Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Festival Kate Vietnam

 Perjuangan ke Vietnam untuk menyaksikan Festival Kate

Bagian 2



Festival Tradisional di Phan Rang


Aku menukar uang US Dollar sebanyak $100 ke mata uang Vietnam. Lalu aku mendapatkan uang Dong Vietnam sebanyak VND 2.300.0000. Wanita pegawai money charger itu segera menunjukkan uang tukaran VND 500.000 dan berkata “ini uang besar ya”


Tiket bus VIP sleeper sudah aku kantongi seharga VND 300.000  nah sebagaimana lazimnya di Vietnam, bila ingin naik bus slepeer kamu mesti lepas sepatu atau sendal sebagai alas kaki mu.  Seperti mau masuk kuil yang suci, tetapi di dekat pintu ada sandal yang bisa dipakai.  Itu Karena lantai bus itu dilapisi karpet tebal dan lumayan mewah.  Bus itu di Lengkapi TV pada setiap kursi.  Jadi terasa seperti di kamar mini lengkap tv begitu.  


  Nah. Ditengah jalan kami berhenti untuk makan dan buang air.   Nah disini tersedia banyak makanan yang di jadikan oleh-oleh, seperti biasa aku paling demen beli buah di Vietnam. Buah-buah disini segar dan ranum sangat menggugah selera.  


Setelah makan buah-buahan aku tertidur dalam bus, aku tidur nyenyak sekali.  Tiba-tiba seseorang membangunkan aku.  


“Sister, sister wake up!”

 

Aku segera membuka mata.  Ku sibakkan gorden kaca jendela, cahaya matahari masuk menembus kaca jendela.  Aku selalu merasa bahagia bila bermandikan cahaya matahari dipagi hari.  Aku memang mudah bahagia. Aku masih kebingungan, kenapa kernet bus itu membangunkan ku.


“Sister, right now we are in Phang Rang, so you must going down here” ucapnya sambil tersenyum kearah ku. 


“Ok, thanks” balas ku.  Ternyata kami sudah sampai di Phang Rang.


Tetapi sepertinya busnya tidak masuk terminal dalam kota Phang Rang, melainkan kami diturunkan di jalan besar, karena bus masih akan melanjutkan rute menuju Hanoi. 


Aku mengambil tas dan semua barang ku.  Yang turun bukan Aku saja, melainkan ada 6 penumpang lain juga turun. Di pintu mobil para tukang ojek sudah mulai berebut penumpang. 



Dan aku adalah penumpang yang terakhir muncul di pintu bus, para tungkang ojek mulai mengerumuni ku, dan aku langsung bilang “I cant speak Vietnam Language” ucapku ngomel-ngomel.


Memperhatikan sikapku yang   cuek. Para tukang ojek itu mulai meninggalkan ku sendirian. Penumpang yang lain sudah pergi dengan para tukang ojek itu. 


 Hanya aku  satu-satunya penumpang yang tertinggal di areal itu.   Bus yang aku tumpangi juga sudah berlalu.


Setelah memastikan semua barangku turun dari bus. Barulah aku mulai berpikir. Aku segera memanggil satu-satunya tukang ojek yang masih tinggal disitu, diapun sebenarnya sudah mau berangkat pergi meninggalkan aku, banhkan motor nya sudah jalan sekitar 10 meter dari tempat aku berdiri. 


Aku memberi kode kepadanya, “come here” ucapku ku sambil memberi isyarat untuk mendekat padaku. Dia langsung membelokkan motornya mendekati ku. 


Usia tukang ojek itu tidak muda lagi, aku perkirakan umurnya diatas 45 tahun.  Setelah turun dari motornya, aku menunjukkan nomor Nik Mansoor dalam Hp ku Ke arahnya.  Sambil berucap “Call him” beliau memperhatikan nomor handphone di hp ku, setelah sadar itu adalah nomor Vietnam, beliau segera menyalin nomor itu di hp nya. Lalu menelpon nomor tersebut, setelah terhubung beliau memberikan hpnya kepadaku.


“Assalamualaikum Nik, Akak dah sampai di Phang Rang dah, ini akak pake handphone tukang ojek” 

Ucapku di telpon


“Waalaikum Salam Kak, ok. Akak cepat datang disini” katanya


“Ok” balasku 


Aku segera memberikan handphone Bapak ojek itu.  Lalu aku mendengar Nik menginstruksikan Bapak tersebut untuk mengantar ku Ke hotelnya.  


Mentari pagi sekitar pukul 6 pagi itu sungguh membuat ku bahagia diatas motor ojek bapak tua itu, dibawah sinar matahari dengan hembusan angin, sepeda motor bapak ojek itu melaju, tak sampai 7 menit  kami telah sampai di pintu hotel, Nik telah menunggu disana, memakai kain sarung dan baju kaus.  Lagi-lagi aku merasa bahagia disambut seseorang.


 Hal-Hal sederhana saja sudah membuat ku bahagia. 

Nik segera mengambil tas ransel ku “Akak ada uang Vietnam” 

“Ada” jawabku sambil menyerahkan uang tukaran 50.000 VND Ke arah Bapak itu. Lalu beliau mengucap “   cảm ơn ” itu ucapan Terima kasih dalam Bahasa Vietnam.  Meskipun telah berpuluh kali Nik mengajari aku cara mengucapkannya namun tetap saja aku belum sempurna.


Nik mengantarku ke kamar.  “Akak, baiknya akak siap siap Jam 7 kita cari sarapan dulu, lepas tu, kita berangkat ke museum” ucapnya dengan logat Malaysia.  


Aku mengangguk dan Nik berlalu.  Setelah mandi aku mengenakan baju kebaya. Lalu aku turun Ke lobi. Nik sudah menunggu disana. Beliau mengenakan baju teluk belanga putih khas Melayu.  


(Gambar : Bersama Nik Mansoor di Phan Rang - Vietnam)


Setelah sarapan kami berjalan kaki menuju museum.  Aku kagum dengan kemegahan museum yang terlihat dari bundaran.  Bangunan segitiga saling berhadapan cukup membuat aku melongo. 


(Gambar : Museum   Phan Rang-Tháp Chàm, tỉnh Ninh Thuận by Cập nhật: 07:54 | 27/08/2019 )





Penulis : Arnita Adam 

(Penulis Artikel, Novelis,  traveller dan jurnalis wisata)


Editor : Nur Atika





Posting Komentar untuk "Festival Kate Vietnam"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.