Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Anak Muda Wajo: Agen Perubahan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Anak Muda Wajo: Agen Perubahan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Oleh : Andi Erwin

Kabupaten Wajo, yang terkenal dengan tenun sutra dan kekayaan budaya Bugis, kini tengah bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Di balik segala perubahan yang terjadi, ada satu kekuatan penting yang mulai menunjukkan peran vitalnya: anak muda.

Mereka bukan lagi sekadar penonton pembangunan, tetapi telah menjadi agen perubahan—penggerak sosial yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan kepedulian terhadap masa depan daerahnya.

Langkah Kecil yang Berdampak Besar

Dari pelosok desa hingga pusat kota, anak-anak muda di Wajo mulai menginisiasi berbagai gerakan positif. Ada yang membentuk komunitas lingkungan, mendorong pemanfaatan energi terbarukan, mengembangkan pertanian organik, hingga menghidupkan kembali budaya lokal dengan cara kreatif di media sosial.

Di Desa Tosora, misalnya, sekelompok pemuda menggalang aksi bersih lingkungan yang rutin dilakukan setiap bulan. Gerakan kecil ini lambat laun mendorong kesadaran kolektif warga, dan kini menjadi bagian dari program desa.

Inovasi Digital: Senjata Anak Muda Wajo

Di era digital, anak muda Wajo juga memanfaatkan teknologi untuk memperluas dampak sosial. Mereka membuat konten edukatif, membuka pelatihan daring, dan bahkan menciptakan aplikasi lokal untuk mendukung UMKM desa agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Dengan media sosial, mereka menyuarakan isu pembangunan dan menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Inilah bentuk baru dari sosiologi pembangunan—ketika relasi sosial dan teknologi saling memperkuat.

Partisipasi dalam Pembangunan Berbasis Masyarakat

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya berbicara soal fisik atau ekonomi, tetapi juga soal keterlibatan sosial. Anak muda Wajo mulai aktif terlibat dalam forum musyawarah, program pemberdayaan desa, dan berbagai pelatihan dari lembaga pemerintah maupun swasta.

Bahkan di beberapa desa, pemuda telah dipercaya menjadi bagian dari tim perumus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya kritis, tapi juga solutif.

Menjaga Nilai Lokal, Membuka Cakrawala Global

Yang menarik, semangat anak muda Wajo tidak serta-merta meninggalkan nilai lokal. Mereka tetap menjunjung tinggi kearifan lokal, seperti semangat gotong royong (siri’ na pacce) dan etos kerja mappatuwo temmappake. Nilai-nilai ini menjadi fondasi dalam membangun visi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

Namun di saat yang sama, mereka juga terbuka pada gagasan global seperti ekonomi hijau, kesetaraan gender, dan inovasi teknologi. Di sinilah letak kekuatan mereka: mengakar kuat, tapi tumbuh tinggi.

Kesimpulan: Masa Depan Wajo Ada di Tangan Pemudanya

Pembangunan berkelanjutan bukan hanya tugas pemerintah. Ia menjadi mungkin ketika seluruh lapisan masyarakat terlibat, termasuk anak muda.

Anak muda Wajo telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Dengan semangat, ide, dan keberanian mereka, Wajo bukan hanya bergerak—tetapi tumbuh dengan harapan.

Mari terus dukung, beri ruang, dan percaya pada generasi muda. Karena masa depan Wajo, ada di tangan mereka.




Posting Komentar untuk "Anak Muda Wajo: Agen Perubahan dalam Pembangunan Berkelanjutan"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.