Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Penyesalan Asap Rokok_Naskah Drama Tema Keluarga

Penulis : Ade Lestari Suandi

Judul  : Penyesalan Asap Rokok

Tema : Keluarga

Tokoh :

1.  Roy : tokoh utama ( protagonis) karakternya : baik tapi lebih kecuek sangar, bengis ketua tongkrongan di segani.

2.  Ahmad: protagonis karakternya : alim anak soleh pesantren,

3. Johan : protagonis karakternya: anak orang kaya banyak uang, anak tunggal tapi tidak sombong mau berteman dengan  siapa saja.

4.  Andre: protagonis karakternya : anak baik penyayang dekat dengan bang Roy,  anak dari pak Amin

5.  Pak Amin : protagonis karakternya : ayahnya Andre yang baik pemilik warung kelontong

6.  Amar : antagonis karakternya : suka mencuri dan nakal temannya Amar

7.  Pak Usman : protagonis karakternya : kepala desa yang tegas dan ramah

8.  Bu Inah : protagonis karakternya : penyayang dan sabar ibu nya Roy

9. . Pak Nurdin : antagonis karakternya : pemarah dan pelit juragan kebun sawit

1.0 Pak Ilyas : protagonis karakternya : pengusaha tetangga Roy yang baik suka menolong

11 Bang Lelek : antagonis karakternya : preman toke sawit  dan penampung hasil barang curian .

 Setting:

·       Setting utama:

1.     Tongkrongan di pinggir jalan

2.     Di tepi jalanan dekat tongkrongan

3.     Hutan kebun milik pak Nurdin

4.     Tempat toke sawit di tepi jalan

5.     Di dalam rumah Roy

 

·       Setting pendukung:

1.     Tongkrongan

2.     Jalanan

3.     Kebun sawit

4.     Tempat toke sawit

5.     Rumah Roy

 

Premis :

Ketua tongkrongan bernama Roy sedang menghisap rokok bersenda gurau bersama teman-temannya, salah satunya temannya bernama Ahmad yaitu anak pesantren gaul yang main game. Sebagian teman-temannya sedang bermain game mobile legends yaitu game yang sangat diminati oleh anak-anak muda zaman sekarang. Di atas meja terletak sebungkus rokok dengan pemantik berwarna merah di sekelilingnya terdapat cok kosong yang dipenuhi charger HP yang langsung dimainkan untuk bermain game. Tiba-tiba Johan datang menimbrung pembicaraan Roy dengan Ahmad yang menambah suasana menjadi lebih seru. Pembicaraan mereka yang terus merenungi nasib dan menasehati Roy untuk tidak bersedih.

Ahmad dan Johan kembali pulang karena harus membantu pamannya di pasar. Johan yang pergi ke toko ayahnya untuk berjualan, tinggalah Roy yang kembali merenungi nasibnya. Kehidupan yang begitu-begitu saja dompet kosong yang menjadi alasan Roy tidak banyak berbicara lagi. Suasana terik panas matahari di siang hari membuat pikiran Roy menjadi panas ditambah lagi tongkrongan tersebut sangat ramai oleh anak-anak dengan bermain game yang ribut sekali. Pikiran Roy yang kacau sehingga Roy memarahi anak-anak yang sedang main game. Andre mencoba menenangkan bang Roy agar lebih tenang dan meminta maaf jika mereka tidak akan berisik lagi.

Roy yang geram menendang kursi yang ada di dekatnya dan langsung pergi dari tongkrongan tersebut dengan penuh marah. Di tengah perjalanan Roy bertemu dengan salah satu temannya yang bernama Amar. Amar mengajak Roy memanen sawit milik orang tuanya. Roy pun ikut saja untuk membantu Amar. Buah sawit yang mereka panen sangat banyak dan kebunnya sangat luas.

Amar yang celingak -celinguk melihat sekitar menyuruh Roy mengambil buah sawit dan mengangkatnya ke dalam keranjang sawit. Roy yang merasa aneh dengan sikap Amar yang kelihatan panik dan tidak membantunya untuk mengangkat buah sawit ke dalam keranjang.

