Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

"Tangisan Cinta" Episode 13

"Tangisan Cinta"

Episode 13


Orlando yang melihat Laura menangis dalam pelukannya pun langsung memegang kedua pipi Laura dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga dia bisa sehancur itu.


"Hmm, maafkan aku, aku belum bisa dan belum siap untuk menceritakan apapun padamu sekarang akan tetapi aku pasti akan menceritakan semuanya padamu!" Jawab Laura menangis sambil menatap Orlando.


"Ya, sudah. Kalau begitu sekarang aku antara kan kamu pulang soalnya jika kamu berlama-lama mengenakan pakaian basah maka kamu pasti akan jatuh sakit lagi." Ucap Orlando yang menawarkan diri untuk mengantarkan Laura pulang kerumahnya.


Laura menolak untuk diantarkan oleh Orlando, tetapi ketika dia berdiri tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing hingga membuatnya jatuh pingsan di pelukan Orlando.


Orlando kemudian menggendongnya lalu membawanya ke mobil untuk dibawa pulang tetapi karena dia tidak tahu dimana rumah Laura, akhirnya dia memutuskan untuk membawa Laura pulang kerumahnya.


***

Setelah memasukkan Laura kedalam mobilnya, dia kemudian membuka jaket yang dia kenakan untuk diselimutkan ke tubuh Laura agar dia tidak kedinginan.


Tetapi tanpa Orlando sadari dia telah melepaskan cincin tunangan yang Laura pakai sehingga membuat cincin itu, jatuh ke bawah bangku Laura.


"Kenapa ada pria yang menyia-nyiakan gadis secantik dan sebaik kamu, tetapi tenang saja aku akan selalu ada untukmu, untuk membuat mu kembali tersenyum kembali, ya itulah janjiku!" Ucap Orlando tersenyum sambil mencium kening Laura.


***

Edo Sanjaya seorang pebisnis muda sedang menunggu kedatang Franklin abangnya yang menurutnya sudah gila karena kekasihnya meninggalkannya demi pria lain.


Edo sudah memasung Franklin dirumah tetapi ternyata dia bisa bebas dan Edo yakin Puji anak pembantu dirumahnya yang sudah membantu Franklin bebas.


"Awas saja kalau nanti anaknya bik Inah itu, datang lagi. Gue akan kasih dia pelajaran karena sudah berani-beraninya membebaskan kak Franklin dan awas saja kalau kak Franklin berulah lagi serta ingin membocorkan semua rahasia gue, awas aja dia!" Gumam Edo kesal seraya mondar-mandir di depan pintu rumahnya.


Tak lama kemudian datanglah Arnita kakaknya yang merupakan seorang penulis ternama.


"Ada apa lagi dek, kenapa kamu kelihatannya sangat kesal gitu, apa Franklin berulah lagi?" Tanya Arnita pada Edo.


Edo mengatakan jika Franklin telah kabur dari rumah dan sampai saat ini, dia juga belum pulang ataupun ditemukan oleh anak buahnya.


Arnita yang kaget pun langsung menjatuhkan laptop yang sedang dia pegang sehingga laptopnya pecah.


Arnita terlihat sangat ketakutan sebab Franklin sebenarnya tidak gila hanya saja Arnita lah yang telah menukar obatnya dengan obat halusinasi sehingga membuat Franklin seolah-olah gila.


"Gawat, kalau sampai dia tidak kembali lagi kerumah maka, rahasia yang selama ini, aku simpan akan terbongkar, gak. Ini, gak bisa dibiarkan! Aku harus mencarinya sekarang!" Ucap Arnita dalam hatinya lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Edo.


"Kenapa kak Arnita pergi begitu saja, hmm. Sepertinya dia sangat takut jika kak Franklin tidak balik lagi kerumah, hmm apa mungkin ada rahasia besar Antara dirinya dan kak Franklin? Sepertinya aku harus mencari tahu akan hal itu!" Ucap Edo 


***

Sesampainya di rumahnya Orlando langsung meletakkan Laura ditempat tidurnya, kemudian dia mencari Nuratika kakaknya untuk menukar baju Laura yang basah.


Orlando mencari Nuratika diruang kerjanya karena dia sangat tahu jika saat ini, kakaknya sedang sibuk merilis novel barunya yang berjudul MENATAP FAJAR MEMELUK MENTARI.


"Malam kakakku yang sangat cantik dan Sholeha, hmm nampaknya sebentar lagi novel kakak dirilis ni, duh. Jadi gak sabar deh buat bacanya, hmm, aku Po satu ya kak karena aku ingin belajar bagaimana caranya mengambil serta memutuskan sebuah pilihan seperti kakak yang sangat pandai dalam mengambil keputusan!" Ratu Orlando tersenyum sambil merangkul kakaknya yang tersenyum melihat tingkahnya.


"Hmm, bau-baunya ada yang merayu ni,  pasti adik ganteng kakak ini, ada maunya kan, hayo ngaku?" Ledek Nuratika tertawa 


"Duh, kakak tahu aja, sebenarnya gini kak, tadi saat aku pulang dinas aku gak sengaja melihat pacarku pingsan dijalanan jadi aku bawa kemari, jadi aku mau kakak bantuin aku untuk menggantikan pakaiannya soalnya, aku gak mau dia sakit karena kedinginan!" Jawab Orlando tersenyum pada Nuratika.


