menyakiti hati Laura, dia ingin Laura terus bersama Siddarth karena Arif tahu, ada cinta di antara mereka. 


"Kamu tenang saja dek, Abang akan melakukan apa pun untuk kebahagiaan kamu!" ucap Arif tersenyum melihat adiknya yang sangat bahagia.


Arif hampir lupa, jika harus ada sesuatu yang sangat penting untuk dia lakukan, setelah sadar jika dia harus melakukan sesuatu yang sangat penting itu, dia langsung pergi dari taman. 


Saat hendak masuk mobil, langkahnya terhenti saat melihat Cruz bersama Maira sedang membawa ibu Romeo yang pingsan masuk ke rumah sakit.


Arif langsung terpikir sebuah ide yang pas untuk melaksanakan rencananya dengan Tiara.


Arif melangkahkan kaki keluar mobil untuk masuk kembali ke rumah sakit.


***

Setelah Nunu masuk ruang UGD, Cruz memeluk Maira untuk menenangkannya dan mengatakan jika semuanya pasti akan baik-baik saja.


Sayangnya pukulan Arif langsung mengenai wajahnya. Cruz dan Maira kaget melihat Arif memukul Cruz tanpa sebab. 


"Abang malu, Abang  malu memiliki adik bejat seperti kamu Cruz, kamu sudah menjebak Tiara hingga dia stres berat usai kamu nodai semalam! Eh, sekarang kamu malah enak-enakan pelukan dengan wanita lain, dimana hati nurani kamu!" teriak Arif pada Cruz. 


Maira kaget mendengar perkataan Arif, Cruz berusaha menjelaskan kalau semua itu, tidaklah benar, Cruz juga menambahkan jika dirinya saja kaget melihat dia tiba-tiba saja ada di sebuah kamar hotel bersama Tiara.


Cruz yang merasa muak dan tertekan mendengar perkataan Arif, langsung mengatakan jika yang jahat itu, adalah adiknya Arif, yaitu Siddarth. Karena dia telah tega menghasut dirinya agar mau meninggalkan Laura, wanita yang sangat dia cintai dengan mengatakan jika Laura di ancam akan dibunuh oleh Puji mantannya jika mereka tetap berhubungan.


Ternyata ketika Cruz sedang mengatakan hal tersebut, Laura beserta Tiara ada di sana. Mereka baru saja sampai di rumah sakit untuk menemui Arif.


Laura kaget mendengar ucapan Cruz pada Arif, dengan air mata di pipinya, dia menghampiri Arif untuk bertanya apakah yang barusan dia dengar itu, benar atau tidak. 


Arif terlihat kebingungan akan menjawab apa pada Laura, tetapi dokter datang membawa kabar bahwasanya Nunu meninggal dunia karena serangan jantung. 


Maira terduduk di lantai usai mendengar perkataan dokter, Maira merasa bersalah atas kematian Nunu. Sebab Nunu jatuh pingsan setelah melihatnya datang ke pemakaman Romeo. 


Cruz mendekati Maira untuk menenangkan dirinya agar tidak menyalahkan diri atas kematian Nunu. 


Seketika semua orang yang ada disitu lupa pada permasalahan yang sedang mereka bahas, termasuk Laura yang lupa untuk menanyakan jawaban Arif atas pertanyaannya tadi. 


***

Sorenya, setelah pemakaman Nunu. Laura kembali teringat jika dirinya harus menemui Arif untuk mendengarkan langsung jawabannya atas pertanyaannya tadi. 


Di perjalanan ke rumah Arif, tiba-tiba saja ada banyak motor yang menghadang jalannya, terpaksa Laura beserta supir taxi keluar mobil. 


Belum sempat Laura bertanya pada orang-orang tersebut, dia sudah lebih dulu pingsan.


***

Di tengah malam yang sangat gelap, Maira menangis karena dirinya telah menyebabkan Nunu meninggal, serta dia juga masih belum bisa percaya jika Romeo telah tiada.


Maira memang sangat terguncang jiwanya, yoerlitta tidak tega melihat anaknya masih menangis di saat semua orang sudah terlelap tidur. 


Yoerlitta tidak mau anaknya terganggu jiwanya lagi seperti dulu, oleh karena itu, dia memutuskan untuk Membawa Maira pindah ke luar Negeri agar Maira bisa tenang dan melupakan semua masalahnya.


***

Keesokan paginya, Mentari pagi sudah menembus wajah Laura. Laura heran kenapa dia tiba-tiba saja sudah ada di rumah Arif, Laura seakan lupa atas kejadian yang terjadi kemarin.


Dengan penuh senyuman Siddarth yang ditemani Arif, melihat kondisi Laura dan bertanya apakah dia sudah membaik usai pingsan saat pemakaman Romeo. 


