Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

"Tangisan Cinta", Episode 19

"Tangisan Cinta", Episode 19

Oleh Hazman Arif


"Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?" Tanya Laura menangis sambil memegang kedua tangan Orlando.


Orlando tersenyum melihat Laura yang begitu khawatir pada dirinya. Orlando kemudian memegang balik kedua tangan Laura.


"Tenanglah! Aku baik-baik saja, hanya saja mungkin ini, sudah waktunya semua kebenaran terungkap!" Jawab Orlando tersenyum.


Laura sama sekali tidak mengerti apa sebenarnya yang Orlando maksud, hingga pada akhirnya Orlando menjelaskan bahwa sebenarnya dia mengetahui dimana keberadaan Siddarth serta dia juga menceritakan bahwa umurnya sudah tidak lama lagi karena dia mengidap penyakit yang sangat mematikan hingga membuat semua rambutnya rontok.


"Jadi, selama ini, kamu tahu dimana keberadaan Siddarth tetapi kenapa kamu tidak memberitahukan padaku semuanya?" Tanya Laura menangis.


"Maafkan aku, aku melakukan semuanya untuk sebuah alasan dan alasan itu, bernama cinta hingga pada akhirnya aku sadar jika memang tidak ada tempat untukku dihatimu bahkan disisa terakhir usia yang telah Tuhan gariskan untukku akan tetapi aku tetap bahagia karena setidaknya aku bisa merasakan bagaimana rasanya mencintai serta bagaimana rasanya menghabiskan banyak waktu dan detik bersama kamu orang yang sangat aku cintai!" Jawab Orlando dengan penuh tangisan.


"Aku juga tidak tahan melihat kamu terus-menerus menangis hingga aku memutuskan untuk menemui Siddarth disalah satu rumah sakit di Verona akan tetapi sayangnya aku malah kecelakaan!" Tambah Orlando menangis.


Laura tidak menyangka bahwa selama ini, Orlando sudah membohongi dirinya hanya karena ambisinya untuk dapat memiliki dirinya.


Orlando kemudian menghela panjang nafasnya lalu membuangnya karena dadanya terasa sangat sesak.


Laura kemudian panik melihat keadaan Orlando lalu dia berteriak memanggil dokter, tetapi sayangnya sebelum dokter datang Orlando sudah mengembuskan nafas terakhirnya.


Laura yang menangis langsung berlari ke arah Orlando, Laura meminta maaf atas perkataannya tadi, serta dia juga memintanya untuk bangun kembali.


"Lando, Lando! Please kamu bangun! Maafkan aku! Aku hanya emosi tadi! Ayo kamu bangun!" Ucap Laura menangis sambil memeluk Orlando.


Dokter kemudian membawa Orlando keruang operasi sebab sebelum Laura datang. Orlando telah mengamanatkan pada dokter untuk mendonorkan jantungnya serta hatinya untuk Siddarth.


"Dottore, non lo prenda! Dottore, dove stai portando Orlando!( Dokter, jangan bawa dia pergi! Dokter, kemana kamu akan membawa Orlando!)" Teriak Laura menangis sambil terduduk dilantai.


***

Pagi yang begitu cerah di Jakarta, Arnita sedang termenung di ruangannya dengan wajah penuh kekhawatiran tentang teror serta ancaman yang dia terima beberapa waktu belakangan ini.


"Bagaimana jika semuanya terbongkar karena sampai detik ini, pun! Belum ada kabar dimana keberadaan Franklin, apakah dia masih hidup atau sudah mati! Atau bahkan dia sudah berhasil menemukan anaknya Caca lalu dia sudah menceritakan segalanya pada mas Hans, karena sampai detik ini, juga pun mas Hans belum memberikan aku kabar!" Ucap Arnita dalam hatinya dengan penuh kekhawatiran.


Tak lama kemudian terdengarlah suara orang membuka pintu ruangannya dan alangkah kagetnya Arnita melihat adiknya Edo sudah bersama Hans kakaknya.


Arnita langsung berdiri dengan tubuh gemetaran dan wajah penuh kekhawatiran serta ketakutan.


"Edo kenapa kamu bisa kesini bersama mas Hans?" Tanya Arnita ketakutan.


"Karena ada seseorang yang ingin bertemu dengan kak Arnita dan orang itu, juga meminta mas Hans untuk hadir juga oleh karena itu, aku menyuruhnya datang kemari!" Jawab Edo tersenyum pada Arnita.


"Seseorang, siapa dia?" Tanya Arnita gugup.


Edo kemudian bertepuk tangan untuk memanggil seseorang tersebut, alangkah kagetnya Arnita melihat orang yang Edo maksud adalah Ari dan Franklin.


Arnita menelan ludahnya saking paniknya serta ketakutannya.


"Hai kak! Apa kabar?" Tanya Franklin tersenyum pada Arnita sambil mendekati Arnita.


"Franklin, ke kenapa kamu bisa bersama kak Ari?" Tanya balik Arnita dengan penuh ketakutan.


"Ayo Franklin kamu ceritakan saja semuanya kenapa kamu bisa bersama saya!" Tambah Ari tersenyum pada Franklin.


Franklin kemudian menceritakan semuanya mulai dari dirinya kabur dibantu oleh puji, hingga membuatnya tertabrak mobil Winda anaknya Ari, selama beberapa hari dia tidak sadarkan diri.


