Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

"Mayang Si Penipu" Sebuah Cerpen Karya Aila Nebula

MAYANG SI PENIPU
Karya : aila.nebula

Lihatlah dia, sosok wanita yang sangat cantik, baik, ramah, pintar dan masih banyak lagi kelebihan wanita itu yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kecantikan yang tidak manusiawi itu membuat para lelaki tidak sanggup untuk memandangnya lebih lama. Tentu normal bagi laki-laki yang menyukai wanita secantik itu dan laki laki mana yang bisa menolak pesonanya. Bahkan dia mendapatkan gelar tersendiri yaitu ‘Sang Kembang Kampus’. Gelar itu dia dapat saat masa orientasi mahasiswa. Panggil saja nama wanita cantik itu Mayang. 

Mayang bukan wanita yang pendiam bukan juga wanita yang lemah lembut. Wanita itu memiliki hobby yang tidak biasa yaitu ingin memiliki kekasih yang banyak dalam artian tidak terbatas. Karena keinginan itu membuat ia banyak dibenci oleh pihak perempuan. Teman-temannya selalu menyindir dan mengatakan bahwa Mayang wanita murahan atau wanita jalang. Setiap ada kesempatan, Mayang mendapat perilaku yang tidak mengenakkan untuknya. Dari dibully hingga koma atau dibully dengan cedera yang sangat serius. Walaupun begitu, Mayang hanya menerimanya saja dan tidak ingin membalas. Karena bagaimanapun juga mereka benar bahwa Mayang adalah wanita pelakor yang mamacari kekasih mereka. Semakin banyak cewek yang membencinya semakin banyak pula cowok yang ingin menjadi perisai untuk Mayang seperti saat ini, Mayang yang baru saja semester 3 sudah memiliki 50 pelindung, 100 perisai, dan 60 kekasih. Untuk pelindung dan perisai mereka adalah mantan kekasih Mayang dan para fans Mayang, kelompok itu disebut dengan ‘The My’ nama yang mereka buat sendiri tanpa sepengetahuan Mayang.

Bagi Mayang, kelakuan mereka sangat menarik perhatiannya dan Mayang tidak pernah bosan dengan tingkah laku mereka. Tidak heran, banyak perempuan yang iri dan mendekati Mayang supaya bisa dekat dengan cowok-cowok tampan di kampus.

Beberapa hari setelahnya, Mayang disibukkan dengan perkuliahan dan kegiatan organisasi lainnya. Mayang, hanya sendiri saat masa pembelajaran dan organisasi. Ia mengikuti semua kegiatan dengan santai dan taat. Untuk para pelindung Mayang, Mayang menyuruh mereka untuk menjaganya dari kejauhan saja. Bagaimanapun juga Mayang seorang wanita. Ia tidak ingin menambah buruk reputasinya.

Mayang baru saja selesai kelas dan hendak pulang. Ia menuruni beberapa anak tangga karena saat itu kelasnya berada di lantai 3. Dengan langkah yang santai, Mayang sudah sampai di sekitar parkiran. Langkahnya terhenti saat terdengar suara teriakan dari atas gedung yang baru saja Mayang lewati.

“Mayang! aku menyukai mu. Bolehkah aku menjadi kekasihmu?” Terdengar suara teriakkan dari lantai atas.

Teriakan tersebut membuat semua perhatian kepadanya. Mayang melihat ke atas dan mencari pria yang meneriakkan namanya, tapi Mayang tidak dapat menemukan pria itu.

“Aku tidak tau dirimu yang mana. Bisakah kau turun!” perintah Mayang.

Laki-laki itupun langsung turun dan menghadap ke arah Mayang. Ternyata yang menembak mayang adalah lelaki culun yang memakai kacamata dan memakai baju kuno. Lelaki itu terus melihat ke bawah karena takut berhadapan langsung dengan wanita impiannya. Mayang meraih dagu cowok itu seraya bertanya.

“Siapa nama mu dan kenapa kamu menyukai ku?”. tanya mayang pelan. 

“Aku Agustian, jurusan Sastra semester 6,” jawab senior itu dengan gugup sampai wajahnya memerah. 

Mereka pun menjadi pusat perhatian, banyak Junior dan Senior melihat secara langsung aksi nekat lelaki itu.

“Baik lah Senior. Senior belum menjawab pertanyaanku. Kenapa Senior menyukai gadis seperti ku?” desak Mayang.

Lelaki itu langsung menegakkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Mayang dengan lantang.

