Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Misteri "Setan Hitam"

 


#setan_hitam part ll

-by. Thee_Reeall_arisky


     Hari itu di bawah pohon jengkol yang cukup rindang, terlihat Gulpa yang sedang tertidur di atas dedaunan kering. Suasana di sana sangat sejuk dan nyaman untuk tidur siang, makanya Gulpa terlihat sangat lelap saat itu. Di dalam lelap nya tidur Gulpa, ternyata ia mengalami mimpi yang sangat aneh, dalam bayangan mimpi nya terlihat suasana yang sangat gelap nan mengerikan, kabut asap hitam yang menyelimuti pandangan Gulpa sangat mengganggu penglihatan nya, dalam samar-samar pandangan itu ia melihat sesosok mahluk bertubuh besar namun tak jelas betul mahluk apa yang ia lihat dikarenakan kabut asap hitam itu.

    "Makhluk menyeramkan apa itu... Dan aku sekarang ada dimana!...." Ujar Gulpa dalam hatinya.

  Dikarenakan Gulpa orang yang tak mengenal takut, Ia berusaha mendekati mahluk besar dalam kabut itu. Perlahan tapi pasti ia melangkahkan kakinya, namun keberuntungan belum berada di pihaknya, salah satu kakinya menginjak sesuatu hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras untuk didengar mahluk itu.

  Benar saja, makhluk raksasa itu berbalik dan memandang Gulpa. Wajahnya yang hitam tak jelas dan mata serta mulutnya merah menyala seperti api membuat Gulpa terkejut setengah mati hingga membuatnya terbangun dari tidurnya dengan teriakan yang menyertai kebangunan nya.

    "Hah..! Hah..! Hah..!"terdengar suara nafas Gulpa yg tak teratur.

    "Untung saja hanya mimpi... Aku tak habis pikir jika menemukan makhluk seperti itu di dunia nyata....!" Ujar Gulpa yang sudah tersadar dari tidurnya.

     "Ada apa mas?... Kok mas teriak kek habis ngelihat setan!...." kata seorang wanita yang tiba- tiba ada di samping Gulpa tanpa ia sadari.

     "Arghhhhhhh.....!!!" Teriak Gulpa yang terkejut bukan kepalang hingga ia reflek menjauh dari wanita itu.

  Jika dipandang-pandang, wajah wanita itu tak asing bagi Gulpa. Karena silau nya matahari membuat Gulpa memerlukan waktu untuk menormalkan penglihatannya.

     "Sihara!... Kenapa kau ada disini....?" Tanya Gulpa kepada wanita itu yang tak lain adalah Sihara, adik dari sahabat nya Reno.

     "Tadi dari warung untuk belanja kebutuhan Rumah mas...." jawab Sihara kepada Gulpa.

      "Sendirian aja?...." Tanya Gulpa lagi.

      "Nggak... Tadi sebenarnya sama kak Reno... Tapi dia ada urusan penting katanya... Jadi dia pergi entah kemana... Aku disuruh nunggu... Tapi ya mending sekalian jalan pulang aja deh...." Jawab Sihara.

      "Kan jauh Har... Udah gitu ngelewatin hutan dan bukit lagi... Bahaya kalo kamu sendirian... Mending mas anterin aja make sepeda ontel nya embah...." Kata Gulpa.

  "Nggak deh mas... Nanti ngerepotin mas... Dan gak enak diliat warga kalo kita goncengan berduaan....." Jawab Sihara.

      "Ya udah... Biar mas temenin jalan deh... Sekalian mas mau metik duren di ladang nya embah kakung...." Kata Gulpa.

    "Terserah mas aja deh... Aku mau jalan pulang dulu... Dada..!!" Kata Sihara dengan malu malu sambil bergegas pergi dari tempat itu.

      "Tunggu Har... Aduh... Sendal ku kemana lagi...." Ujar Gulpa yang masih sibuk mencari sendal nya yg digunakan untuk bantal beberapa saat lalu.

   Ia pun segera mengejar Sihara yang belum jauh dari tempat itu.

     "Sini Har... Belanjaan nya biar mas bawain... Pasti berat tuh... Ntar kamu cape dan sakit lagi...!" Kata Gulpa yg langsung meraih kantong belanjaan yg dipegang Sihara.

     "Eh.!.. gak perlu repot-repot mas...!" Kata Sihara.

    "Ga papa biar mas bawain aja..!" Kata Gulpa lagi.

    "Makasih mas... Udah mau direpotin...." Jawab Sihara lagi pada Gulpa.

   Akhirnya mereka pun jalan berdua sambil berbincang-bincang hingga mereka mulai memasuki kawasan hutan yang menuju bukit yang sangat curam. Namun sialnya cuaca saat itu tidak mendukung, mendung yang sangat gelap tiba tiba saja datang entah dari mana.