"Setelah saya sadar, saya kaget melihat om Ari dan tanpa membuang waktu saya langsung memperlihatkan bukti rekaman cctv yang mana rekaman itu, menunjukkan saat kak Arnita menyuruh Tante Fera dan om Ari membuang bayinya Tante Caca yang tak lain adalah anaknya kak Hans!" Ucap Franklin pada Arnita yang sudah sangat ketakutan.


"Arnita jawab dengan jujur! Apa benar yang Franklin katakan itu, jika kamu tidak jujur maka kakak akan melaporkan kamu kepolisi dengan tuduhan penculikan bayi yang terencana!" Bentak Hans pada Arnita..


Arnita yang semakin ketakutan tidak sadar jika dirinya sudah terlalu mundur kebelakang hingga membuatnya terjatuh dari jendela kantornya yang berada di lantai 13.


Hans, Edo, Franklin dan Ari langsung berlari melihat keadaan Arnita dari jendela tempat Arnita terjatuh.


***

Verona Italia, setelah operasi selesai. Dokter memberikan sebuah surat yang telah Orlando titipkan padanya yang mana surat itu, berisi jika dirinya telah mendonorkan jantungnya dan hatinya untuk Siddarth yang juga berada dirumah sakit itu, demi Laura. Agar Laura orang yang dia cintai bahagia.


"Hmm, Lando! Maafkan aku! Maafkan aku yang tidak tahu jika kamu mencintaiku!" Ucap Laura menangis terisak sambil terduduk di lantai rumah sakit.


Tak lama kemudian keluarlah beberapa orang perawat membawa jenazah Orlando yang akan segera dibawa ke Indonesia.


Saat Laura akan mengejar perawat tersebut keluarlah beberapa orang perawat membawa Siddarth yang akan dibawa keruangannya.


Setelah sekian lama akhirnya Laura Bisa kembali melihat Siddarth pria yang sangat dia cintai meski harus ada seseorang yang pergi dari hidupnya.


Laura kemudian memberhentikan para perawat yang sedang membawa Siddarth.


"Sidd, Siddarth! Hmmm, apa kamu tahu selama ini, aku terluka! Selama ini, aku mencarimu, selama ini, aku selalu menangis memikirkan mu! Haaa, aku sangat merindukanmu!" Ucap Laura menangis sambil memeluk Siddarth yang masih pingsan pasca operasi.


Saat Laura sedang memeluk Siddarth datanglah Fera  dan Adjie, mereka kemudian mendorong Laura hingga Laura terjatuh ke lantai.


"Kamu hanya pembawa sial bagi anak saya! Saya tidak mau dia mengalami kesialan lagi jika terus bersamamu!" Tegas Adjie pada Laura.


"Ya, suami saya benar lagian Siddarth sudah kami jodohkan dengan Maira, jadi tidak akan tempat lagi untukmu bisa bersama dengan Siddarth kembali!"  Tambah Fera.


Dengan penuh tangisan Laura memegang kedua kaki Adjie untuk memohon agar dirinya bisa kembali bersama Siddarth karena dia sangat mencintai Siddarth.


Sayangnya Adjie malah menendang Laura hingga Laura terjatuh tepat di kaki Cruz yang pada saat itu, sedang bersama Maira.


"Jadi, ternyata yang aku lihat tadi benar itu, adalah kamu tetapi kenapa kamu berbohong padaku?" Tanya Laura dengan berlinang air mata pada Cruz.


Cruz hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Laura, Fera kemudian menghampiri Cruz dan Maira lalu membawa mereka pergi dari Laura begitupun Adjie yang menyuruh para perawat membawa Siddarth kembali keruangannya.


Kini, tinggallah Laura seorang diri menangis tanpa ada seorang pun yang menemaninya.


"Gak, aku gak boleh diam dan menangis seperti ini, aku harus memperjuangkan cintaku karena Lando sudah mengorbankan dirinya untuk aku, agar aku bisa bersatu dengan Siddarth! Aku gak boleh menyia-nyiakannya!" Ucap Laura sambil menghapus air matanya lalu berdiri dan berlari mengejar mereka.


***

Sesampainya di rumah, Christian langsung meletakkan Arif di kamar tamu lalu dia segera memanggil dokter untuk menanganinya.


" Una vez que mi condición esté fresca, me ocuparé de este hombre hasta que recupere el sentido y regrese con su familia!( Setelah kondisiku fresh maka aku yang akan menanganinya hingga dia sadar lalu mengembalikannya pada keluarganya!)" Ucap Christian yang kemudian keluar dari kamar tamu.


Setelah Christian keluar tiba-tiba saja Arif Sadar dan membuka matanya secara perlahan-lahan.


"Agh, dimana aku ini? Ah!" Tanya Arif kesakitan sambil memegang kepalanya.


"Dimana Siddarth? Apa pertunangannya dengan Laura sudah berlangsung?" Tanya Arif dengan lemahnya.


Arif berusaha beranjak dari tempat tidurnya akan tetapi dia malah terjatuh lalu pingsan di lantai.


"BERSAMBUNG"




Posting Komentar untuk ""Tangisan Cinta", Episode 19"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.