Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Antara Modernisasi dan Ketimpangan Sosial

Antara Modernisasi dan Ketimpangan Sosial

Oleh: Israwati Nur Fadilah

 

Sosiologi pembangunan merupakan cabang dari ilmu sosiologi yang fokus pada proses perubahan sosial dan pembangunan dalam masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kajian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pembangunan direncanakan, dilaksanakan, serta dampak sosial yang ditimbulkan, baik dalam konteks peningkatan kesejahteraan maupun munculnya ketimpangan baru.

· Pembangunan dan Teori Modernisasi
Salah satu teori dominan dalam sosiologi pembangunan adalah teori modernisasi, yang berpendapat bahwa pembangunan adalah proses linier menuju kemajuan seperti yang dicontohkan negara-negara Barat. Dalam pendekatan ini, pembangunan ekonomi dianggap sebagai pusat dari perubahan sosial, di mana pertumbuhan industri, pendidikan, dan birokrasi modern menjadi indikator kemajuan.  Namun, pendekatan ini sering dikritik karena mengabaikan konteks lokal dan menganggap masyarakat tradisional sebagai hambatan pembangunan. Modernisasi juga sering menyebabkan disorganisasi sosial karena perubahan yang cepat tanpa kesiapan sosial-budaya masyarakat.

· Dampak Sosial dari Pembangunan
Pembangunan seringkali menciptakan ketimpangan baru. Misalnya, program industrialisasi di wilayah pedesaan dapat menyebabkan migrasi besar-besaran ke kota, yang pada gilirannya memunculkan masalah sosial seperti kemiskinan pSelain itu, pembangunan yang berorientasi ekonomi sering menyingkirkan aspek sosial dan budaya. Pembangunan infrastruktur seperti bendungan atau jalan tol, misalnya, kadang melibatkan penggusuran komunitas adat tanpa mekanisme kompensasi yang adil. Hal ini menimbulkan konflik agraria dan resistensi sosial.

Pembangunan Partisipatif sebagai Solusi, Sosiologi pembangunan kontemporer mendorong pendekatan partisipatif, di mana masyarakat lokal dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Pendekatan ini mengakui pengetahuan lokal dan menjadikan pembangunan sebagai proses yang inklusif serta berkeadilan sosial.erkotaan, pengangguran, dan munculnya permukiman kumuh.

Sosiologi pembangunan mengajarkan bahwa pembangunan tidak semata-mata soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga transformasi sosial yang adil dan inklusif. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan sebaiknya dinilai dari meningkatnya kesejahteraan, berkurangnya ketimpangan, dan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Meskipun modernisasi sering dianggap sebagai solusi bagi kemiskinan dan keterbelakangan, dalam praktiknya ia kerap melahirkan atau memperkuat ketimpangan sosial. Hal ini terjadi karena pembangunan modern sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan struktur sosial yang ada, sehingga hanya menguntungkan kelompok tertentu dalam masyarakat, terutama kelas menengah ke atas dan elite politik-ekonomi.

Sosiolog Pierre Bourdieu mengingatkan bahwa pembangunan yang berbasis pada logika pasar dan institusi formal cenderung memperkuat modal simbolik dan modal ekonomi kelompok dominan. Misalnya, dalam program modernisasi pendidikan, mereka yang sudah memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas lebih mudah mendapatkan manfaat, sementara kelompok miskin tetap tertinggal karena keterbatasan sumber daya. Di pedesaan, modernisasi pertanian melalui mekanisasi dan teknologi sering menyebabkan petani kecil tergeser oleh pemilik modal besar, menciptakan proletarisasi di sektor agraris. Demikian pula, di kota-kota besar, pembangunan kawasan elit sering berdampak pada penggusuran penduduk miskin dari ruang-ruang tempat tinggal mereka.

 

Daftar pustaka

Bourdieu, P. (1986). The Forms of Capital. In Richardson, J. (Ed.), Handbook of

Theory and Research for the Sociology of Education (pp. 241–258). New York: Greenwood.

Chambers, R. (1997). Whose Reality Counts? Putting the First Last. London: Intermediate Technology Publications.

Escobar, A. (1995). Encountering Development: The Making and Unmaking of the Third World. Princeton: Princeton University Press.

Ferguson, J. (1994). The Anti-Politics Machine: “Development,” Depoliticization, and Bureaucratic Power in Lesotho. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Scott, J. C. (1998). Seeing Like a State: How Certain Schemes to Improve the Human Condition Have Failed. New Haven: Yale University Press.

So, A. Y. (1990). Social Change and Development: Modernization, Dependency, and World-System Theories. Newbury Park: Sage Publications.

 

 

 

Posting Komentar untuk "Antara Modernisasi dan Ketimpangan Sosial"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.