Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerpen, ''Mozaik Cinta Ibu''

Mozaik Cinta Ibu
(Kado Untuk Omak)

Foto oleh mohamed hassan form PxHere
 

Malam itu adalah malam yang indah menurut bola mataku, Karna bulan bintang berkumpul dilangit yang cerah. Aku duduk di bangku depan rumahku dan ditemani Manis kucing kesayanganku. Angin malam datang menyapaku dan ramainya sepeda motor yang lalu lalang membuat berisik telingaku. Karna tidak jauh dari rumahku ada pasar karet, keramaian dan keributan itu muncul dari sana. Tak lama kemudian ibuku memanggilku untuk makan malam bersama.

“Ki…” panggil ibuku.

“Iya Mak” jawabku sambil beranjak dari bangku yang aku duduki beberapa jam yang lalu. Akupun masuk ke rumah dan langsung cuci tangan kemudian menuju ruang tempat makan yang biasa kami gunakan untuk makan bersama.

“Ki…Tolong ambilkan sendok” perintah kakakku.

“Iya kak.” Akupun berdiri untuk mengambil sendok di lemari kaca.

***

Sebelum lanjut ceritaku menjadi remaja SMA, izinkan aku perkenalkan keluarga kecilku. Namaku Reski Alfajri, biasa dipanggil Ki. Aku sekarang melanjutkan pendidikanku ke jenjang perguruan tinggi yaitu di STKIP ROKANIA. Di kampus itu, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang lebih dikenal PBSI, kini aku berada di semester VI. Dikampus itulah aku perdalam ilmu tentang dunia literasi dan sastraku, Alhamdulillah kini aku sudah menjadi penulis dan sudah mempunyai 35 buku diantaranya buku kumpulan puisi kata terakhir (buku antologi puisi solo) dan aku juga sudah punya novel yang berjudul Aku dan 5 Bidadari Surga.  Bakat menulis ini aku mulai dari tahun 2017 hingga sekarang.

Bakat menulisku tidak berhenti pada diriku, kakak ku juga seorang penulis. Des Alfikhoirini ialah nama kakakku, kakak ku seorang guru di SMP Muhammadiyah Rambah Hilir. Kakak ku juga punya beberapa buku dan beberapa bukunya sama-sama diterbitkan. Aku punya seorang adik yang Alfadros, adikku kini masih sekolah di SMP N 1 Rambah Hilir dan adikku ini belum mau bergabung dengan dunia literasi. Dan aku beruntung sekali memiliki orang tua yang hebat dan sangat sayang padaku, nama ibuku Ita dan nama ayahku Irwan Toni. Merekalah pendukung dan semangat biar aku bertahan hidup hari ini, tanpa mereka aku belum tentu bisa seperti ini dan semua jasa-jasa mereka belum bisa aku balas. Itu hal yang tak mudah bagiku, tapi aku bisa  membalas jasa mereka dengan membuat mereka tersenyum karena aku, dan aku takkan menyakiti hati mereka.

 

 

***

Aku dan keluarga pun makan malam bersama dan ketika makan malam sudah selesai, akupun membuka pembicaraan tentang penerimaan rapor untuk hari esok.

“Mak Yah..” aku memanggil ibu dan ayah. (Mak dan omak adalah panggilan ibu dalam Bahasa Melayu.)

“Ya Ki.” Jawab ayah.

“Besokkan aku nerima rapor Yah,Mak.” ucapku pada ibu dan ayah.

“Ada apa ki?” tanya kakakku.

“Kata bu guru, yang menerima rapor itu orangtua kak.” Jawabku.

“Harus orangtua ya Ki” kata ayahku.

“Iya Yah.” Jawabku

“Gimana Mak?” Tanyaku pada ibu.

“Baiklah, besok Mak dan ayah datang kok.” Kata ibu.

“Iyo Mak. Makasih Mak, Yah.” Sahutku.

Akhirnya ayah dan ibuku mau datang untuk menerima rapor besok, aku tak sabar menanti hari itu. Malam itu aku lama baru bisa tidur dan aku tak bisa tidur, karna aku memikirkan penerimaan rapor besok dan aku kepikiran terus. Akhirnya aku bisa tertidur diiringi deras suara hujan yang turun. Hujan memang datang membawa rahmat dan selalu mengingat kita pada kekuasaan Allah SWT. Hujanpun berlanjut hingga suara azan memanggil umat Islam untuk menunaikan ibadahnya. `

***

 Aku pun bagun dari tempat tidurku dan segera untuk sholat subuh, akupun segera mandi dan memakai seragam olahraga. Ayah dan ibuku juga sibuk siap-siap mandi dan memakai pakaian yang bagus dan rapi. Ibu dan kakakku pun menyiapkan sarapan pagi dan kami pun sarapan bersama. Setelah sarapan aku, ayah dan ibuku berangkat menuju ke sekolah yang cukup jauh dari rumahku. Dalam  perjalanan aku selalu memikirkan berapa nilaiku, bagus atau tidaknya itu adalah hasil selama satu tahun pelajaran. Akhirnya kami tiba di parkiran sekolah SMA N 3 Rambah Hilir yang aku banggakan.

Kedua orangtuaku masuk ke aula sebelum pengumuman sang juara kelas.Aku pun melangkah kearah temanku yang sedang berkumpul di lapangan. Lalu salah satu temanku Abdul menyapaku.

“Ki..” sapa Abdul. Abdul ini sahabatku yang dekat.

“Ya.. apa kabar semua?” aku membalas sapa mereka.