“Aku menyukai mu karena aku mengagumimu dan aku tidak memiliki alasan lain untuk tidak mencintai mu” ucap Agustian.

“Senior pasti sudah tau kalo aku sudah memiliki 60 kekasih. Apakah Senior masih ingin berpacaran dengan ku?” tanya Mayang setelah tangan nya melepaskan dagu cowok itu dan beralih melipat tangannya di dada.

“Ya! aku tidak akan merubah perkataan ku”, tutur lelaki itu.

“Baiklah aku menerima mu dan selamat telah menjadi pacar ke 61 ku,” ucap Mayang dengan senyuman.

Sorakan riuh langsung menggema di fakultas itu, banyak yang tidak menyangka cowok kutu buku itu akan di terima oleh Sang Kembang Kampus. Banyak Mahasiswa yang berpikir untuk mencoba menjadi kekasih Mayang. Setelah kejadian itu, Mayang meninggalkan nomor hpnya kepada Agus dan bergegas pulang. Tanpa sepengetahuan Mayang, para "The My" melihat semua adegan itu dengan sorot mata tajam. Mereka secara bersamaan menyeringai dan mengepalkan tangan. Terlihat dengan jelas gerakan mulut mereka yang mengucapkan

“selamat datang di pembantaian mental” 

Sesampainya di rumah, Mayang sudah disambut dengan wanita yang tampak seumuran dengan nya. Semua orang tahu bahwa Mayang tidak memiliki satu pun teman apalagi sahabat, tetapi mereka tidak tahu kehidupan seorang Mayang jika sudah di rumah.

Mereka mengambil posisi duduk di teras rumah Mayang dan tidak lupa pula mengeluarkan sebuah benda yang sudah lama menjadi candu bagi Mayang.

“Ada yang menembak lagi?” tanya seorang gadis tomboy dengan tangan melipat di dadanya.

“Haha, kau tau lah tidak ada yang meragukan kecantikan seorang Mayang,” balas Mayang dengan mengibaskan rambutnya ke wajah wanita yang sudah dianggap sahabatnya itu dan tidak lupa pula benda berasap yang berada di sela jarinya.

“Lihatlah kelakuanmu yang sangat berbeda jika di rumah. Tidak ada lagi mayang yang cantik, sopan, ramah dan mempesona,” ucap Adelia sambil menggelengkan kepalanya.

“Oo, ayolah... Aku hanya menghisap rokok sedikit saja untuk menghilangkan stres. Kau tenang saja aku tidak akan lebih dari ini,” balas Mayang malas.

“Baiklah sahabatku terserah kau saja. Ah ya.. Siapa yang menjadi korban mu?” tanya Adel.

“Dia hanya seorang lelaki culun,” ucap Mayang setelah menghembuskan asap dari mulutnya.

“Wow dia sangat berani berhadapan dengan seorang Mayang. Kapan kau akan memutuskannya?,” tanya Adel.

Karena Adel tau kalau Mayang sudah bosan, dia pasti akan langsung memutuskan pacarnya secara sepihak.

"Entahlah". Jawab Mayang singkat.

“Oke oke..  Kalau itu yang membuatmu bahagia aku sebagai sahabat hanya bisa mendukungmu.” balas Adel dengan menepuk pelan bahu Mayang.

Mayang menghempaskan tangan sahabatnya itu seraya berkata. 

“Kau sangat berlebihan. Pulang lah! Aku lagi butuh waktu sendiri”.

Mayang mendorong Adelia keluar dari area rumahnya dan menutup pintu rumah dengan kasar. Adel yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya tersenyum tipis. Adel pun langsung pergi dari tempat itu dan melajukan kendaraannya. Mereka sudah berteman dari umur 7 tahun dan Adel tahu betul kenapa sifat Mayang seperti itu.

Dulu Mayang adalah sosok wanita keibuan dia dewasa, baik, pintar, cantik, pokoknya termasuk golongan wanita yang sempurna sampai umur nya 15 tahun kejadian itu terjadi. Ayahnya bangkrut dan menjadi pengangguran. Setiap pulang ke rumah, ayahnya selalu mabuk dan memukuli ibunya dari menampar sampai mencambuk. Mayang yang melihat itu langsung menghentikan ayahnya. Tetapi tenaganya terlalu kecil sampai ia terhempas begitu saja. Kepalanya langsung berdarah dan ia tetap berusaha menuju ayahnya supaya berhenti melakukan kekerasan. Bukannya berhenti, ayahnya justru menyiksa Mayang bahkan lebih parah daripada ibunya, yang bisa Mayang lakukan hanya menangis dan meminta ampun secara terus menerus. Tapi ayahnya tidak peduli dan tetap menyiksa Mayang sampai ayahnya puas. Kejadian itu terus terjadi sampai ibunya dikatakan gila. Ibu Mayang dirawat dan diawasi sampai penyakit mentalnya sembuh. Sedangkan Mayang harus tinggal berdua dengan ayahnya itu.

