Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tangisan Cinta 2, episode 3


Setelah mencoba untuk berpikir positif mengenai bekas lipstik yang ada di singlet Siddarth, akhirnya Laura berhasil menghilangkan rasa curiganya pada Siddarth.
"Huft! Sekarang aku harus membangunkan Siddarth untuk menyuruhnya sarapan pagi karena aku sudah memasak makanan kesukaannya!" Ucap Laura tersenyum sembari memutar mesin cuci.

***
Laura yang melihat suaminya tengah tertidur pulas pun tidak tega untuk membangunnya, oleh karena itu, Laura membatalkan niatnya untuk membangunnya.

Tetapi disaat Laura akan pergi tiba-tiba saja Siddarth memegang tangannya lalu menciumnya.

"Kenapa kamu gak jadi membangunkan suami kamu ini?" Tanya Siddarth tersenyum pada Laura.

"Ya, aku tidak mau mengusik tidur suamiku yang ganteng ini!" Jawab Laura tersenyum.

Siddarth beranjak dari tempat tidurnya lalu menggendong Laura sembari mencium kening Laura.

Laura kembali teringat pada bekas lipstik yang ada di singlet Siddarth. Di saat Siddarth mencium keningnya.

"Sayang, berjanjilah jika kamu tidak akan pernah meninggalkan aku apa pun yang terjadi!" Ucap Laura menatap mata Siddarth.

"Hey sayang! Kenapa kamu mengatakan hal bodoh itu? Kamu tahu kan betapa beratnya rintangan aku dalam mendapatkan kamu! Jadi, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan mu!" Ucap Siddarth tersenyum sembari membawa Laura keluar kamar.

***
Siddarth membawa istrinya ke kolam renang yang telah di isi air hangat untuk mereka mandi. Siddarth menaruh istrinya ke tempat duduk yang ada ditepi kolam renang karena Siddarth Ingin ditemani mandi oleh istrinya itu.

"Apa kamu juga mau ikut berenang bersamaku?" Tanya Siddarth tersenyum.

"Gak, gak usah! Aku sudah selesai mandi tadi ketika aku akan sholat subuh!" Jawab Laura tersenyum.

Ketika Siddarth tengah berenang tiba-tiba saja kaki Siddarth keram yang mengakibatkan dia tidak bisa bergerak sedangkan saat itu, dia berada ditengah kolam renang.

Laura yang panik melihat Siddarth langsung menceburkan diri ke kolam renang untuk menolong suaminya itu.

Tetapi sesampainya di dekat Siddarth. Siddarth malah tersenyum sembari menyiram Laura dengan air.

"Hmm, aku tahu! Kamu pura-pura keram kan agar aku datang kemari?" Tanya Laura kesal.

"Ya, sayang! Habis kamu gak mau berenang bareng sama aku dan apa kamu jika aku ditemani berenang oleh wanita lain?" Ucap Siddarth dengan wajah melasnya.

Seketika Laura terdiam setelah mendengar ucapan Siddarth. Laura semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya, dia langsung memeluk Siddarth dan mengatakan jika dia tidak akan pernah rela jika suaminya direbut wanita lain.

Siddarth tertawa melihat sikap istrinya yang sangat protektif padanya. Siddarth malah sangat bahagia melihat istrinya sangat mencintainya bahkan sampai takut kehilangannya.

***
Romeo tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya karena dia masih kepikiran perkataan Sandrina tadi pagi yang mengatakan jika dirinya akan menghancurkan rumah tangga Laura dan membuat Laura merasakan tangisan serta sakit hati seumur hidupnya.

Romeo takut kalau sampai itu, semua terjadi. Maka Laura bisa Collab, Romeo membuka laptopnya untuk mencari tahu dimana rumah keluarga Siddarth yang berada di Stockholm.

Akhirnya Romeo berhasil menemukan alamat rumahnya Siddarth. Romeo kemudian menelpon seseorang untuk membantunya mengawasi pergerakan Sandrina selama mereka berada di Stockholm.