"Jadi, aku pingsan karena melihat Romeo di makamkan?" tanya Laura pada Arif dan Siddarth. 


"Iya, Bang Arif sudah menjelaskan padaku jika kita memang memiliki hubungan spesial dan dia juga sudah memperlihatkan padaku semua foto-foto kita yang ada di hp ku, maaf ya aku masih belum bisa untuk mengingat apapun tentangmu, tetapi yang pasti aku tahu jika kamu adalah orang yang sangat aku cintai dan aku juga akan berusaha untuk mengingatmu kembali!" ucap Siddarth tersenyum pada Laura. 


Arif tidak mau mengganggu kemesraan mereka, oleh karena itu, Arif pergi dari kamar Siddarth.


Siddarth mengarahkan kursi rodanya ke arah kasur tempat Laura berbaring, Siddarth kemudian membacakan sebuah puisi untuk Laura.


     MERINDU DIRIMU YANG DULU

Warna warni dalam hidupku.........

Kini berubah menjadi hitam kelam......

Karena cinta yang tidak bisa kumiliki,

Karena rindu yang tidak bisa dibendung......


Dan karena air mata yang tidak bisa kutahan.......

Cinta.........

Kenapa kau singgah dihati ini? 

kalau hanya untuk membawa luka dihati ini !


Seharusnya kamu seperti hujan.....

Datang dan pergi memberikan kabar

Bukannya datang lalu pergi tanpa kabar.........


Oh ya .....

Apa kabar dirimu yang dulu?

Apakah dia kembali lagi untukku?

Atau dia sudah mati dan menjelma menjadi orang yang paling jauh dariku...........


Dimana kamu yang dulu? ,kamu yang selalu ada untukku, Kamu yang selalu sedih jika aku tidak memberikan kabar.......


Tapi aku sungguh bodoh.......

Mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali lagi........

Yaitu dirimu yang takut kehilanganku.....


Laura langsung menangis usai mendengar Siddarth membacakan puisi yang pernah Romeo kirim padanya setelah dia di sakiti oleh Cruz.


Siddarth sengaja membacakan puisi tersebut untuk Laura, agar Laura sadar jika dia tidak boleh larut dalam kesedihannya, sebab Romeo merindukannya bukan ingin melihatnya menangis. 


"Sudah! Kamu jangan sedih lagi, sebagai gantinya, ini, aku sudah belikan kamu buku puisi terbaru dan ter favorit saat ini, bukunya berjudul SEJUTA PUISI CINTA ROMEO karya Hazman Arif, di buku tersebut banyak sekali puisi yang mampu menggambarkan perasaan kita, mulai dari sedih, bahagia, kehidupan hingga jatuh cinta, aku tahu kamu sangat menyukai puisi jadi karena itu, aku membelikan kamu buku puisi ini, dan judulnya pun ada nama Romeo nya jadikan kamu serasa dibacakan puisi oleh Romeo saat membaca buku ini!" ucap Siddarth tersenyum sembari memberikan buku puisi pada Laura. 


Laura tersenyum lalu memeluk Siddarth, karena dia akan bisa selalu merasakan Romeo ada di sisinya saat membaca buku puisi tersebut karena memang Romeo sangat suka menulis puisi. 


"Hm, sayang terimakasih ya, oh ya, kapan sih kamu membeli buku ini untukku? Dan dimana kamu membeli buku ini? " tanya Laura tersenyum sambil menatap Siddarth


"Seminggu yang lalu aku PO buku itu,  kebetulan baru sampai hari ini, hmm, aku PO langsung ke penulisnya melalui whatsapp ke nomornya 082283196580, emangnya kenapa kamu tanya seperti itu?" tanya Siddarth tersenyum pada Laura. 


"Aku hanya ingin memberitahukan pada pembaca setia Lenggok Media untuk membeli buku ini, juga agar bisa samaan denganku karena bukunya sangat bagus hingga membuat kita ikut larut dalam setiap untaian puisinya serta souvenirnya pun, juga keren-keren!" jawab Laura tersenyum.


***

Malamnya Arif bersama Siddarth dan Laura pergi ke rumah Adjie untuk meminta kembali restu kepada Adjie dan Fera agar Laura bisa menikah dengan Siddarth. 


Alhamdulillahnya Adjie maupun Fera akhirnya memberikan restunya pada mereka. 


Ketika mereka sedang berbahagia atas direstuinya hubungan Laura dan Siddarth, Cruz yang akan turun ke bawah tiba-tiba saja terhenti langkahnya saat mendengar orangtuanya merestui Laura dan Siddarth menikah. 


"BERSAMBUNG "


Penulis : Hazman Arif





Posting Komentar untuk "Cerbung_"Tangisan Cinta" Episode 8"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.