“Mayang!!” teriak seorang lelaki paruh baya itu dari balik kamar Mayang.

“Ada apa Ayah?” tanya Mayang, saat ia sudah membukakan pintu kamarnya.

“Kau harus kerja! aku membutuhkanmu uang! kenakan pakaian ini dan ikuti aku,” perintah mutlak ayahnya dan memberikan baju yang minim.

Mayang mengambil pakaian itu dan memakainya tanpa membantah perintah ayahnya, karena ayahnya selalu mengancam jika ia menolak setiap diperintah maka ayahnya akan mengganggu ibunya di rumah sakit. Mayang serta ayahnya berangkat dan berhenti di sebuah tempat hiburan yaitu sebuah Club. Mayang hanya mengikuti ayahnya dari belakang.

“Hai sob! aku bawa anak perawan nih. Cantikkan? tapi harganya harus mahal,” ucap ayahnya ke salah satu pria tua dengan 2 sosok wanita di pangkuan nya.

“Hebat juga kau. Cukup menggairahkan untuk wanita berumur 17 tahun gimana kalau aku coba dulu?” tanya pria itu sambil berjalan ke arah Mayang dan melihat lekuk tubuh nya.

“Boleh, bawa aja”. Jawab ayah santai dan meninggalkan Mayang sendirian.

Mayang hanya bisa pasrah saat tangannya ditarik untuk memasuki salah satu kamar tersebut. Sesampai di kamar, laki-laki berumur 40 tahun itu melepas pakaian Mayang dan menyisahkan tank top serta celana pendek. Mayang hanya diam dan terus diam tanpa melakukan pergerakan sampai seseorang mendobrak pintu kamar tersebut.

“Woy .. Jauhi tangan menjijikkan itu dari sahabat aku,” Adel datang dengan ekspresi marah dan langsung menghampiri Mayang.

Plak

Suara tamparan terdengar begitu keras sampai menyisakan bekas di pipi Mayang.

“Sadar bodoh! Jangan seperti ini. Aku tau penderitaan mu, tapi jangan mau kalau kau dijadikan budak seks pria tua bangka itu,” ucap Adel dengan emosi.

Mayang pun tersadar dan memeluk Adel dengan erat. Mereka berjalan mendekati pintu, namun sayangnya tangan Mayang ditarik oleh pria paruh baya tersebut.

“Siapa kau ? kembalikan dia kepadaku!” ujar pria itu marah sambil mencengkram kuat tangan Mayang.

“Aku sahabatnya dan kau tua bangka tidak berhak menyentuh sahabatku”. Adel menghempaskan tangan pria itu dan menarik tubuh Mayang ke belakang tubuhnya.

Tanpa aba-aba Adel mendatangi pria itu dan menendang kemaluannya sampai pria itu pingsan. Mereka pun keluar dari Club dan pergi ke rumah Adel. Sesampainya di rumah, Adel langsung menghempaskan tubuh Mayang di kasur dan melempar pakaian untuk digunakan Mayang.

“Kau benar-benar sahabat terbodoh yang aku miliki. Kenapa kau tidak meminta bantuanku? jika aku tidak datang mungkin bajingan itu sudah menanamkan benih dirahimmu,” ucap Adel frustasi.

“Maaf,” balasnya dengan suara lirih.

“Aarrggg... Kau lebih baik tinggal bersamaku atau kau pergi keluar kota. Soal ibumu kau tenang saja orang tuaku sudah mengurus nya,” final Adel

Memang Adel termasuk golongan orang kaya, tapi kekayaannya tidak membuat Adel menjadi gadis yang manja.

Mayang langsung memeluk Adel kembali dan tangisnya pecah begitu saja.

“Makasih Adel dan maafkan aku. Aku nggak tahu lagi harus gimana. Ayahku akan mengganggu ibuku jika aku tidak menurutinya dan aku tidak ingin merepotkanmu,” ucap Mayang sedih 

Adel melepaskan pelukan mereka dan menggapai bahu Mayang.

