Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cerita Seram

#shutdown_illahi
By.thee reeall arisky


     Pada pagi itu, saat cuaca yg cukup berkabut, aku pergi ke sebuah toko untuk membeli sesuatu. Di sana terlihat teman semasa SMP ku sedang berbelanja juga. 

     "Eh.. Ris... lu udah denger kabar tentang buk Nana yg meninggal kemarin....?" Tanyanya kepadaku.

     Aku begitu terkejut saat ia berkata begitu, karena yang aku tahu, perempuan yang bernama Tania ini tak pernah main-main dengan perkataannya.

     "Apa maksudmu...? Baru aja beberapa hari ini aku lihat Bu Nana di rumah nya...." Tanya ku balik dengan sedikit gemetaran.

     "Beneran Ris... bu Nana baru aja meninggal kemarin... Bahkan dia udah dikubur di pemakaman umum desa kita...." Jawab nya tanpa ragu.

   Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju pemakaman umum di desaku, aku meninggalkan Tania begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Mungkin karena aku sangat menyayangi Bu Nana hingga aku sangat terpukul saat mendengar nya meninggal dunia.

     Tak lama setelah aku sampai di pemakaman itu aku langsung bergegas mencari makam Bu Nana dan akhirnya aku menemukan makamnya yang masih basah, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu, aku hanya diam mematung menatap batu nisan yang bertuliskan Nana Sulistiawati binti Dariman.

     Dalam benakku selalu terlintas kenangan indah saat kebersamaan kami, aku pun tak sadar kalau air mata mengucur deras di pipiku. Hingga suara petir yang menggelegar menyadarkan ku kembali, aku langsung duduk disamping makam itu untuk mendoakannya agar tenang di alam sana.

     Saat itu doa-doa kubacakan di dalam hati, namun ada sebuah tulisan tulisan aneh muncul di penglihatanku, hatiku mendorong untuk segera membacanya dengan lantam.

    Bacaan itu selalu mengacau pikiranku hingga aku pun mulai membacanya dengan suara yang cukup keras hingga terdengar oleh orang-orang yang tak jauh dari tempatku berada. Saat aku hampir menyelesaikan bacaan-bacaan ku, sekelompok orang langsung meneriaki ku,

 "Jangan baca mantra itu...!!" Teriak mereka sambil berlari ke arah ku.

      Namun aku sudah sampai ke bacaan paling terakhir yg berbunyi,' "sumpahnah... Sumpahnah.. illah....". Aku tersadar dan melihat orang-orang yabg berlari di belakangku. Mereka terlihat sangat ketakutan namun terpaksa berlari mencegahku.

     Saat itu aku ingin berdiri dari tempatku duduk, namun secara tiba-tiba kuburan guruku meledak dan mengeluarkan mahluk yg sangat menyeramkan. Terlihat bentuknya seperti kuda namun ia memiliki sayap seperti kelelawar, tubuhnya hitam dan tampak sangat keras seperti batu. 

    Mahluk itu melompat ke arah orang-orang yang berlari ke arah ku dan langsung menyerang secara brutal, tampak ia seperti mencabik-cabik orang  itu dengan taringnya, ia juga menelan orang orang itu satu persatu hingga tubuh mahluk itu mulai bertambah besar.

     Aku yang takut pun langsung berlari ke arah yang berlawanan dari monster itu, namun saat aku belum jauh berlari seseorang yang tadi berlari ke arah ku berteriak.

    "Jauhkan adikmu darinya... Jangan biarkan dia memakan si kunci...!!" Teriak orang itu dengan badan yang berlumuran darah dan kaki yang terputus. 

     Kata-kata terakhir orang itu tidak aku mengerti, tapi aku tetap berlari pulang hingga aku sampai di persimpangan jalan, aku lihat adikku sedang berjalan di simpang itu,'

 "Marina... Ayo cepat kita bergegas pergi dari tempat ini...!". Teriak ku memanggil adik perempuan ku yang bernama Marina itu,' "kenapa bang?..." Tanya Marina heran,' "sudah.. ayo ikuti Abang...!" Kataku yang langsung menarik tangan adikku dan berlari secepat mungkin.

     Sosok monster yang keluar dari kuburan Bu Nana itu tampak mengejarku, dengan ukuran sebesar itu ia bisa mengejar kami dengan begitu cepat. Dengan rasa takut yang menyelimuti ku, aku langsung menggendong adik ku dan masuk ke dalam rumahku yang kebetulan tadi sudah tak begitu jauh. 

     Langsung saja ku persiapkan semua pakaian dan barang yang diperlukan untuk pelarian ini dengan terburu-buru, monster itu kelihatannya tak melihat aku dan adikku yang berada di dalam rumah,' "itu mahluk apa bang...?" Tanya adikku yang terlihat ketakutan,' "Abang pun ga tau dek... Tapi nanti kau kabur ke arah hutan belakang rumah ya... Biar Abang pancing monster itu ke tempat lain... Tapi ingat.. Apapun yang terjadi jangan berbalik.. terus lah berlari..." Jawab ku sambil menyerahkan tas ransel ke adik ku yang berisikan barang barang yang kusiapkan barusan.

