Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerbung "Tangisan Cinta" Part 18


Orlando tidak tahan melihat Laura menangis. oleh karena itu, dia memutuskan untuk pergi kerumah sakit tempat Siddarth dirawat.


Diperjalan ke rumah sakit, Orlando tidak bisa menahan tangisnya karena dia selalu terbayang-bayang Laura menangis setiap saat memikirkan Siddarth.


"Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi melihat Laura seperti ini, biarlah aku yang mengalah, biarlah aku yang terluka asalkan jangan Laura, jangan orang yang sangat aku cintai terluka!" Ucap Orlando menangis sembari menyetir mobil dengan kecepatan laju ke arah rumah sakit pada sore itu.


***

Jakarta, Indonesia. Seperti biasa setiap malam Nuratika selalu menulis untuk websitenya akan tetapi dia heran kenapa dia tidak bisa konsentrasi dalam menulis, bahkan saat dia mengambil gelas yang ada disampingnya tiba-tiba saja gelas itu, terjatuh dari meja kerjanya dan pecah ke lantai.


"Ya Allah! Kenapa aku bisa tidak konsentrasi seperti ini?" Tanya Nuratika pada diri sendiri


"Apa terjadi sesuatu pada Orlando ataupun Laura sebab dari tadi setelah berbuka puasa perasaan ku tidak enak dan aku selalu kepikiran pada mereka. Apa mungkin ini, hanya perasaanku saja karena dari pagi mereka belum memberikan kabar apapun padaku!" Ucap Nuratika dalam hatinya.


Tangan Nuratika mulai mencari hp nya karena dia ingin menghubungi adiknya Orlando akan tetapi hp Orlando tidak aktif, kemudian dia ingin menghubungi Laura akan tetapi dia lupa jika Laura tidak memiliki hp.


"Ya Allah! Kenapa perasaanku bisa seperti ini, huft semoga saja dimanapun mereka berada, mereka selalu engkau Lindungi ya Allah! Amin." Pinta Nuratika dengan penuh harap.


***

Edo dan Arnita kaget serta ketakutan karena ada seseorang yang meneror rumah mereka dan mereka juga menerima sebuah botol yang berlumuran darah, dimana pada botol itu, ada sebuah surat berisikan ancaman bahwa sebuah rahasia besar akan segera terungkap.


"Ha! Rahasia? Rahasia apa maksud si pengirim surat ini? Apa rahasia jika Franklin gila?" Tanya Edo pada Arnita.


Arnita tidak menghiraukan pertanyaan Edo karena dia tau pada siapa ancaman serta teror itu, tertuju serta dirinya juga tahu jika rahasia yang dimaksud adalah rahasia dia membuang anaknya Caca.


"Kenapa kak Arnita terlihat sangat ketakutan gitu ya? Apa jangan-jangan ancaman ini, ditujukan pada kak Arnita, hmmm sepertinya memang benar jika kak Arnita telah menyembunyikan sesuatu dari semua orang dan hanya ada satu orang yang tahu yaitu si peneror ini! Aku harus mencari tahu siapa peneror ini!" Ucap Edo dalam hatinya sambil menatap Arnita.


Edo kemudian pergi mencari si peneror itu, sebab dia harus mengetahui rahasia apa yang si peneror ini, maksud.


***

Disebuah perkampungan kecil di tengah hutan belantara, Ada seorang bule pecinta alam bernama Christian yang tanpa sengaja menemukan Arif beberapa waktu lalu disungai tempat dia sedang memancing ikan bersama rekannya dan kini dia akan kembali lagi ke Jakarta.


"¿Acabo de traer a este hombre a Yakarta? Para que pueda recibir cuidados intensivos y una vez que se recupere y recupere la conciencia, puedo preguntarle quién es y dónde vive! ( Apa aku bawa saja pria ini, ke Jakarta. Agar dia bisa mendapatkan perawatan intensif dan setelah dia sembuh dan sadar, aku bisa bertanya dimana dia tinggal!)" Ucap Christian pada dirinya sendiri sembari menggendong Arif untuk dimasukkan ke dalam mobilnya.


Setelah memasukkan Arif ke mobil, dia segera memulai perjalanan ke Jakarta yang mana jarak dari perkampungan itu, ke Jakarta memakan waktu satu hari perjalanan.


***

Verona, Italia. Tibalah saatnya berbuka puasa namun Orlando belum juga pulang ke rumah sehingga membuat Laura sangat panik dan cemas.


Laura yang cemas langsung menelpon Orlando menggunakan telepon rumah, tetapi sayangnya nomor hp Orlando tidak aktif.


"Huft, Lando! Kamu kemana sih? Kok belum pulang juga? Hmmm, kemana aku harus mencari kamu?" Tanya Laura dalam hatinya sambil menunggu Orlando datang dengan duduk di depan rumah.


Tak lama kemudian datanglah seorang kurir mengantarkan sebuah paket yang berisi sebuah gaun putih nan cantik beserta sebuah surat dari Orlando yang memintanya memakai gaun itu, lalu pergi menemuinya di alamat yang sudah dia tulis.


