Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Misteri Setan Hitam

 Setan Hitam

by. Thee reeall arisky




    Di malam itu terlihat bulan purnama yang sebagiannya tertutup awan hitam, tanda akan turun hujan, ada seorang pemuda bernama Gulpa sedang berjalan menembus kabut malam, ia berjalan mengikuti jalan setapak yang di samping kanan nya ada sebuah sungai dan sebelah kirinya adalah sebuah bukit dengan batuan terjal yang menyusun tinggi.

   "Malem ini suasana kok agak berbeda ya.. lebih serem-serem gimana.. gitu" ujar gulpa di dalam hati.

   Dan benar saja, sekelebat bayangan hitam lewat di hadapannya, karena hal itu ia pun kaget dan melihat ke arah bayangan itu melintas, terlihat sebuah pohon besar di atas bukit.

   "Apa itu tadi.. apakah hanya halusinasi ku saja.. atau itu setan lagi.." kata Gulpa yg berhenti sejenak di tempat melintas nya bayangan itu.

   Dan tak lama kemudian ia berjalan lagi ke arah tujuannya, saat itu ia berjalan menuju rumah seorang teman yang sedang sakit, ada kabar angin menceritakan bahwa temannya itu terkena guna guna oleh orang lain, penyakitnya tidak diketahui oleh dokter, namun temannya itu menjadi seperti orang gila yang seolah olah selalu bertemu sesuatu yg menyeramkan dan mencoba membunuhnya, ia juga selalu kejang-kejang kesakitan karena hal itu. 

   "Gulpa... Gulpa..!!" Terdengar suara seseorang yg menggema dari balik pepohonan, seketika Gulpa kaget dan ketakutan, namun dengan keberanian dalam hati, ia menoleh ke arah pepohonan di atas bukit terjal itu, dan terlihat bayangan hitam berdiri di atas sebuah pohon besar dan bermata merah menyala, dengan rasa takut dan diguyur dingin nya deras hujan. Ia langsung berlari ketakutan hingga ia tersandung dan terjatuh tepat di depan rumah teman nya.

  Karena deras nya hujan membuat tanah depan rumah teman Gulpa mulai terbawa arus air hujan, tangan Gulpa yg saat itu seperti menggapai sesuatu di dalam lumpur, dan saat ia angkat, terlihat sesuatu yang dibungkus kain putih tertimbun di depan rumah teman Gulpa.

    "Apa ini.. ini seperti kain kafan.." ujar Gulpa yang mencoba berdiri dengan rasa sakit di lutut dan pergelangan kaki sebelah kanan nya.

    Karena Gulpa telah basah kuyup, ia berteduh di teras rumah temannya dan mencoba mengetuk pintu rumah temannya dengan tangan kiri yang masih memegang kain putih itu. Dan ada seseorang yang menyahut dari dalam dan hendak membuka pintu.

      "Siapa..?" Kata orang itu. "Ini aku.. Gulpa.." jawab gulpa. "Eh mas Gulpa.. mas ngapain hujan-hujan begini datang kemari..!" Kata orang tersebut. "Mau jenguk si Reno.. katanya dia sakit.. jadi aku kesini." Jawab Gulpa lagi yg terlihat menggigil. "Aduh.. sampe basah kuyup gitu.. bentar ya.. aku ambilkan handuk dulu" jawab orang tersebut yang merupakan seorang gadis tampak lebih muda dari Gulpa.

   Singkat cerita, Gulpa yang sedang duduk di teras dengan disuguhi teh hangat dan handuk untuk mengeringkan pakaian nya, ia ditemani gadis itu yang bernama Sihara yang sering dipanggil Hara.

   "Har.. kakak mu mana.. apa dia mulai baikan" tanya Gulpa pada Sihara. "Itu di kamar.. dia lagi tidur.. tadi Maghrib dia ngamuk ngamuk gak jelas dan tiba tiba kesakitan ntah kenapa." Jawab Sihara. "Ohh.. mudah mudahan cepet sembuh ya.. btw tadi kakak nemu ini didepan situ.." kata Gulpa menyodorkan sesuatu yangg dibungkus kain itu, "ini apa mas?.." tanya Sihara."Gak tau.. kali aja masih butuh.." jawab Gulpa. 

    Saat itu secara tiba-tiba Reno menjerit kesakitan dan meronta-ronta mengacaukan seisi kamar, Gulpa dan Sihara langsung bergegas melihat kejadian itu. Terlihat Gulpa yang kaget melihat kamar Reno yang dipenuhi kabut hitam dengan sesuatu berbentuk manusia dengan mata merah menyerang Reno, sesosok itu mirip dengan yang dilihat Gulpa di atas bukit itu.

     "Mahluk menyeramkan apa itu.." ujar Gulpa sambil menarik pundak Sihara yangg hendak mendekati Reno. "Mahluk apa kak?.. itukan cuma kak Reno." Jawab Sihara. "Kau tidak melihatnya.. kau tidak melihat kabut hitam pekat ini.." kata Gulpa. "Kabut apa mas.. di sini gada kabut.. jangan-jangan mas Gulpa sama kayak kak Reno lagi.." kata Sihara. "Beneran.. itu ada hantu yang lagi nyiksa si Reno.." sentak Gulpa. "Gulpa.. tolong aku.." teriak Reno sambil merintih kesakitan. "Tapi aku gak bisa apa apa Ren.." jawab Gulpa. "Tolong pergi lah kerumah kakek yg ada di atas bukit itu.. beberapa hari lalu aku mengambil sebuah benda pusaka yang terbungkus kain putih.. dan aku kuburkan didepan rumah agar keluarga ku tidak tahu.." kata Reno yang masih kesakitan. "Maksud kakak ini.." kata Sihara yang menyodorkan sesuatu yg diberikan Gulpa tadi. "Ya.. bagaimana kau tahu.." kata Reno. "Tadi mas Gulpa yang jumpa.." jawab Sihara.