“Dengarkan aku.. kau sahabatku kau bukan orang asing dan kau sudah aku anggap adikku. Besok kita akan ke Bandung dan mulailah buka lembaran baru.” Ucapan terakhir Adel membuat tangis Mayang semakin deras. Malam itu menjadi saksi betapa pilunya tangisan Mayang.

Bandung adalah tempat tinggal kakek dan nenek Adelia makanya dia mengajak Mayang untuk tinggal di sana. 

Setelah kejadian itu, Mayang dan Adel tertidur hingga keesokan harinya dan mereka berangkat menggunakan jet pribadi Adelia. Di Bandung, Adel sudah membeli salah satu rumah untuk ditempati Mayang. Hari demi hari sudah mereka jalani dengan damai sampai kehidupan itu berlanjut di Universitas yang terkenal di daerah Bandung. Untuk memulihkan mental Mayang, Adel menyuruhnya tidak bersekolah dan hanya mengejar paket. Sulit bagi Mayang untuk sembuh karena setiap malamnya ia selalu bermimpi buruk kadang seperti bicara sendiri, phobia gelap serta hujan yang masih belum bisa hilang sampai sekarang. Tapi syukurlah Mayang masih bisa sedikit tersenyum dan secara perlahan kembali seperti dirinya dahulu. Bukan hanya sifat mayang yang lama kembali, tapi ada sifat tambahan yang baru yaitu play girl. Entah darimana sifat itu datang tapi yang pasti Adel mengetahuinya saat ia menemukan banyak notif cowok di hp Mayang saat malam hari.

“Ugh.. Aku tak bisa tidur.. Hp siapa ini terlalu berisik.” Adel terbangun dengan mata sayunya dan meraih hp itu.

Samar-samar dia melihat begitu banyak notif di hp Mayang dan Adel sangat terkejut dengan isi chat yang diberikan untuk Mayang. Adel pun bergegas menghampiri mayang di taman rumahnya dan langsung bertanya.

“Mayang .. Siapa ini kok banyak sekali kontak cowok?” Adel menunjukkan beberapa chat itu kepada Mayang.

“Oh itu para pacar dan mantan,” ucap Mayang santai dan menepuk bangku di sebelahnya dengan maksud menyuruh Adel untuk duduk.

“Wow perubahan yang mengerikan. Bagaimana bisa kau berpacaran dengan banyak orang?” tanya Adel saat ia sudah duduk di sebelah Mayang.

Mayang menghelakan nafas sejenak. 

“Mereka yang ingin. Padahal aku sudah mengatakannya kepada mereka kalo aku memiliki kekasih”.

“Aku tidak percaya ini. Lantas bagaimana kalian berpacaran maksudku berkencan,” ucap Adel dengan syok.

Yang benar saja. Adel sampai sekarang saja tidak memiliki kekasih padahal wajah Adel tidak terlalu buruk tapi Mayang dalam sekejab sudah memiliki banyak kekasih.

“Aku tak pernah mau berkencan. Ah ya aku membagikan selebaran atau syarat jika mereka ingin menjadi kekasihku. Jika mereka setuju, mereka bisa menandatangani nya,” ucap Mayang sambil melihat Adel.

“Bukannya ini berbahaya? kau terlalu banyak kekasih. Bagaimana jika mereka sakit hati dan menyerang mu?” tanya Adel dengan raut khawatir.

“Kau tak perlu khawatir aku bisa menghadapinya,” balas Mayang dan meninggalkan Adel sendirian di taman. 

Adel sangat ingat semua kejadian yang dialami Mayang. Karena masa terpuruk dan bahagianya Mayang selalu disaksikan Adel. Adel tak pernah menuntut Mayang untuk melakukan kebaikan ataupun merubah kebiasaan buruknya yang Adel harap hanya kebahagiaan dan senyum tulus dari Mayang.

Setelah Adel pergi dari rumah Mayang, Mayang langsung membersihkan badannya dan melihat bekas luka di depan cermin. Walaupun kejadian itu sudah lama sekali tetapi bekas lukanya masih banyak dan masih terbayang di ingatan Mayang tentang rasa sakit yang ayahnya berikan. Tidak heran jika Mayang selalu menggunakan pakaian tertutup. Mayang sangat berterima kasih dengan Adel karena mau memberikan kebahagiaannya sampai saat ini. Ia memang menerima banyak cowok untuk dijadikan pacarnya, walaupun ganteng atau jelek dia tidak peduli. Semua itu Mayang lakukan supaya ia terbiasa dengan kehadiran cowok dan memastikan cowok itu tidak semuanya sama. Mayang merahasiakannya kepada Adel penyebab dia mendekati banyak cowok. Walaupun begitu, cepat atau lambat pasti Adel dapat mengetahuinya. 