Tanpa berpikir panjang Laura langsung masuk ke rumah untuk memakai pakaian itu, Sembari berdandan.


Setelah selesai berdandan dia kemudian pergi ke alamat yang telah dituliskan oleh Orlando.


***

Dengan selang oksigen di hidungnya, Orlando menulis sebuah surat untuk Laura. Yang mana surat itu, berisi tentang perasaannya pada Laura selama ini, serta dia juga menuliskan permintaan maaf karena selama ini, dia mengetahui dimana Siddarth berada tetapi dia tidak mau memberitahukannya pada Laura karena dia masih berharap bisa merasakan cinta disisa umurnya.


Ditemani air mata Orlando menulis surat itu, untuk Laura. Orlando baru saja mengalami kecelakaan hingga membuatnya terluka parah tetapi dia masih bisa sadar.


"Laura! Aku tidak mau kamu terus bersedih karena kamu pantas untuk bahagia, kamu pantas untuk merasakan kebahagiaan bersama orang yang kamu cintai. Hmm, aku sudah merasa sangat bahagia bisa bersamamu, bisa merasakan yang namanya cinta itu! Meski hanya sesaat tetapi aku bahagia!" Tulis Orlando di iringi air mata.


Setelah menulis surat Orlando pun melepaskan wig yang selama ini, tertata rapi di kepalanya.


Orlando sudah tidak kuat lagi untuk bertahan, dia rasa jika tugasnya sudah selesai di dunia ini, oleh karena itu, dia sudah ikhlas jika dirinya harus pergi sekarang.


***

Sesampainya di alamat yang Orlando berikan, Laura kebingungan sebab alamat itu, mengantarkannya ke sebuah rumah sakit.


"Kenapa dokter Orlando menyuruhku ke rumah sakit ini, ya? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu padanya?" Tanya Laura pada dirinya sendiri.


"Tapi jika terjadi sesuatu padanya kenapa dia memintaku untuk memakai gaun yang dia belikan ini? Oh, apa jangan-jangan dia bertemu rekannya di sini, rekan sesama dokter?" Tanya Laura kebingungan lalu masuk kedalam rumah sakit itu.


Sesampainya di rumah sakit tersebut Laura tanpa sengaja bertabrakan dengan Cruz yang sedang membawakan makanan untuk Maira.


Laura dan Cruz sama-sama kaget melihat satu sama lain, Laura kemudian bertanya kenapa dia ada Verona, apa dia bisa bersama Siddarth.


Cruz terdiam sejenak sambil berpikir apa sebaiknya dia membawa Laura ke ruangan Siddarth tetapi disana sedang ada kedua orangtuanya.


Cruz pun menjawab dalam bahasa Italia jika dirinya bukanlah Cruz, serta dia juga mengatakan jika Laura pasti sedang salah orang.


"Scusa devo andare, non ti conosco! (Maaf saya harus pergi, saya tidak mengenalmu!)" Ucap Cruz lalu pergi meninggalkan Laura.


Laura merasakan jika yang barusan bertabrakan dengannya adalah Cruz mantan kekasihnya yang juga merupakan adik tiri Siddarth.


"Apa benar ya, jika dia bukankah Cruz namun hanya kebetulan saja dia sangat mirip dengan Cruz?" Tanya Laura dalam hatinya dengan penuh kebingungan.


"Ya, mungkin saja dia hanya mirip dengan Cruz, ya sudahlah, lebih baik aku segera pergi mencari Orlando!" Gumam Laura sembari mencari Orlando.


***

Saat Laura sedang berada di taman rumah sakit, tiba-tiba saja ada seorang anak yang mengidap kanker datang menghampirinya menggunakan sebuah kursi roda untuk memberikan seiikat bunga untuk dirinya.


" Grazie!  oh, sì, chi ti ha dato questo e dov'è?( Terimakasih! Oh, ya, siapa yang sudah memberikan ini padamu dan dimana dia?)" Tanya Laura tersenyum pada anak yang sudah memberikannya bunga.


Anak tersebut mengatakan jika semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaanya ada didalam surat yang terletak di dalam seiikat bunga.


"Va bene, devo andare, buona giornata, bellissima sorella!(baiklah, saya harus pergi, semoga harimu menyenangkan kakak cantik!)" Ucap anak yang memberikan bunga pada Laura.


Laura kemudian mengambil surat yang ada didalam seikat bunga tersebut dan alangkah kagetnya Laura setelah membaca surat itu.


Dengan penuh tangisan Laura berlari ke ruang UGD untuk menemui Orlando.


***

Sesampainya di ruang UGD, Laura tambah menangis melihat keadaan Orlando yang sangat lemah ditambah lagi saat itu, Orlando tidak menggunakan wig Alias botak.


"Dokter Orlando!" Ucap Laura dengan penuh tangisan pada Orlando.


"BERSAMBUNG"



Posting Komentar untuk "Cerbung "Tangisan Cinta" Part 18"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.