Penerbangan Pertama di Masa New Normal
Penerbangan pertamaku dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Masa New Normal
Ini adalah pertama kalinya aku terbang dengan pesawat, setelah Covid-19 melanda dunia. Suasana Bandara juga terlihat tidak seramai dulu.
Dokumen yang perlu disiapkan untuk penerbangan domestik masa new normal seperti KTP, tiket pesawat dan juga hasil dari tes rapid antigen yang bisa digunakan 2 kali 24 jam dari klinik harus dilengkapi sebelum check in.
Aku tiba Bandara lebih awal untuk menghubungi bagian informasi dimana bisa didapat pemeriksaan rapid test antigen. Ternyata di kawasan bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ada klinik yang melayani test rapid antigent, waktu yang digunakan untuk pemeriksaan sekitar 30 menit sampai satu jam setelah pemeriksaan dan hasil tes keluar dengan biaya Rp 200.000
(Gambar: suasana di tempat test rapid antigent)
Setelah mendapat hasil tes rapid antigent, aku naik ke lantai atas, disana hasil tes akan divalidasi, mereka juga akan menanyakan apakah sudah download aplikasi eHAC Indonesia. Aku menjawab sudah.
eHAC (electronic Health Alert Card) adalah kartu kewaspadaan kesehatan. Kartu elektronik eHAC disosialisasikan penerapannya mulai 1 Mei 2020 dan diatur melalui surat edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes pada 24 April 2020.
“Nanti aplikasi eHAC diisi ya Bu” pinta mereka dengan tersenyum, aku hanya mengangguk.
(Gambar: Tampilan utama aplikasi eHAC Indonesia)
Karena kedatanganku ke bandara begitu awal dan penerbanganku masih sekitar 5 atau 6 jam lagi. Jadi aku membeli Lounge Garuda Indonesia.
Bersambung …
Penulis : Arnita Adam
Editor : Nuratika
Posting Komentar untuk "Penerbangan Pertama di Masa New Normal"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.