    Saat adik ku sudah berlari lewat pintu belakang, aku pun segera keluar dari pintu depan dan berteriak memanggil monster itu, namun anehnya ia tak menghiraukan diriku, ia tetap mencari keberadaan adik ku itu. Ia menjebol atap atap rumah warga bahkan atap rumah kami juga ikut di jebol untuk mencari adik ku, karena ia tak menghiraukan teriakan ku, akupun mencoba melempar monster itu dengan batu yang ada disekitar ku. kulempar lah mahluk itu dengan sekuat tenaga hingga berkali kali, namun tak ada respon sedikit pun dari monster itu.

     Aku mulai heran dengan apa yang terjadi, aku berfikir keras akan hal itu, jika di ingat ingat.. akulah yang memanggil monster itu dengan mantra yang ku baca saat dikuburan Bu Nana, maka dari itu sang monster tak akan melukai ku.

    Saat aku sedang berfikir, sang monster kelihatan nya mulai berevolusi menjadi monster yang lebih mengerikan, terlihat tubuhnya yang awalnya seperti kuda hitam yang bersayap kini berubah bentuk menyerupai seekor naga seperti yang ada di cerita cerita fiksi. 

     Dengan sayap lebar nya yang menjuntai di udara, ia mulai terbang ke atas awan dengan sangat cepat, terpaan sayap nya membuat udara disekitar menjadi porak poranda. Naga itu pun terlihat terbang ke arah hutan dimana adikku ku suruh pergi, karena takut terjadi apa apa dengan adik ku, aku pun segera berlari mengejar naga itu dengan sekuat tenagaku. Firasat ku mengatakan jika adikku belum jauh memasuki hutan itu, jadi bisa saja naga itu dengan cepat menyusulnya.

      Saat sedang berlari aku selalu berfikir bagaimana caranya mengalahkan mahluk aneh itu, sedangkan di desa ku tidak ada tentara ataupun polisi dengan perlengkapan penuh. Karena cukup panik aku terus berlari dengan sekuat tenaga hingga menyaingi laju sang monster yang mengejar adik ku. Ukuran nya yg cukup besar membuat nya cukup lambat untuk melayang diudara. Tak jauh masuk kedalam hutan aku sudah melihat adikku yang berlari melewati jalan setapak.

     "Rina...! Berlindunglaj dibawah pohon besar itu..!" Teriak ku seketika ketika melihat pohon yang cukup besar dengan lubang besar dibatang nya. 

      Setelah adikku memasuki lubang itu, seketika monster berhasil mengejarnya dan berusaha meraih adikku yang ada di dalam lubang itu. Suara teriakan ketakutan adikku selalu terdengar hingga membuat ku memberanikan diri untuk melawan monster besar itu dengan tangan kosong.

     Aku berlari dengan sekuat tenaga ke arah monster itu dan langsung melompat ke kepala nya, berharap aku bisa melukai matanya dengan tinju ku; "enyahlah kau monster bangsaaat!!..." Teriak ku sambil memukul mata monster itu berkali kali. Ntah kenapa waktu itu salah satu tinju ku meleset dan mengenai kulit keras dari monster itu, hingga membuat tangan ku berdarah.

     Aku merasa sedikit kesakitan namun aku tetap memukul monster itu berkali kali hingga membuat bola matanya pecah hingga darah ditangan ku menyatu dengan cairan dari mata monster itu. Monster itu terlihat sangat kesakitan dan mencampakkan aku hingga aku terjatuh di batang pohon yang cukup keras.

     "Abaang...!" Teriak adikku terdengar di telingaku dengan sangat keras. Teriakan itu disertai dengan suara petir yang menyambar di dekatku. Aku tak mengetahui apa yang terjadi karena pandangan ku samar dan kepalaku terasa dingin disertai sakit yang lumayan.

Suara gemuruh mahluk itu terdengar sedang meronta ronta kesakitan, suaranya terdengar lebih ramai dari sebelumnya.

      Aku berusaha membuka mataku dengan sekuat tenaga, dengan pandangan samar samar aku melihat sesosok mahluk lain yang berada di dekat ku. Mahluk itu berwarna putih dan cukup besar, ukurannya terlihat sama dengan monster naga itu; "sudah cukup kau iblis durjana...  Aku akan membunuhmu dengan izin Tuhan...!!" Terdengar suara besar dari monster berwarna putih itu. Suaranya membuatku mulai tersadar dan kembali bisa bergerak.

    "Sebenarnya siapa kalian...?" Kata ku dengan nada lemah; "aku dan dia adalah mahluk utusan tuhan yang mampu menghancurkan dunia ini..!" Jawab mahluk berwarna putih, mahluk itu terlihat seperti seekor beruang kutub dengan tubuh besar disertai buku putih nya yg lebat.

      "Lalu apa hubungan semua ini dengan adikku?.." tanya ku heran.

      "Ini adalah kehendak illahi.. aku hanya menjalankan tugas untuk menjaga kunci illahi.. yaitu adikmu..." Jawab sang monster putih.

      Sebenarnya aku ingin bertanya lagi, namun monster naga itu sudah mulai bergerak untuk menyerang sang mahluk putih. Saat itu pertarungan sengit terjadi hingga pepohonan di hutan itu porak poranda, karena kesempatan emas untuk kabur karena monster itu sedang bertarung, aku dan adikku pun berlari menjauh dari tempat itu.

-sekian.






Posting Komentar untuk "Cerita Seram"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.