     Tanpa ada kata kata lagi Gulpa langsung mengambil benda itu dan berlari keluar rumah menembus hujan yang deras.

     "Mas.. mau kemana.." teriak Sihara yg mengejar Gulpa sampai depan pintu. "Aku mau menolong kakak mu.." teriak Gulpa dari dalam deras nya hujan.

   Perlahan tubuh Gulpa hilang ditelan kegelapan malam dan derasnya hujan. Rasa khawatir tertanam di dalam diri Sihara. Namun Gulpa tetap berlari dan mendaki bukit yang terjal dan terus berlari hingga sampai ke puncak bukit yang di puncak nya terdapat sebuah kebun dengan rumah ditengah-tengah nya, dengan keberanian. Gulpa berjalan melewati kebun jagung yang lumayan lebat itu. Namun bayangan hitam yang menjaga kebun itu mengikuti Gulpa. Karena takut, Gulpa langsung berlari ke arah rumah itu dengan menerobos kebun jagung hingga sampai ke halaman rumah yang cukup besar itu. Ia berjalan mendekat ke pintu rumah itu dan mengetuk nya.

    "Permisi .. apakah ada orang di dalam.." teriak Gulpa dari depan pintu rumah itu.

    Namun bayangan itu terlihat mengejar Gulpa hingga ke rumah itu, dengan rasa takut, Gulpa langsung membuka pintu rumah itu dan langsung memasuki nya. Di dalam terlihat lukisan-lukisan menyeramkan terpajang di dinding rumah itu.

    "Permisi.. apakah ada orang.." begitulah teriak Gulpa berkali-kali sambil menelusuri setiap ruangan di rumah itu. Hingga ia mendapati ruangan yang di dalamnya terdapat kakek tua yang sedang bersemedi. Ia berjalan mendekati kakek tua itu perlahan-lahan.

    "Permisi kek.. aku mau mulangkan barang ini.." ujar Gulpa yang berlutut di hadapan kakek tua itu. "Siapa kau.. kenapa barang itu ada padamu.." kata kakek itu dengan suara berat nya. "Maaf kek.. ini barang yang di ambil teman aku tanpa izin dari rumah ini.." kata Gulpa yg menggigil ketakutan. "Terimakasih anak muda.. tetapi kau harus berhati-hati jika memasuki rumahku lain kali.. dan barang itu bukan lah milikku.. barang itu kepunyaan setan hitam penjaga tempat ini.. kau periksa saja barang apa itu.." jawab kakek itu yang tersenyum kepada Gulpa.

    Saat Gulpa membuka ikatan kain putih yang kotor itu, ia seketika kaget dan melempar kan barang itu. 

    "Ada apa anak muda.. kenapa kau takut.. itu hanya   sebuah keris.." kata kakek itu. "Keris itu seperti hendak menerkamku kek.." kata Gulpa ketakutan. "Ya.. keris itu adalah rumah dari setan hitam yang kau lihat.. sebaiknya kau cepat pergi dari tempat ini.. dan letakkan keris itu di atas pintu depan.. jika kau pergi usahakan jangan melihat belakang.. dan terus berlari sampai kau kembali kerumah teman mu itu.. dan berikan obat ini kepadanya agar setan hitam tak mengganggu teman mu lagi.." kata kakek itu yg menyodorkan sebuah botol berisi air misterius. "Baiklah kek.. aku pamit dulu.." kata Gulpa yang langsung mengambil botol dan keris itu dan bergegas ke pintu depan.

    Saat itu ia meletakkan keris itu ditempat yg dikatakan kakek tadi dan segera pergi keluar yang tampak nya suasana di luar rumah masih terjadi hujan badai, ia memberanikan diri untuk berjalan di deras nya hujan, dan langsung berlari ke arah rumah si Reno, ia terus berlari tanpa melihat kebelakang, terlihat ia sedang dikejar oleh setan hitam yang di maksud kakek itu, ia terus berlari tanpa melihat kebelakang, sampai ia tiba-tiba tersandung dan terjatuh ke bawah bukit, ia saat itu terguling-guling hingga kaki kirinya keseleo, tetapi dengan tujuan untuk menolong temannya, ia masih sanggup berdiri dan berlari hingga sampai di rumah si Reno, Sihara dan kedua orang tua Reno sudah menanti akan kedatangan Gulpa.

   "Mas Gulpa.. syukurlah mas baik baik aja.." ujar Sihara yg langsung menyambut Gulpa di dalam derasnya hujan. "Har.. berikan obat ini ke kakak mu.." kata Gulpa yang sudah lemas tak berdaya hingga tak lama kemudian ia pingsan di pelukan Sihara. 

   Singkat cerita, Gulpa telah terbangun di sebuah kamar yg terlihat di samping nya ada Sihara, Reno dan kedua orang tua Reno. "Syukurlah kau baik baik aja Gul.. makasih ya udah nolong aku.." kata Reno yg duduk di samping kiri Reno. "Apa ada yang sakit mas?." Kata Sihara yang berada di samping kanan Gulpa. "Aku ga papa kok.. cuma sedikit keseleo." Ujar Gulpa.

-sekian



Penulis bernama lengkap Muhammad Rizky Franda berasal dari Kunto Darussalam Rokan Hulu




Posting Komentar untuk "Misteri Setan Hitam"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.