"Baiklah, saya setuju dengan gaji yang kamu inginkan! Akan tetapi kamu harus ingat! Apapun yang terjadi di rumah itu, nanti! Kamu harus secepatnya memberikan kabar pada saya!" Ucap Romeo.

"Oke, sekarang kamu segera pergi kerumah Siddarth! Ingat seperti yang saya perintahkan tadi!" Tegas Romeo.

Romeo mengakhiri teleponnya, dia merasa sedikit lega karena sekarang dia memiliki mata-mata di rumah Siddarth untuk mengawasi pergerakan Sandrina.

***
Orang suruhan Romeo sudah sampai didepan rumah Siddarth, dia membunyikan bel rumah Siddarth dan kebetulan Laura yang membukakan pintu rumahnya.

Laura bertanya kepada orang tersebut dalam bahasa Swedia apa yang membawanya datang kerumahnya.

Ratu menjawab pertanyaan Laura dalam bahasa Indonesia, yang mana ratu mengatakan jika dia adalah orang yang bisa membantunya untuk mengawasi pergerakan Sandrina yang dia tahu jika Sandrina adalah orang yang sangat jahat bahkan Ratu juga mengatakan jika dia tahu bahwa Sandrina memiliki niat untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Siddarth.

"Tetapi siapa kamu? Kenapa aku harus percaya pada semua perkataanmu?" Tanya Laura heran.

"Kamu tidak perlu tahu siapa saya, yang perlu kamu ketahui adalah Sandrina memiliki niat buruk terhadap rumah tangga kamu!" Jawab Ratu.

Untungnya ketika Ratu baru selesai mengatakan bahwa Sandrina memiliki niat jahat terhadap rumah tangga Laura dan Siddarth. Sandrina baru datang ke rumah Laura.

Sandrina bertanya pada Laura, siapa wanita yang sedang berbicara dengannya dan apa yang dia lakukan disini.

"Dia adalah sahabat aku namanya Ratu, dia juga akan tinggal disini selama aku berada di Stockholm!" Jawab Laura.

"Ha? Tetapi kenapa kamu membawa orang asing kerumahmu? Apa kamu tidak takut jika nantinya dia bisa merebut Siddarth?" Tanya Sandrina tegang.

"Keep calm baby! Saya bukanlah tipe wanita yang akan merebut suami orang! Hmmm, biasanya orang yang mengatakan sesuatu hal buruk pada orang lain adalah orang yang berkemungkinan besar akan melakukan apa yang dia katakan!" Sindir Ratu Sembari merangkul Sandrina.

Sandrina yang kesal pada ucapan Ratu langsung menghempaskan tangannya Ratu yang berada merangkulnya.

Sandrina masuk rumah dengan ekspresi wajah penuh amarah pada Ratu. Ratu menghampiri Laura untuk mengatakan jika tindakannya tadi sudah benar dengan mengatakan jika dirinya adalah sahabatnya.

"Kamu lihat bagaimana ekspresi Sandrina ketika saya menyindirnya tadi!" Ucap Ratu tersenyum pada Laura.

"Ya, dia terlihat sangat kesal dan merasa tersindir pada perkataan mu!" Jawab Laura.

Ratu berusaha meyakinkan Laura agar mempercayai untuk menangani Sandrina selama mereka berada di Stockholm, serta Ratu meminta agar Laura selalu berada didekat Siddarth agar tidak ada celah bagi Sandrina untuk merebut Siddarth.

***
Laura tersenyum bahagia bisa menikmati indahnya malam bersama Daddy nya, meksipun Romeo baru saja pulang kerja akan tetapi kebahagiaan putrinya adalah yang utama baginya.

"Daddy lihat deh, aku baru saja menggambar keluarga kita! Ada mami, Daddy dan juga Laura!" Ucap Laura tersenyum sembari memperlihatkan gambarnya pada Romeo.