Setelah semua terkumpulkan Amar dan Roy pun pergi ke tempat toke sawit untuk menjual sawit yang baru saja mereka panen. Hasil dari uang sawit tersebut lumayan banyak Roy sangat kaget uang yang diberikan oleh Amar kepadanya sangat banyak ia pun sangat senang. Roy berterima kasih kepada Amar karena telah memberikan uang yang banyak untuknya dan Roy langsung pulang ke rumah untuk menemui ibunya.

Ibu Roy yang sedang mengaji di rumah terdengar suara Roy yang memanggil ibunya dengan wajah yang sumringah bahagia Roy memberikan uang hasil sawit itu kepada ibunya. Ibu Roy menjadi heran melihat putranya itu ibu Roy sangat merasa keheranan  kenapa Roy bisa mendapatkan uang yang begitu banyak karena sebelumnya tidak pernah memberikan uang sebanyak itu.

Saat ibu Inah  yang sedang berbicara dengan Roy terdengar ketukan pintu yang membuyarkan pikiran Roy pikiran. Roy mendengar ketokan pintu Roy pun membuka pintu dan ternyata pak kades yang sedang berada di luar pak kades bercerita kepada ibu Roy bahwa anaknya mencuri sawit milik pak Nurdin dan akan mendenda 5 juta karena telah mencuri sawit. Mendengar cerita itu ibu Roy tidak percaya dengan anaknya yang mencuri sawit walaupun Roy dikenal kasar bengis dan disegani tidak pernah mencuri dari kecil firasat ibu Roy yang sedang sakit menjadi lemah mendengar itu. Roy  yang menjelaskan kepada ibunya bahwa ia tidak mencuri dengan uang yang dibawa Roy membuat ibunya tidak percaya lagi kepada anaknya uang itu sudah menjadi bukti bahwa Roy telah mencuri sawit.

Beberapa hari setelah itu ibu Roy sakit-sakitan hingga sering batuk dan minum obat sehingga malam harinya sakit ibunya menjadi lebih parah para warga dan tetangga sudah beramai berkumpul di rumah Roy detik-detik sakratulmaut ibu Inah, membuat Roy menangis sejadi-jadinya pak ustad yang sudah membantu ibu Roy membaca syahadat secara pelan-pelan dan ibu Roy pun meninggal dunia. Tangisan Roy menjadi-jadi memanggil ibunya sekencang-kencangnya.

Tiba-tiba kepala Roy terbentur  meja yang ada di sampingnya Roy terjatuh dari tempat duduk tongkrongan yang ia berada, sambil berteriak memanggil ibunya. Teman-teman di tongkrongan itu kaget dan heran melihat kepada Roy kenapa Roy memanggil-memanggil  ibunya merasa bingung dan panik ia langsung pulang cepat-cepat ke rumahnya dan langsung memeluk ibunya sambil menangis dan tidak akan membuat ibunya marah dan kecewa.Ternyata Roy hanya bermimpi kalau ibunya meninggal dunia dan merasa bersyukur bahwa itu hanya mimpi, ia tidak akan sanggup hidup jika tanpa ibunya. Roy tertidur di tongkrong saat merenungi nasibnya hingga bermimpi seperti itu.

Akhirnya Roy menjadi sadar bahwa jika kita tidak memiliki uang sepeser pun itu bukan hal yang menyakitkan dalam hidup tapi kehilangan seorang wanita yang mengandung dan membesarkan kita sampai dewasa adalah hal yang paling menyakitkan. Ibu adalah hidup bagi anaknya tanpa ibu apa gunanya harta yang berlimpah, hanya dengan ada ibu di sisiku duniaku terasa lengkap.

Tamat

Bila berminat dengan cerita ini dan ingin mendapatkan naskah skenarionya silahkan hubungi penulis di nomor (+62 822-8539-0194) 

 

 

 

 


Posting Komentar untuk "Penyesalan Asap Rokok_Naskah Drama Tema Keluarga "

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.