Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ruang Rindu--Tulisan Siswa yang Tak Berarti


Ruang Rindu
Oleh, Restu Saleha

Matahari perlahan naik tepat tegak lurus di atas ubun-ubun.

Dan gotong royong yang dimulai semenjak pagi tadi belum juga usai, masih dengan kericuhan, drama tom jerry berkejaran, berebut es seribuan, dan bermandikan peluh setelah berjam-jam membersihkan seluruh sudut ruang kelas beserta dengan halaman.

Sebagian siswi menyusun kerangka untuk meletakkan pot-pot bunga, sebagian lainnya membasahi lantai dengan kain pel yang sudah di bubuhi sabun semerbak wanginya.

Sedangkan kumpulan siswa sedang berjuang merumput dengan parang tumpul yang tersedia entah milik siapa.

Wali kelas tiba dengan sorak sorai menyemangati para relawan dadakan atau lebih tepatnya tumbal kebersihan.

Ah, tidak. Lebih pas dikatakan memberikan pelajaran pada makhluk penyebar kuman yang membuang sampah di sembarang tempat setiap ruang belajar dan taman bunga yang akhirnya lalatan.

Tak berbeda halnya dengan kelas sebelah yang tak kalah ramai keluhan, lelah letih lapar disampaikan. Ups, mereka hanya mengisyaratkan traktiran dari mandor yang menyandarkan tangan di pinggang, wali kelas terhormat.

Pepatah bersandang pengajar mengatakan.

"Nikmati masa sekolahmu saat ini yang kelak akan kau rindukan." -teachers

Aku tidak yakin apa yang akan para makhluk-makhluk labil ini  rindukan, apakah keseruan belajar yang membosankan? Atau praktik luar ruangan dengan panas yang menggosongkan? Atau gotong royong seperti saat ini yang melelah-letihkan? Ah, atau ada si dia yang sekelas seangkatan?

Aku yakin, diantara puluhan teman yang selalu berkerumun membentuk pola barisan, hanya beberapa saja yang akan tetap sapa menyapa saat kelulusan lambai tangan.

Formasi- formasi yang setiap hari berubah bentuk itu yang mungkin akan dikenang, mengingat siapa saja yang pernah masuk sebagai bahan gibahan, atau kerandoman melontarkan candaan konyol yang memancing tawa tak berkesudahan.

Shuttt.. Tak jarang meluapkan kekesalan terhadap tugas yang sudah seperti tumpukan cucian.

Seorang merpati yang aku lebih suka menyebutkan wonder woman membocorkan sesuatu padaku, aku akan mengatakannya dengan pelan. Shuttt.. 

Merpati itu berbisik.

"Jari-jari tuaku sedang berjuang, menyelesaikan kisah tentang *Guru Yang Tak Di Rindukan* ".

Ah, baiklah. Ternyata bukan hanya ruang kelas yang ingin kembali dikenang saat anak mu kelak bertanya apakah kehidupan sekolah itu menyenangkan?

Ada sosok guru yang ingin masuk dijajaran kisah yang akan kau paparkan.

Tak perlu dijelaskan bagaimana detail hidungnya, tak perlu kembali mengingat seberapa tinggi badannya, tak perlu diuraikan bagaimana pelajarannya yang membosankan dan mengundang kantuk.

Cukup berikan contoh bahwa dirimu adalah orang sukses yang pernah belajar dibawah bimbingannya, orang berpangkat yang pernah tunduk dibawah nasehatnya, orang kaya harta yang miskin ilmu dan belajar dengan rajin dikelasnya.

Ribuan lembar cerita tentang bagaimana awal mula masuk sebagai siba sampai akhirnya lulus dengan nilai seadanya, atau sandangan juara yang hilang timbul layaknya kartu ditelan buaya? atau sudah pernah berkelahi dengan siapa saja? serta wali kelas yang akan menceramahimu sedemikian rupa tapi kesalahanmu tetap terulang juga? 

Semua adalah rindu yang kamu tulis saat ini dan akan kamu baca dikemudian hari, hari saat masa-masa itu terlewati dengan sangat cepatnya.

*Menjadi siswa adalah mimpi anak-anak yang tidak sekolah karena keterbatasan*

*Menjadi guru adalah mimpi siswa siswa yang dahulu hanya kenal bermain tanpa menghiraukan pelajaran dan berakhir menjadi pengangguran*. 

Salam literasi.

Tulisan siswa yang tak berarti.





Posting Komentar untuk "Ruang Rindu--Tulisan Siswa yang Tak Berarti"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.