Merokok: Kebiasaan yang Tak Lagi Keren
Pelarian Dalam Bentuk
Sebatang Rokok
Merokok: Kebiasaan yang Tak Lagi Keren
Merokok dulunya dianggap sebagai simbol gaya, kedewasaan, atau bahkan pelarian dari stres. Tapi seiring berjalannya waktu, berbagai penelitian membongkar fakta-fakta kelam di balik asap yang mengepul itu. Kini, merokok bukan lagi soal gaya—ini soal nyawa.
Rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, dan setidaknya 70 di antaranya bersifat karsinogenik, alias pemicu kanker. Dampaknya bukan cuma dirasakan oleh perokok aktif, tapi juga orang-orang di sekitarnya yang menjadi perokok pasif. Serangan jantung, kanker paru-paru, bronkitis kronis, dan gangguan kehamilan hanyalah sebagian dari konsekuensi fatal yang mengintai.Yang lebih mengkhawatirkan, banyak perokok mulai dari usia muda, bahkan remaja. Mereka terjebak dalam lingkaran candu nikotin sebelum tubuhnya benar-benar tumbuh sempurna. Ketergantungan pun terbentuk, dan untuk keluar darinya bukan hal mudah.
Tapi selalu ada harapan. Banyak yang sudah berhasil berhenti, dan hidup mereka berubah drastis. Napas lebih lega, tubuh lebih segar, dan keuangan lebih sehat. Kampanye anti rokok, kawasan bebas asap rokok, hingga terapi penghentian merokok adalah langkah-langkah yang terus didorong untuk membantu siapa saja yang ingin berhenti.Merokok bukan sekadar kebiasaan, tapi keputusan. Dan setiap keputusan bisa diubah. Mungkin tak mudah, tapi selalu bisa dimulai—bahkan dari satu hari tanpa rokok. (Ulpa Paija, Mahasiswa PBSI Universitas Rokania. Dosen Pengampu: Dr. Rita Arianti, M.Pd)
Posting Komentar untuk "Merokok: Kebiasaan yang Tak Lagi Keren "
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.