“Baik dong” Abdul, Khalis, Amad, Afrizal dan Wahyu serentak menjawab.

Aku memiliki 5 orang sahabat, mereka Abdul, Khalis, Amad, Afrizal dan Wahyu. Abdul orangnya terlihat kasar tapi lembut hatinya, Khalis orangnya baik dan lembut, Afrizal temanku yang baik dan pengertian. Dan Amad orangnya dewasa dan Wahyu orangnya humoris. Aku bangga mempunyai mereka, dan kini kami jarang ketemu karna sibuk dengan urusan kerjaan masing-masing. Bel pun berbunyi, kriinng!! Tanda senam akan dimulai.

Akhirnya senam selesai dan para orangtua pun keluar dari ruangan aula. Dan bapak Marjaman wakil kepala sekolah sebentar lagi akan mengumumkan sang juara. Pak Marjaman pun mengumumkan sang juara mulai kelas 1 dan 2 dan tibalah saatnya pengumuman untuk kelas 3 kami. Sebelum kelas kami, pak Marjaman mengumumkan kelas 3 IPA dan IPS 1. Kelas kami itu kelas paling akhir diumumkan, kelas IPS 2, akhirnya pak Marjaman mengumumkan sang juara kelas kami.

“Baiklah, saya umumkan juara kelas IPS 2. Dengan nilai rata-rata 79,87, selamat kepada anak kami….. Rahmi sebagai juara 3. Selanjutnya, dengan nilai rata-rata 80,55, selamat kepada anak kami… Restu sebagai juara 2.” Suasana menjadi panas dan bahagia.

“Mak.. siapa ya yang dapat juara satu di kelas ku” penasaranku mulai memberontak.

“Sabar saja Ki, sebentar lagi tu. Tunggu aja.” Balas ibuku.

“Ki penasaran banget Mak. Siapa ya?” tambahku lagi.

“Iya siapa ya Ki.” Tanya Abdul.

“Aku tak tau lah Dul.” Jawabku. Lalu pak Marjaman pun mengumumkannya dan para guru dan bapak kepala sekolah sudah memasuki lapangan untuk penyerahan piala dan piagam juara.

“Dan yang kita tunggu-tunggu dan sebagai penutup pengumuman juara hari ini. Dengan nilai rata-rata 84,98, selamat kepada anak kami…. Selamat kepada anak kami Reski Alfajri sebagai juara satu” Pak Marjaman pun menutup pidato pengumumannya.

“Alhamdulillah Mak, aku juara satu.” Aku terkejut dan bersyukur pada Allah SWT, aku bahagia sekali.

“Alhamdulillah nak, selamat ya nak. Omak bangga sama kamu. ayo kita ke depan.” Bundaku senang sekali dan bersujud syukur atas perstasiku. Ibuku bangga sekali dan aku membuatnya tersenyum bahagia. Aku belum pernah liat ibu senang seperti ini. lalu bapak kepala sekolah menyerahkan piala dan piagam juara kepadaku. Setelah bapak kepala sekolah memberikan piala dan piagam, akupun memberikan piala dan piagam itu kepada ibuku.

“Omak ku sayang, lihat anakmu ini.” kataku dengan nada lembut sambil menatap haru ibuku.

“Iya sayang, ada apa anakku?” Kata ibuku dengan sedikit penasaran dimatanya.

“Aku persembahkan piala dan piagam juaraku ini untuk omak. Ini Mak.” Aku menyerahkan piala dan piagam itu ke ibuku.

“Iya nak, makasih sudah membuat omak senang dan bangga.” Ibuku menerima piala dan piagamku dengan menangis. Akupun ikut menangis juga mendengar kata-kata ibu.

“Ini kado ulang tahun untuk omak. Makasih ya Mak. Aku sayang Omak.” Aku memberikan piala dan piagam itu sebagai kado ulang tahun ibuku.

“Iya nak. Makasih ya nak, kamu belajar lebih giat ya, biar jadi orang sukses.” Ibuku harus dan bahagia sekali.

“Iya Mak. Dan aku juga buatkan puisi untukMak. Semoga Mak suka.”

“Makasih ya nak.”

 

Puisi untuk Omak

Sajak Untuk Ibu

Karya Reski Alfajri

 

Ibu yang kupanggil omak

Seorang perempuan yang hebat dan luar biasa

Kau menyinari hidupku yang tak tau arah

Kau mampu membuatku hidup berjalan

 

Ibuku sayang

Engkalulah mutiara dalam hidupku

Kata bijak dan nasehatmu selalu ada

Kau memberikan sejuta harapan

 

Ibuku yang hebat

Engkaulah sebagai pelindung dari jahatnya dunia

Tak ada yang mampu menghentikan perjuanganmu

Engkau tegar dan tanpa putus asa

 

Ibuku yang istimewa

Engkau pantas ku panggil ibu

Engkau diciptakan untuk keluarga kecilku

Tak ada yang bisa menggantimu ibu

Aku sayang dan cinta ibu karna Allah

 

Rambah Hilir, 3 maret 2020

 

Puisi ini menjadi penutup ceritaku pada masa SMA dulu, semoga cerita ini bisa mengispirasi dan menggugah hati pembaca dari Sabang sampai Merauke. Sayangilah ibu kita dan cintai ibu kita, tanpa ibu kita tak bisa apa-apa hari ini.

 

TAMAT.

 

 

Penulis : Reski Alfajri

Editor    : Arnita Adam

Posting Komentar untuk "Cerpen, ''Mozaik Cinta Ibu''"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.