Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

"Bangkit" Naskah Drama Tema Keluarga Oleh Ca' Koes

 

Penulis : Kusnanto Dwi Tunggal

Tema    : Keluarga

Judul    : Bangkit

 

Tokoh  :

1.     Ode : tokoh utama (protagonis) karakter : (patuh, penyayang, bertanggung jawab, sopan)

2.     Pak Dirin : tokoh pembantu (tritagonis) karakter : (bertanggung jawab, berwibawa, tenang dalam menentukan keputusan)

3.     Darsih : tokoh pembantu (tritagonis) karakter : (sopan, patuh)

4.     Istri Pak Dirin : tokoh pembantu (tritagonis) karakter : (tenang menghadapi sebuah masalah, religius)

5.     Mbok Jum : tokoh pembantu (tritagonis) karakter : (mengayomi, bertanggung jawab)

6.     Pak Ustad : tokoh pembantu (tritagonis) karakter : (religius)

7.     Ibu-ibu (warga) tokoh figuran (tritagonis)

 

Setting :

-          Teras rumah pak dirin

-          Kuburan

-          Rumah mbok Jum

Waktu :

-          Sore

-          Malam

 

Premis:

            Suasana tenang di salah satu desa, di Kabupaten Olu yang terpencil di pulau terluar sekilas berubah mencekam setelah terdengar teriakan seseorang dari salah satu rumah di pojokan desa. Seorang anak muda usia 18 tahun itu bernama Ode. Ia adalah cucu dari Mbah Jum yang tinggal serumah. Ode berteriak sambil menangis meminta pertolongan dari warga sekitar. Namun, sudah 5 menit Ode berteriak minta tolong tidak ada seorangpun yang menghampirinya. Karena jarak antara rumah di desa itu memang jauh, berkisar 100 meter jarak antar rumah satu dengan yang lainnya. Setelah  rumah pertama yang dia lewati, teriakan Ode terdengar oleh penghuni rumah tersebut. Orang tersebut sedang duduk santai di teras rumah. Memang saat itu sudah menunjukkan sang surya telah tenggelam di ufuk barat, yang mana orang-orang di desa tersebut telah selesai berkarja di ladang.

            Dengan cepat Ode berhenti dari larinya setelah mendengar samar ada yang memanggil namanya. Dengan tergesa-gesa Ode menghampiri rumah Pak Dirin yang memanggilnya tadi sambil dia menyeka air matanya. Ketika pak Dirin sudah mulai panik karena kabar dari Ode, beliau sampai lupa mengambil kunci sepeda motor pak Dirin. Padaha sempat pakdirin tanpa sadar mengengkol sepeda motor itu, namun tidak hidup.

Hanya 2 menit perjalanan, pak Dirin dan Ode sampai di depan rumah Mbok Jum. Sesampainya di rumah pak Dirin langsung masuk ke rumah untuk segera mengecek kondisi Mbok Jum. Tak lama terdengar suara kendaraan yang berhenti di depan rumah. Pak Dirin mengangkat kakinya perahan untuk menengok siapa yang datang. Belum sampai di pintu rumah terlihat wanita berkerudung ditemani daster bunga yang terpasang di badan.

            Tak  lama warga desa satu persatu mulai datang ke rumah mbok Jum. Bapak-bapak bergotong royong mendirikan tenda di depan rumah untuk tempat berteduh peziarah yang datang. Namun sebagian dari bapak-bapaknya ada yang membantu tenaga gali kubur untuk membuat liang lahat mbok Jum. Karena tradisi di desa itu setiap orang yang meninggal harus segera dikuburkan. Sedangkan ibu-ibu bergotong royong menyiapkan tempat untuk memandikan jenazah dan membuat reroce (hiasan untuk keranda yang terbuat dari daun pandan dan bunga yang di susun menggunakan benang).

Hampir semua kesiapan prosesi pemakaman sudah siap tingal memberangkatkan jenazah ke kuburan. Namun, tiba-tiba angin dan hujan datang beriringan, padahal tinggal memberangkatan. Karena jalan yang akan di lewati jalannya licin, pemakaman akhirnya di tunda sampai hujan reda. Bapak-bapak di makam tiba-tiba menelfon pak Ustad yang ada di rumah duka untuk mengabarkan liang lahat tertimbun tanah timbunan dari cangkulan tadi, yang di karenakan tanah tergerus air hujan. Belum sempat pak Ustad menutup telefon terdengar suara yang keras dari luar rumah. Ternyata batang pohon di depan rumah Ode patah terkena terpaan angin.

Ketika semua orang pandangan tertuju di luar rumah, Ode tetap berada di dalam rumah menemani jenazah mboknya. Tanpa disadari oleh Ode kain yang berada dekat dengan tangan Mbok Jum bergerak tipis. Sontak Ode kaget karena dia menyadari jari emaknya beergerak. Awalnya dia tidak percaya, tapi kejadian iu terjadi dua kali. Kali ini dia benar-benar lepas control dan mengucap “innalillah". Ibu-ibu yang ada di dalam kaget dan bertanya ke Ode yang saat itu terpental ke tembok karena keget.

            Akhirnya pak Ustad menceritakan kejadiannya ke mbok Jum. Ibu-ibu yang ada di luar rumah mengintip dari jendela untuk melihat kondisi di dalam rumah. Tiba-tiba mbok Jum memanggil salah satu nama untuk mendekat ke padanya. Tapi perempuan itu takut untuk mendekat. Dengan pelan dan memantabkan hati, pak Ustad menceritakan apa yang sudah terjadi di rumah mbok Jum. Mbok Jum akhirnya juga menceritakan apa yang dia alami selama dia merasa baru bangun dari tidurnya dan menjalani mimpi yang dia pikirkan itu seperti sebuah kenyataan.

            Dari ke jadian yang di alami Mbok Jum, semua orang yang ada di kampun menjadikan kejadian itu menjaadi bahan omongan. Setelah berjalan 1 bulan, kehidupan mbok Jum dan Ode kembali berjalan seperti biasanya. Walau masih ada kebingungan yang mengganjal di hati dan pikiran mbok Jum. Namun, kehidupan religius masyarakat di desa Ode berubah drastis. Dulunya tempat ibadah sekedar bangunan usang yang ramai ketika di awal bulan Ramadan. Itupun betul-betul awal, 2 hari pertama sangat ramai. Setelah itu perlahan terlena satu persatu dengan dalih ‘besok masih kerja”. Kini ramainya Surau berangsur bertahan, hingga bangunan surau semakin dibuat megah. Penghasilan kebun wargapun tanpa diperkirakan melonjak hingga perekonomian warga membaik.

 TAMAT

 

Ingin mendapat naskah skenario/dialog lengkap cerita ini, untuk dipentaskan? silahkan hubungi penulis di nomor (+62 813-9313-2690)


Posting Komentar untuk ""Bangkit" Naskah Drama Tema Keluarga Oleh Ca' Koes"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.