Puisi "Untukmu :Perajut mimpi dan harapan"
Untukmu
:Perajut mimpi dan harapan
Matahari masih malu menampakkan sinarnya
Bising kendaraan melumat telinga
melodi riuh membelah jalanan kota
Seorang bocah kecil dengan kecrekan ditangan
Berjalan menyusuri trotoar menyulam segenggam harapan
Saat anak-anak lain pergi
Menanam masa depan
Mengeja huruf, mengasah kecerdasan
Ia justru memikul perjuangan
Berenang di kolam keringat
Apakah nyala cahaya di dalam dirinya telah padam ?
Kalah oleh gelapnya keadaan
Mimpi-mimpi di tangan hangus
Menjadi abu, beterbangan layaknya debu
Kilap matanya sayu
Di manakah letak keadilan yang digaungkan itu ?
Disisi lain, rumah-rumah kardus beranak pinak
Di pinggiran kota, di kolong jembatan, di bantaran sungai
Dibuat sekedar berteduh
Dari kerasnya hidup memeras peluh dan keluh
Kadang-kadang saat hujan jatuh,
Banyak tubuh-tubuh kuyup oleh dingin
Rasa sakit tumbuh subur
Menjalar sekujur badan
Hati biru lebam dihantam pahitnya keadaan
Senyum menjadi barang paling berharga
Hanya doa dan keyakinan tumbuh di dada
Apakah keadilan masih milik mereka ?
Mimpi-mimpi telah mati
Apakah kita masih merdeka ?
Lamongan, 21 Januari 2022
Profil Penulis
Lusa Indrawati, seorang gadis pluviophile yang berdomisili di Lamongan, Jawa Timur. Masih aktif menulis puisi, cerpen, esai dan artikel. Tergabung dalam komunitas Literasi Competer Indonesia, Kepul dan Tirastimes. Paling suka makanan pedas. Penulis bisa disapa melalui akun ig@indranys345
Posting Komentar untuk "Puisi "Untukmu :Perajut mimpi dan harapan""
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.