Menjadi Pengantin di Vietnam

 "Perjuangan ke Vietnam untuk Menyaksikan Festival Kate"

Bagian 3

Memasuki pelataran museum, terasa memasuki istana Melayu nan  megah, karena setiap dinding dipajang lukisan serta ornamen-ornamen Malayu.

Sampai di dalam gedung, aku semakin leluasa, karena Nik punya stand tersendiri disana,  teman-temannya Nik juga menyambut aku dengan baik dan penuh hormat.  

Dalam stand Nik dijual dan di pamerkan berbagai macam pakaian dan aksesoris budaya Melayu Champa, serta  di pamerkan pakaian pernikahan adat Melayu Champa yang diperankan oleh mereka pegawai budaya.  Saat aku memposting salah satu Photo ku bersama salah satu pegawai budaya,  saat duduk di pelaminan Melayu Champa, teman-teman di luar negeri pikir aku sedang menikah di Vietnam, muncul sederetan komentar “Congratulations” karena hal itu  akhirnya sadar jangan asal posting, tanpa memberikan kejelasan, lalu menyelipkan kata-kata “Just Festival, not real marrieage”

(Gambar : Arnita Adam dan salah satu pegawai budaya dalam festival pernikahan melayu Champa di Vietnam)

Kemudian acara dimulai aku ditemani seseorang untuk turun ke bawah karena ada pertunjukan lagu dan tari.  Nik masih sibuk mengurus dan merapikan standnya.  

Ternyata saudara-saudara, aku diantar duduk diantara para artis dan penyanyi Vietnam.  Sayangnya lagi-lagi kekurangan ku, lupa ambil photo bareng mereka, hehehe.

Setelah acara dan penyajian lagu di gelar, para peserta dipersilahkan masuk ke museum Phan Rang.  Para staf yang melayani siap memberikan keterangan tentang apapun budaya Melayu yang ditanyakan pengunjung.  Para peserta banyak hadir dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru dan dosen.

Menjelang sore hari, barulah acara selesai, akhirnya aku dan Nik kembali ke hotel.

Bersambung...

Penulis : Arnita Adam 

(Penulis Artikel, Novelis,  Traveller dan Jurnalis Wisata)

Editor : Nur Atika