Waktu berjalan dengan cepat, sampai Mayang tinggal beberapa tahun lagi wisuda.

“Tinggal dua tahun lagi kita tamat. Apa rencanamu?” tanya Adel saat mereka berada di kantin Kampus.

Mayang dan Adel memang masuk di Kampus yang sama tetapi dengan Jurusan yang berbeda. Adel Jurusan Kedokteran dan Mayang Jurusan Hukum. Mereka sama-sama memiliki pemikiran untuk secepatnya mendapatkan gelar S1.

“Aku akan cepat menyelesaikan urusan di sini dan terbang langsung ke Surabaya untuk merawat ibuku dan aku juga akan menjenguk makam ayahku,” ucap mayang.

Ayah Mayang telah meninggal dunia setahun yang lalu karena ditabrak mobil saat sedang mabuk. Tentunya Mayang sangat sedih dan terpuruk karena bagaimanapun juga beliau adalah ayah kandungnya.

“Kau tidak ingin jadi pengacara? bukankah itu cita-citamu?” tanya Adel dengan ekspresi heran.

“Kurasa nanti atau tidak. Aku hanya ingin merawat ibuku karena hanya dia yang aku punya,” balas Mayang lirih.

“Baiklah.. Jika terjadi sesuatu kabarin aku.” Tangan Adel mengusap pelan kepala Mayang sambil tersenyum tulus.

Adel menarik tangannya dan mayang membalas senyuman itu.

“Oke. Kau sendiri bagaimana?” tanya mayang. 

“Aku hanya tetap di Bandung dan bekerja di salah satu Rumah Sakit,” balas Adel setelah meminum jus favorit nya.

“Wow kau sangat hebat aku bangga memiliki sahabat sepertimu,” kata Mayang dengan mata yang berbinar-binar.

Sudah dua tahun berlalu, Mayang dan Adel sudah resmi wisuda. Wisuda mereka sangat meriah berkat orang tua Adel yang ikut berpartisipasi dalam pesta. ‘The My’ sudah resmi di bubarkan dan Mayang mengatakan sejujurnya kenapa ia mau menerima banyak laki-laki untuk dijadikan kekasihnya. Kebenaran bahwa ia hanya wanita biasa yang ingin mencapai kebahagiaan. Tetapi respon para pria-pria itu membuat Mayang terkejut. Mereka menangis dan meminta Mayang untuk tetap tinggal. Dengan bantuan Adel mereka pun mengerti dan membiarkan Mayang bahagia. Semua masalah di Bandung telah selesai dan esoknya ia bersiap-siap untuk menemui ibunya di Surabaya.

“Aku pasti akan merindukanmu. Berkunjung lah ke sini dan ajak ibumu,” ucap Adel saat mereka sudah di Bandara.

“Jika waktunya tepat aku pasti mengunjungi mu dan aku akan merindukan mu,” ucap Mayang dengan mata yang berkaca-kaca.

Mereka pun saling berpelukan sampai suara dari Bandara melepaskan pelukan mereka.

“Jaga dirimu dan sampai nanti,” ucap Mayang saat berhadapan dengan Adel dan Mayang langsung berlari ke arah pesawat yang hendak ia naiki.

Adel melambaikan tangannya dan tersenyum di balik punggung Mayang yang semakin lama semakin menjauh.

“Semoga kau selalu bahagia,” ucap Adel pelan

Adel pun membalikkan badannya dan berharap kalau ini adalah jalan yang tepat untuk mencapai kebahagiaan seorang Mayang.

TAMAT


Tentang Penulis:

Nama : Indry 
Umur : 20 tahun
Nama pena : aila.nebula
Tempat/tgl lahir : Pematang Siantar/07 November 2001
Jurusan : Sastra Indonesia (semester 2)
Dosen Pengampu: Berlian Nopriandi S.Hum.,M.Pd
Mata Kuliah : Stilistika




Posting Komentar untuk ""Mayang Si Penipu" Sebuah Cerpen Karya Aila Nebula"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.