Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung, "Tangisan Cinta" Episode 15

Akhirnya Winda merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapan papanya itu.

Tak lama kemudian keluarlah dokter dari ruang UGD untuk memberitahukan kepada Winda dan Ari kabar orang yang Winda tabrak.

"Kondisi pasien saat ini sangat kritis, dia kehilangan banyak darah dibagian otak belakang nya dan kebetulan golongan darah pasien sedang kosong dirumah sakit kami, apa kalian ada yang memiliki golongan darah B Bombay karena golongan darah ini, sangat langka?" Ucap dokter diselingi pertanyaan.

Sayangnya mereka tidak memiliki golongan darah yang sama dengan Franklin tetapi mereka akan berusaha mencari orang yang memiliki golongan darah yang sama dengan Franklin secepatnya.

Ari kemudian pergi meninggalkan Winda untuk mencari golongan darah tersebut agar Franklin bisa segera diselamatkan.

"Ya, Allah semoga saja papa bisa menemukan golongan darah tersebut karena aku tidak mau masuk penjara jika pria itu, meninggal dunia!" Pinta Winda dalam hatinya dengan penuh harap.


***

Sudah satu hari Edo dan Arnita mencari keberadaan Franklin namun mereka tetap belum bisa menemukan keberadaannya bahkan Edo juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Franklin tetapi tetap tidak ditemukan.

Arnita tidak bisa tidur dari semalam karena memikirkan Franklin yang pergi dengan rahasia besar dirinya.

"Kalau sampai Franklin membocorkan rahasia besar ini, pada keluarga besar mas Hans ini, bisa gawat. Bisa-bisa aku yang akan dibunuh oleh mas Hans!" Ucap Arnita panik sambil mondar-mandir di jendela kamarnya.

Edo tiba-tiba saja masuk kamar Arnita sehingga membuat Arnita kaget, Arnita yang gugup bertanya apakah Edo sudah lama masuk kamarnya atau tidak.

"Aku baru saja masuk kamar kakak, aku kemari hanya ingin memberitahukan kakak jika Franklin masih belum bisa ditemukan, dan menurutku dia pasti sudah meninggal atau tersesat disuatu tempat kan, dia gila!" Jawab Edo penuh kecurigaan pada Arnita .

Kecurigaan Edo terlihat dari caranya yang begitu tajam menatap Arnita.

"Oh, begitu! Ya, sudahlah lebih baik kita tidak usah mencarinya lagi lagian kan tidak banyak yang tahu bahwa dia adalah bagian dari keluarga hosman Dinata!" Ucap Arnita tersenyum pada Edo.

Senyuman Arnita membuat Edo semakin curiga pada Arnita karena selama ini, dia perhatikan Arnita selalu aneh semenjak Kakak tertua mereka Hans kehilangan bayinya dan waktu itu, Edo masih berusia 5 bulan.


***

Setelah selesai bersiap-siap akhirnya Orlando membawa Laura pergi tempat yang dia janjikan pada Laura, sebuah tempat yang bisa membuatnya tertawa lepas dan bahagia.

Tetapi sebelum itu, Laura pulang dulu ke rumahnya untuk mengambil pakaian sebab mereka akan pergi selama beberapa hari oleh karena itu, Laura butuh beberapa pakaian ganti.

Sesampainya di rumah Laura, Orlando bertanya apa dia tinggal sendiri atau bagaimana, lalu Laura mengatakan jika dirinya tinggal dengan neneknya tetapi sekarang neneknya sudah meninggal.

Setelah selesai menyiapkan pakaian mereka langsung berangkat ke bandara.

Selain tujuan utamanya untuk membuat Laura kembali bahagia dan tersenyum, dia juga ingin menghindari Winda yang selalu mengejar dirinya.

***

Selama perjalanan ke bandara, Laura tertidur pulas. Orlando pun langsung memberhentikan mobilnya hanya untuk menyelimuti Laura dengan jaket yang dia kenakan.

"Jujur dulu aku tidak pernah percaya apa yang namanya cinta itu, hingga kamu datang ke dalam hidupku segalanya berubah, aku jadi percaya jika cinta itu, benar ada meksipun berawal dari sebuah tangisan, terimakasih sudah hadir di hidupku!" Ucap Orlando tersenyum sambil merapikan poni rambut Laura.


***

Beberapa menit kemudian mereka sampai di bandara, Orlando menelpon supirnya untuk menjemput mobilnya di bandara, setelah selesai menelpon supirnya. Dia pun menggendong Laura yang tertidur untuk membawanya masuk bandara sedangkan dia menyewa orang Untuk membawakan barang mereka ke bandara.

Sesampainya di dalam pesawat Orlando meletakkan Laura duduk disampingnya dengan kepala Laura bersandar di bahunya.

Saat Orlando tersenyum menatap Laura yang tertidur di bahunya tiba-tiba ada seorang pria yang berpenampilan aneh menghampirinya dengan mengatakan jika yang akan mereka tuju adalah sebuah tangisan serta luka bukanlah sebuah tawa dan kebahagiaan.

Orlando dibuat bingung apa maksud dari perkataan orang tersebut.