     "Waduh... Mendung lagi... Udah gada tempat neduh sekitar sini... Kek nya kita harus lebih cepat lagi Har... Biar gak kena hujan...!" Kata Gulpa pada Sihara.

     "Iya mas... Tapi sayangnya udah keburu kena hujan... Jadi percuma juga kita lari larian mas...." Jawab Sihara.

      "Iya juga... Udah gerimis pula... Mending kita neduh dibawah pohon rindang tepi jalan itu...!" Ujar Gulpa sambil menunjuk pohon beringin tua yg berdaun lebat.

     "Oke deh mas... Sayang juga belanjaan nya kalo kena hujan...." Jawab Sihara.

   Mereka pun langsung meneduh di bawah pohon beringin tua itu, semakin lama hujan pun semakin lebat dan hawa dingin mulai terasa. Rambut Sihara yang terurai panjang pun tergerai terkena angin yang cukup kuat, kelihatan nya akan ada hujan badai di sana. Dedaunan yang sangat lebat dari pohon beringin itu melindungi Gulpa dan Sihara dari deras nya air hujan, suara petir mulai terdengar membuat Sihara ketakutan dan mulai menggenggam erat tangan Gulpa.

     "Kamu takut petir Har?..." Tanya Gulpa.

     "Sedikit mas...." Jawab Sihara ketakutan.

     "Gak papa kan ada mas disini... Jangan takut... Kalo takut peluk erat aja tangan mas ini...." Ujar Gulpa.

     "Makasih ya mas..." Kata Sihara yg memeluk erat tangan Gulpa karena ketakutan akan petir.

   Hujan badai itu semakin lama semakin kuat membuat hembusan disekitar mereka semakin tak terkendali, suasana disekitar berubah menjadi mencekam. Bagaimana tidak, cuaca yang awalnya cerah kini berubah drastis menjadi sangat gelap karena hujan badai itu. Petir yang selalu menyambar pepohonan membuat suasana tambah mengerikan.

   Namun tiba tiba. "DUAARrrr!!!..." Terdengar suara petir yang menyambar dahan pohon beringin yang menjadi tempat berteduh Gulpa dan Sihara, dahan yang patah terjatuh tepat ke arah Gulpa dan Sihara, namun sebuah kabut asap hitam yang sama dengan kabut yg di mimpi Gulpa tiba tiba muncul hingga menutupi seluruh pandangan Gulpa. Ia tak tahu itu sesuatu yang nyata atau hanya mimpi belaka.

   Suara deras hujan badai tak terdengar lagi di telinga Gulpa, itu membuatnya menoleh ke samping kanan dan kiri dan hanya melihat hutan yang tak ia kenali, suasana hutan itu sangat mengerikan karena cahaya matahari yang terhalang oleh lebat nya daun dari pepohonan disana. Gulpa memeluk erat Sihara yang ketakutan hingga ia tak sadar bahwa ia telah berpindah ketempat lain akibat kabut asap hitam itu.

     "Har... Sihara!!.. kita dimana?..." Tanya Gulpa penasaran.

    "Aku nggak tau mas... Tapi kenapa kita ada disini?..." Jawab Sihara yg kemudian balik bertanya.

   "Apa ini ada hubungannya dengan mimpiku tadi!..." Ujar Gulpa.

     "Emang nya mas mimpi apa?..." Tanya Sihara.

     "Kamu lihat kabut asap tadi?... Itu kabut yang sama dengan kabut yang muncul di mimpiku... Dan kabut itu juga yang pernah aku lihat di ladang jagung atas bukit...." Jawab Gulpa.

     "Jangan Ngada Ngada deh mas... Mana ada yang kek gituan... Kan buat aku makin takut!..." Kata Sihara yg merinding ketakutan.

   Saat itu secara tiba tiba terdengar suara dentuman keras seperti langkah kaki raksasa yang semakin lama semakin mendekat ke arah Gulpa dan Sihara.

    "Jangan bilang itu suara langkah kaki mahluk yang aku liat di mimpi!... Sial... Hara!.. ayo pergi menjauh dari tempat ini!!..." Ujar Gulpa yang langsung menarik Sihara pergi dari tempat itu.

      "Itu suara apa mas?..." Tanya Sihara penasaran.

     "Sepertinya sesuatu yang sangat buruk... Kita harus menjauh sejauh jauh nya dari suara itu!..." Jawab Gulpa yang masih menarik Sihara.

   Ia berlari dan terus berlari melewati tanah yang lembab dan lebatnya semak belukar, hingga ia secara tiba tiba tergelincir masuk ke dalam sebuah lubang yg cukup dalam bersama Sihara.

      "Aduh... Sial... Kamu gak papa har?..." Tanya Gulpa.

      "Kaki ku sakit mas...!" Jawab Sihara.