Nuratika meledek adiknya itu, karena sebelumnya dia tidak pernah cerita jika dia sudah memiliki pacar dan jika tahu dari awal kalau Orlando sudah memiliki pacar maka dia tidak akan menjodohkannya dengan Winda.


Nuratika dan Orlando langsung kekamar Orlando untuk melihat keadaan Laura serta menggantikan pakaiannya.


***

Nuratika kembali meledek adiknya itu, dengan mengatakan jika dia pintar mencari kekasih yang sangat cantik.


Alhasil Orlando tersipu malu sehingga membuat dia pergi dari kamarnya untuk menahan rasa malunya karena ledekan Nuratika.


Setelah Orlando pergi Nuratika mengambil bajunya kekamar untuk dipakaikan ke Laura.


***

Orlando senyum-senyum sendiri di balkon rumahnya sambil menatap indahnya langit dimalam itu.


Orlando mengingat pertemuannya dengan Laura hingga saat Laura memeluknya dengan erat seperti tadi.


Orlando berpikir apakah dia sedang jatuh cinta pada Laura sehingga membuatnya tak berhenti memikirkannya.


"Laura andai saja kita sudah bertemu sejak dulu pasti sekarang kamu akan menjadi milikku sehingga kamu tidak perlu merasakan yang namanya tangisan seperti sekarang ini! Tetapi sekarang ada aku, aku yang akan mengubah tangisan cintamu menjadi sebuah kebahagiaan" ucap Orlando tersenyum sambil menatap ke arah langit.


***

Yadi bapaknya Puji yang baru pulang kerja langsung mencarinya dan menamparnya dengan sangat keras karena telah beraninya membebaskan Franklin.


"Dasar anak tidak tahu diri, sudah enak kita dikasih kerjaan sama den Edo dan nyonya Arnita, eh kamu malah buat masalah dengan membebaskan Franklin yang gila dan hasil dari perbuatan kamu itu, sekarang kita dipecat oleh den Edo, mau makan apa lagi kita besok jika kita tidak bekerja!" Bentak Yadi pada Puji.


Inah kemudian memeluk puji dan meminta Yadi untuk berhenti memarahi puji karena niat Puji membebaskan Franklin karena dia kasihan melihat Franklin yang terus dipasung seperti itu.


"Bela terus anakmu itu, aku udah capek, lebih baik sekarang kita pisah!" Bentak Yadi yang kemudian pergi dari rumah.


Puji tak berhenti menangis dalam pelukan ibunya, puji juga meminta maaf karena ulahnya keluarga mereka jadi hancur lebur seperti saat sekarang ini.


"Sudahlah sayang ini, semua bukan sepenuhnya salah kamu, ini, semua juga sudah takdir Allah. Lagian ibuk juga sudah tidak tahan lagi dengan sikap bapakmu nak, jadi berpisah adalah jalan terbaik baik kita, sudahlah kamu jangan menangis lagi!" Ucap Inah menangis dengan memeluk Puji yang menangis.


"Frank dimana kamu sebenarnya, aku harap kamu baik-baik saja, hmmm, aku sangat bahagia melihat orang yang aku cintai tersenyum bahagia setelah aku lepaskan dari pasungan keluarganya sendiri, meski aku kamu tidak akan pernah tahu jika aku mencintaimu tetapi aku bahagia melihat kamu bahagia dan aku ikhlas menerima semua tangisan ini, demi kamu!" Ucap puji dalam hatinya dengan penuh air mata.


***

Laura bingung kenapa dia bisa berada disebuah taman bunga yang sangat indah serta ada sebuah air terjun didekat taman tersebut dan di sekitar air terjun tersebut terdapat banyak sekali kupu-kupu yang berwarna-warni terbang disekitar situ.


"Mashallah, indah sekali tempat ini, sebenarnya aku sedang berada dimana?" Ucap Laura tersenyum dengan seekor kupu-kupu yang hinggap di jarinya.


Tak lama kemudian terdengarlah suara tapak kuda berjalan ke arahnya, Laura pun menoleh ke arah belakang dan dia kaget sekaligus bahagia melihat orang yang menunggangi kuda putih itu, adalah Siddarth pria yang sangat dia cintai.


"Sayang, apa benar ini, kamu, hmm aku sangat merindukanmu... Apa kamu tahu aku sempat mengira jika kita tidak akan pernah bisa bersama lagi tetapi sekarang aku tahu jika kita akan bersama lagi dan terbukti sekarang kamu kembali lagi padaku pangeranku" ucap Laura menangis bahagia melihat

Siddarth.


Siddarth kemudian turun dari atas kuda sambil memeluk Laura dan menangis.


"Sayang, berjanjilah bahwa kita akan selalu bersama selamanya, janji?" Ucap Laura tersenyum dengan bekas air mata di pipinya.


Siddarth hanya diam lalu melepaskan pelukannya dari Laura dan kembali naik ke atas kuda.


Laura menangis sambil berlari mengejar Siddarth yang sudah pergi jauh menggunakan kuda.


Laura pun terjatuh dan terduduk di tanah dalam keadaan menangis sambil berteriak nama Siddarth.


"BERSAMBUNG"


Penulis : Hazman Arif

Posting Komentar untuk ""Tangisan Cinta" Episode 13"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.