Demi Ibu_Naskah Drama Tema Perjuangan Membahagiakan Ibu
Penulis : Siti Paizah
Judul : Demi Ibu
Tema : Perjuangan demi membahagiakan ibuknya
Tokoh :Ibu Fatimah : Baik, penyabar
Hasyim. :Baik, pemarah, jutek, bandel
Danil. :Sopan, baik saling menolong
Maulana. :Baik, besty nya Hasyim
Indah. :Pintar, rajin bunga sekolah
Putri :Besty nya indah baik dan bunga sekolah juga
Setting: Rumah
Pesantren
Premis :
Di malam Hari pintu depan tertutup rapat,angin masuk melewati selai-selai jendela yg sudah tertutup rapat,sejadah terbentang di lantai menghadap kiblat, musobah dan Alquran berada Di atas sajadah, ibu Fatimah masih duduk di atas sajadah di tangannya masih memegang mushobah (Zikir) dan segera menyelesaikan dzikirnya selesai dari shalat Bu Fatimah mengajak Hasim ke dapur untuk malam makan malam, ingin membahas sesuatu.Nak,kamu itu tanpa ayah,ayah kamu udah meninggal kalo bukan sampean yang mendoakan ayah kamu di surga sana siapa lagi,lagian ibuk hanya meminta kamu masuk pesantren dan menjadi anak yang Soleha nak, ibu tak ingin kamu merasakan kesusahan seperti yang ibu rasakan saat ini kamu harus yang sukses di tahun yang akan datang, Hasyim hanya terdiam dan mengangguk tidak menjawab pertanyaan ibunya (sang ibu menatap hasil dengan penuh harapan bahwa suatu saat nanti Hasim akan mengerti yang dimaksud ibunya).pagi harinya ibu Fatimah turun dari becak yang dikenaikannya ia membawa tas yang lumayan besar di sampingnya Hasyim membawa sebagian alat pondoknya kemudian membantu ibunya membawa tas ransel di halaman pondok santri laki-laki sedang bermain bola dan badminton di area gedung sekolah
Seketika di jalan datang seorang santri yang bernama Daniel memakai sarung dan berbaju kemeja dengan rapi di atas kepalanya yang dililit dengan turban berjalan ke arah Hasim dan ibunya,Daniel kemudian mendekati dan menyapa dengan ramah mengantar ibu Fatimah ke ruang tamu pondok ustadz pengurus pondok duduk di ruang tamu, iya Mama ke sarung dan jubah layaknya seorang ustad Hasyim dan ibu Fatimah duduk di depan pak ustad saling berhadapan dan membincangkan bahwa ibu Fatimah ingin mendaftarkan anaknya Hasyim di pesantren ini dan menuntut ilmu di sini supaya pak ustad bersenang hati menerima anak ibu Fatimah yaitu Hasyim tapi ibu Fatimah sangat canggung dan belum minta maaf kepada pak ustad bawa anaknya ini sedikit bandel, pak ustad seketika tersenyum dan menjawab insya Allah di sini saya akan membinanya dengan sangat baik.
Dia asrama putra seorang santri yang bernama Maulana masuk ke dalam kamar beberapa barang berserakan di mana-mana dan menceritakan kepada Hasyim kalo di pondok yahh begini maklumin aja ya asrama yahh begini barang berhamparan tapi nanti akan terbiasa juga ada kalanya senang sedih di pondok tuh kita semua lebih dari sekedar saudara bahkan kita lebih dekat dengan orang jauh dan di pondok tuh kita berteman ada yang cocok dan juga tidak jauh dari orang tua itu sudah hal biasa bagi kami di sini kita diajarkan supaya bisa mandiri dan mendoakan mereka agar sehat selalu dan rendah rezekinya. Hasyim hanya terdiam mendengarkan cerita dari santri putra yang bernama Maulana dan berkata di dalam hatinya (semoga saja saya betah di sini)
Satu minggu kemudian di depan asrama Hasyim duduk sendiri meratapi nasib di depan aula santri putra sedang bermain ada yang mandi makan dan lainnya, Hasyim sangat tidak nyaman di asrama sehingga ia ada niatan untuk cabut dari asrama mumpung orang pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing, beberapa jam kemudian Hasim membawa ranselnya dari belakang asrama secara diam-diam ingin kabur dari asrama, mumpung suasana sepi aman terkendali ETS tiba-tiba Maulana mengikuti Hasyim dari belakang dan memanggilnya Hasyim tak mau mendengarkan ucapan temannya bahkan semakin cepat melangkahkan kakinya sehingga temannya mendatanginya dengan cepat, dan membujuk Hasyim supaya kembali ke pondok.
Ketika Hasim tercengang melihat dua orang fatayat lewat dari samping mereka yang bernama indah dan Putri keduanya membawa kitab mereka baru saja belajar dari Alfiah sekalian belajar ilmu nahwu di pinggir sungai atau surau. Indah dan Putri terus berjalan melewati mereka ingin kembali ke pondok melewati jalan kecil mereka menunduk sambil berjalan dan menyapa santri laki-laki yang berada di jalan. Putri dan indah adalah santri yang paling cantik dan pintar di Pesantren,Hasim merasa jatuh cinta di pandangan pertamanya dan kemudia kembali ke pondok bersama temanya.
Di hari Minggu Bu fatimah datang ke pondok ingin menjenguk anaknya bahwa ea mendengar Hasim ingin pulang dari pondok, ibuk terus menceramahi anaknya jika ea memang tidak betah di pondok ibuk Fatimah akan membawanya pulang kembali ibuk tidak mau Hasyim berbuat ulah di pondok sehingga membuat ibunya malu,seketika hati Hasyim berubah mengatakan bahwa betah di pondok dan ea tidak mau pulang dari pondokNya.ibuk kaget mendengar perkataan Hasim sehingga ibu Fatimah bertanya 3 × Hasim tetap menjawab tidak mau pulang dan ingin belajar di pondok ibuk Fatimah seketika diam dan memeluk Hasim air matanya berlinang bahwa anaknya menolak untuk balek ke rumah tapi di sisi lain ibuk Fatimah heran ada apa di balik semua ini?
TAMAT
Bila tertarik untuk mendapatkan naskah skenario lengkapnya silahkan hubungi penulis di nomor (+62 822-7330-6513)
Posting Komentar untuk "Demi Ibu_Naskah Drama Tema Perjuangan Membahagiakan Ibu"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.