"Lo salah bro, Lo salah telah membawa cinta Lo ke tempat yang akan Lo tuju!" Ucap seorang pria aneh yang kemudian duduk di belakang bangku Orlando dan Laura.

"Apa maksud perkataan pria itu, ah! Ngapain aku pikirin paling dia lagi nghehalu aja!" Ucap Orlando dengan berpikir positif.

Baru sejam pesawat lepas landas, Orlando sudah mengantuk dan ternyata disaat Orlando tertidur, Laura terbangun dan melihat Orlando tertidur pulas dengan tetap menggenggam tangannya.

"Ya Allah, kenapa hatiku jadi sedih begini ya, melihat dokter Orlando menggenggam tangan ku seperti ini, apa mungkin karena sikapnya yang sangat mirip dengan Siddarth yang sekarang tidak tahu dimana keberadaannya?" Tanya Laura dalam hatinya dengan menatap Orlando yang sedang tidur disampingnya.

Laura kemudian menyelimuti Orlando dengan selimutnya.

"Selamat tertidur dokter ngeselin yang ternyata sangat baik dan perhatian!" Ucap Laura tersenyum sambil mencium kening Orlando.

Laura tidak sadar jika dirinya perlahan mulai ada rasa pada Orlando.


***

Kurang lebih 22 jam mereka melakukan perjalan dari Jakarta ke Verona, Italia akhirnya mereka sampai di salah satu vila yang sudah Orlando pesan untuk tempat tinggal mereka selama disana.

Ini, pertama kalinya Laura pergi keluar negeri jadi tidak heran jika Laura terlihat sangat bahagia saat melihat kota Verona yang sangat indah dan juga menjadi ikonik dari kisah cinta Romeo dan Juliet.

"Ya ampun dokter sungguh Verona adalah kota yang sangat Indah, seketika penat dan letihku hilang begitu saja saat melihat indahnya entari pagi di kota Verona ini!" Ucap Laura tersenyum.

"Ya, aku tahu akan hal itu, maka dari itulah aku mengajakmu kesini agar kamu bisa kembali ceria dan tersenyum lagi!" Balas Orlando tersenyum pada Laura yang juga tersenyum padanya.

Laura tiba-tiba saja merasa malu saat Orlando mengatakan hal tersebut padanya.

Orlando pun bertanya apakah dia ingin istirahat atau berjalan menikmati keindahan kota Verona.

"Ya, tentu saja jalan-jalan dong, karena sangat dilewatkan jika kita sudah berada di Verona Italia jika kita tidak pergi ke mana-mana!" Jawab Laura tersenyum pada Orlando.

Orlando tersenyum mendengar ucapan Laura, dia pun mengatakan jika dia sudah menghubungi jasa sewa mobil untuk dibawa berkeliling kota Verona yang sangat ikonik.

Tak lama kemudian mobilnya datang, tanpa membuang waktu mereka langsung pergi berkeliling kota Verona.


***

Disepanjang perjalanan Laura tidak berhenti tersenyum Sehingga membuat Orlando sangat bahagia karena tujuan utamanya adalah untuk membuat Laura kembali tersenyum tanpa ada yang namanya tangisan.

"Hmm, terimakasih tuhan, terimakasih atas kembalinya senyuman itu, aku sangat bahagia dan tak berhentinya bersyukur bisa membuat Laura kembali tersenyum apalagi dia bisa tersenyum saat bersamaku!" Ucap Orlando dalam hatinya sambil menatap Laura yang tersenyum melihat keindahan kota Verona dari mobil.

Meski dia sadar bahwa dirinya tidak bisa berharap untuk dibalas cintanya oleh Laura tetapi dia bahagia bisa membuat Laura kembali tersenyum.

Ternyata Orlando membawa Laura ke rumah Juliet yang sangat ikonik dan terkenal dengan kisah cinta legendaris Romeo dan Juliet yang mempertahankan cintanya hingga akhir hayat.

Laura sangat tersenyum saat mencoba gaun Juliet Dan berpose di atas balkon rumah Juliet dengan Orlando yang mengambil fotonya menggunakan kameranya.


***

Winda Sangat panik karena sudah sore tetapi papanya masih belum memberikan kabar mengenai darah untuk Franklin sebab dokter mengatakan jika kondisi Franklin semakin memburuk dan harus segera mendapatkan donor darah atau dia tidak akan selamat.

"Huft, gimana ini, kalau seandainya papa belum juga menemukan pendonor darah yang pas maka pria yang ku tabrak akan meninggal dunia dan otomatis aku akan dipenjara, duh, aku gak mau itu, sampai terjadi. Pokoknya bagaimana pun caranya pria itu, harus selamat!" Gumam Winda dalam hatinya dengan wajah panik.

Tiba-tiba saja Nuratika datang menghampiri Winda dengan mengatakan jika dirinya bisa membantu Franklin dengan syarat perjodohannya dengan Orlando batal.

Winda kaget mendengar ucapan Nuratika karena selama ini, dirinyalah yang sangat mendukung perjodohan ini.

"Bagaimana, yes or not?" Tanya Nuratika tersenyum pada Winda.

Winda hanya terdiam sambil berpikir apa yang harus dia pilih dan lakukan.


"BERSAMBUNG"



Posting Komentar untuk "Cerbung, "Tangisan Cinta" Episode 15"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.