Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tidak Mendengarkan Nasehat Orangtua_Tema Pertemanan dan Pendidikan

 


Penulis : Aulia Maulid Dita                         

Tema    : Pertemanan, Pendidikan

Judul    : Tidak Mendengarkan Nasehat Orang Tua

Setting : Desa Simpang 4, Pagi Hari, Rumah, Tenang

               Sekolah, Pagi Hari, Ramai

       Di Jalan, Siang Hari, Ramai

Tokoh  : Uli (Protagonis_ Baik, Pendiam, Perhatian)

               Nur (Protagonis_ Bar-bar, Bebal, Lucu)

               Rosma (Protagonis_ Crewet, Perhatian)

               Adek Nur (Protagonis_ Pemalu, Pendiam)

               Bapak (Protagonis_ Perhatian)

               Mama' (Tritagonis_ Crewet, perhatian,Tegas)

Premis Naskah :

          Uli yang diberi kesempatan dalam keadaan baik-baik saja setelah jatuh dari motor ia takkan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk memperbaiki dirinya, Uli menanam kan sifat untuk selalu mendengarkan dan menuruti ucapan orang tuanya selagi itu baik dan masuk akal. Ia sadar bahwa orang tua akan selalu memberikan nasehat atau sekedar ucapan pendek yang terbaik untuk anaknya.

Sinopsis  :

       Uli yang tidak mendengarkan nasehat orang tua nya, mengabaikan ucapan ibu nya dan tetap berangkat ke sekolah, beranggapan semua akan baik-baik saja, namun semua itu tidak sesuai yang dia harapkan, sepulang sekolah Uli terjatuh dari motor nya.

Pagi yang cerah, matahari bersinar terang menerangi alam semesta, sinar itu membuat badan ku terasa hangat, ku nikmati setiap cahaya nya. Sungguh indah sekali bisa menikmati nya dengan perasaan dan pikiran yang tenang. Seperti biasanya pagi ku, ku lengkapi dengan membantu pekerjaan ibu sebelum berangkat ke sekolah. Setelah aku membantu ibu aku pun langsung mandi dan setelah itu siap-siap untuk berangkat ke sekolah, di tengah kesibukan ibu yang sedang mencuci pakaian kemudian ibu bertanya kepada ku berangkat dengan siapa.

         Ketika aku mendengar suara ibu yang bertanya kepada ku aku pelangsung menjawab nya. Pada waktu itu aku berangkat dengan Nur, Nur adalah tema sekolahku yang biasa aku tebengi untuk pergi dan pulang sekolah. Ketika ibu mendengarkan jawaban dariku ibu ku khawatir karena Nur baru bisa naik motor,dan pada waktu itu kami 1 motor 4 orang maka ny ibu ku khawatir kalau Nur yang mengendarai motor nya, sebenarnya ibuku memperbolehkan aku berangkat dengan nya asalkan jangan Nur yang bawa motor nya, ibuku memberikan izin asal yang bawa motor nya Rosma. Rosma adalah tetanggaku di juga yang biasa nya nebeng Nur, dan dia sudah mahir mengendarai motor.

Ya begitulah seorang ibu selalu khawatir dengan apa yang di kerjakan anaknya. Aku tak terlalu menghiraukan ucapan ibuku, karena aku berfikir tidak akan terjadi apa-apa, akhirnya aku pun berangkat sekolah bersama Nur dan ke 3 teman ku dalam 1 motor.

Ketika sedang menuju sekolah semua aman-aman saja tapi siapa sangka ketakutan ibu ku terjadi ketika aku pulang sekolah. Perrjalanan menuju pulang kami sangat menikmati aingin sepoi-sepoi yang berhembus kearah kami. Pada saat yang nyetir motornya Nur, Nur mengendarai motor nya dengan cepat, entah dia yang tidak bisa mengontrol kecepatan nya entah karena emamg sengaja karena terlalu senang karena bisa mengendarai motor.

Karena Nur mengendarai nya terlalu cepat kami sampai ketakutan dan rambut kami sudah gimbal karena angin, kami sudah memberitahu nya untuk tidak kencang kencang mengendarai motor nya,tapi dia ngeyel. Nur hanya membalas dengan tawa nya saja,aku dan temanku yang satu lagi pun menyarankan Rosma saja yang bawa motornya, bukan nya nurut Nur malah menolak mentah-mentah saran kami, dia tetep kekeh pada keinginan nya. Karena kecepatan nya lumayan menegangkan dan membuat Nur tidak terkontrol hampir saja motor yang kami Kendarai mobil yang sedang mengangkut ayam. Kejadian itu tidak membuat Nur kapok dia tetap mengendarai motor dengan laju. Tepat di depan motor kami ada tanjakan yang lumayan tinggi. Emang Nur ngeyel banget dibilang jangan kencang-kencang tetep aja kencang-kencang.

Karena terlalu kencang sampai-sampai ada ibu-ibu yang negur kami kebetulan kami mengenal ibu itu, dan ibu itu berkata. Disisi lain kita juga senang, ya biasa lah anak kecil seusia kami yang masih kelas 4. Masi senang-senang nya pulang sekolah tidak dengan orang tua, karena kalau dengan orang tua tidak bisa sanda gurau sereceh dengan teman. Tidak lama dari ibu itu berbicara kami pun jatuh dan jatuhnya tidak karena lubang atau yang lainnya, karena Nur terlalu kuat menarik gas montor nya. Pada waktu itu kita posisinya lagi di tanjakan langsung seketika itu kami melayang, aku hanya bisa memejamkan mata, dan ketika aku sadar dan membuka mata motornya sudah berjalan di rumput-rumput yang mana jalan itu adalah jalan yang salah, dan akhirnya motor berhenti karena tertabrak tiang listrik.

Kami pun terjatuh menggelinding seperti bola, itu sungguh sakit sekali semua badanku itulah yang kurasakan saat aku sadar dari kejadian itu,kepalaku sakit sekali karena kepalaku sempat kejedot benda keras,untungnya warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung datang dan menolong kami dan kami pun di bopong kerumah salah satu warga tersebut, dan aku hanya bisa diam sambil menangis. Singkat cerita kami diantar pulang naik mobil tetanggaku kebetulan tetanggaku  ada di kejadian tersebut. Sesampainya di rumah bukannya diobati oleh bapak dan ibuku, malahan aku di omelin  kata bapak ibuku itu akibat tidak mendengarkan omongan orangtua dan beranggapan spele dengan ucapan orang tua, aku hanya bisa diam melihat luka yang ada di jidat dan di siku ku. Niat kedua orangtuaku berbicara seperti itu agar aku tidak ngeyel ketika diberi tahu yang baik,sungguh sakit luka yang kualami tapi tak sesakit sikap dan ucapan orangtuaku terhadap ku, ketika aku baru pulang dalam keadaan seperti itu,ternyata sebelum aku pulang orangtuaku sudah tahu kalau aku jatug, mereka tahu dari teman dan tetangga ku yang lain, mereka sempat down dan juga kawatir, namun tidak diperlihatkan kepada ku, agar aku tidak mengulanginya lagi dan  agar aku bisa mengambil hikma dari kejadian tersebut.

TAMAT

Berminat dengan alur cerita ini? dan ingin mendapatkan naskah skenario lengkapnya? silahkan hubungi penulis di nomor (+62 822-5292-2499)

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Tidak Mendengarkan Nasehat Orangtua_Tema Pertemanan dan Pendidikan"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke email redaksi lenggokmedia@gmail.com dengan subjek sesuai nama rubrik atau Klik link https://wa.me/+6282388859812 untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.