      "Ya udah sini mas gendong aja... Kita perlu menjauh dari suara itu..!" Kata Gulpa yang langsung mengangkat Sihara.

      "Tapi mas... Kita kan ada di dalam lubang besar..! Gimana cara kita keluar dari sini...!" Tanya Sihara.

      "Udah tenang aja... Kita ikuti terowongan ini.. pasti ada jalan keluar...!" Jawab Gulpa yang langsung berjalan menuju sebuah terowongan yang cukup besar untuk dilewati.

   Terowongan itu sangat gelap dan berair, mungkin orang orang biasa akan sangat ketakutan melewati terowongan itu, namun berbeda dengan Gulpa yang sudah terbiasa dengan keadaan mengerikan seperti itu. Tak berapa lama berjalan akhirnya mereka melihat cahaya di ujung terowongan, seperti nya itu menuju ke tempat yg terang.

   Gulpa terus berjalan mengikuti lorong itu hingga ia sampai di ujung lorong, dan alangkah terkejutnya ia melihat disana hanya ada sebuah ruangan yang sangat besar dengan kristal kristal jingga bersinar terang. Ditengah ruangan itu terlihat sebuah keris yang melayang dengan sinar terang menyelimuti nya.

     "Bukanya itu keris milik Mbah dukun yang ada di atas bukit... Kenapa itu berada disini?..." Tanta Gulpa penasaran.

      "Aku takut mas...!" Ujar Sihara yang masih ketakutan.

     "Tenang aja Har... Gak papa kok... Selagi mas masih sama mu... Mas jamin kamu akan aman dari segala mara bahaya..!!" Kata Gulpa menenangkan Sihara.

   Namun secara tiba tiba kabut asap hitam itu muncul lagi dari dalam keris yang bercahaya terang disana, hal itu membuat Sihara semakin ketakutan dan Gulpa masih tetap berusaha memberanikan dirinya akan hal itu. Kabut asap hitam itu tampak memiliki mata dan mulut yang merah menyala, sama seperti mahluk yang ada di mimpi Gulpa.

      "Kau orang yang sangat berani Gulpa... Aku kagum dengan mu... Kau rela berkorban dan sangat baik dengan orang terdekat mu...!" Terdengar suara dari kabut asap hitam itu dengan suara yg besar dan berat.

      "Bukannya urusan kita sudah selesai... Kenapa kau membawaku ketempat seperti ini...?" Tanya Gulpa pada kabut hitam itu.

      "Ohh... Ternyata kau masih mengenal ku... Aku menyelamatkan mu dari badai itu... Karena kau sudah mau mengembalikan tempat tinggal ku ketempat nya semula...!" Jawab kabut itu.

       "Kau pasti setan yang mengejar ku di kebun jagung atas bukit kan... Tapi kenapa kau mengenal namaku?...." Tanya Gulpa lagi.

       "Ah... Maaf karena aku telah mengikuti mu dari balik bayangan selama ini... Karena itu aku mengenalmu..." Jawab kabut itu.

       "Lalu... Kau ini sebenarnya setan jenis apa... Dan tempat apa ini?..." Tanya Gulpa lagi.

       "Kau bisa memanggilku setan hitam!... Karena aku yang menguasai dimensi ghaib bayangan ini...!" Jawab kabut itu.

        "Lalu mahluk apa yang mengejar kami tadi?..." Tanya Gulpa lagi.

        "Ah... Itu tubuh fisik ku... Sementara yang ini jiwa ku... Tubuh fisik ku memiliki kesadaran nya sendiri... Maka dari itu aku tak bisa kembali ke tubuh fisik ku dan akhirnya memilih tinggal di keris ini...!" Jawab setan hitam.

       "Mas kenal sama mahluk itu?..." Tanya Sihara pada Gulpa.

       "Ah... Dia itu mahluk yg pernah ada dirumah mu... Yang pernah nyiksa jiwa si Reno..!!" Jawab Gulpa.

      "Lalu kenapa mas bisa sesantai itu bicara sama mahluk jahat yang udah siksa kak Reno..?" Tanya Sihara lagi yg masih ketakutan.

       "Ya kan kemarin yang salah itu kakak mu... Bukan mahluk ini...!" Jawab Gulpa.

  "Ya... Itu benar nona... Sebenarnya aku ini setan yang sangat baik loh... Tergantung siapa dan seperti apa manusia ketika berurusan dengan ku...!" Kata setan hitam pada Sihara.

     "Jika benar kau baik... Antarkan kami pulang dari tempat ini!!..." Ujar Sihara.

        "Tentu saja... Tetapi kau perlu menunggu badai di alam mu itu mereda... Sementara itu kalian perlu menunggu disini...!" Jawab setan hitam.

-sekian




Posting Komentar untuk "Misteri "Setan Hitam""

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.