Romeo memuji gambar anaknya, tak lama kemudian Ratu menelpon Romeo untuk memberikan kabar jika dirinya sudah diterima oleh Laura bahkan dia juga mengatakan bahwa dia sudah mengskakmat Sandrina didepan Laura.

"Bagus, sekarang saya bisa tenang karena ada kamu yang menjaga Laura disana!" Ucap Romeo tersenyum.

Ratu pun bertanya kenapa Romeo sangat peduli pada Laura dibandingkan Sandrina mantan istrinya. 

Romeo hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Ratu lalu Romeo mengakhiri teleponnya dengan alasan dia akan menemani anaknya tidur.

***
Saat makan malam bersama tiba-tiba saja Sandrina yang akan duduk di kursi, pingsan tepat didepan Siddarth sehingga dengan refleksnya Siddarth menangkap Sandrina dan memeluknya didepan Ratu dan Laura.

Laura menghela nafasnya dan berusaha untuk tetap tenang serta tidak cemburu dengan apa yang sedang dia lihat.

Ratu  paham betul jika Sandrina tengah berakting agar bisa dekat dengan Siddharth. Ratu tidak akan pernah membiarkan rencana jahat Sandrina berjalan dengan lancar oleh karena itu, dia mengatakan jika dirinya yang akan membawa Sandrina ke kamar dan Ratu menyuruh Laura untuk memanggil dokter agar Sandrina bisa segera di periksa.

"Kurang ajar! Ni, orang bisa-bisanya membuat rencana aku gagal! Awas saja dia aku akan membuat perhitungan dengannya!" Gumam Sandrina dalam hatinya sambil berpura-pura pingsan.

Ratu kemudian membopong Sandrina ke kamar, sedangkan Siddarth yang melihat istrinya dengan ekspresi menahan cemburu pun langsung menggodanya.

"Udah deh, sayang. Kalau kamu cemburu ya, cemburu saja gak usah di tahan-tahan seperti ini!" Goda Siddarth sembari memeluk Laura dari belakang.

"Siapa juga yang cemburu! Jika kamu suka melakukan hal tadi dengan mantan kamu itu, lakukan saja!" Ucap Laura Betek.

Siddarth tersenyum melihat istrinya yang Betek. Siddarth tidak ingin menambah ke betekkan istrinya oleh karena itu, dia mencium pipi Laura disaat dirinya sedang memeluknya.

"Sayang! Ya, memang harus aku akui jika aku sangat suka melakukan hal itu, akan tetapi hanya dengan kamu yang aku suka bukan dengan yang lain!" Ucap Siddarth memeluk Laura dengan sangat erat.

***
Ratu mendorong tubuh Sandrina dengan sangat kasar ke atas tempat tidur sehingga membuat Sandrina merintih kesakitan.

"Udah, deh kamu jangan berakting lagi sebab aku sudah paham betul taktik licik wanita pelakor seperti kamu dengan berpura-pura pingsan didepan suami orang yang menjadi incarannya!" Ucap Ratu tersenyum jahat.

Sandrina akhirnya berdiri dan dia berniat akan menampar wajah Ratu akan tetapi sayangnya Ratu berhasil menahan tangan Sandrina yang akan mendarat di pipinya.

Sandrina yang kesal pun bertanya apa salah dirinya pada Ratu sehingga Ratu selalu membuatnya emosi dan menggagalkan rencananya.

"Alasannya hanya satu yaitu aku tidak suka pada wanita pelakor seperti kamu, apalagi kamu ingin merusak rumah tangga sahabat ku!" Jawab Ratu ketus.

Sandrina semakin emosi dan dia mendorong Ratu keluar dari kamarnya. Setelah Ratu keluar dari kamarnya, dia segera mengunci pintu kamarnya.

" Hmm, jika itu, yang kamu inginkan maka aku akan menyingkirkan kamu dari rumah ini! Sebelum kamu yang menyingkirkan aku!" Gumam Sandrina tersenyum jahat.

"BERSAMBUNG"






Posting Komentar untuk "Tangisan Cinta 2, episode 3"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.