Digitalisasi dan Transformasi Sosial di Kecamatan Gilireng
Pembangunan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga mencakup perubahan sosial, budaya, dan teknologi. Di era modern, digitalisasi menjadi kekuatan besar yang mendorong transformasi masyarakat, termasuk di daerah pedesaan seperti Kecamatan Gilireng. Masyarakat mulai memanfaatkan teknologi informasi, seperti media sosial dan aplikasi digital, dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara masyarakat berkomunikasi, tetapi juga berdampak pada sistem nilai, relasi sosial, dan pola kerja.
Dalam perspektif sosiologi pembangunan, pembangunan dilihat sebagai prosesyang melibatkan perubahan sosial terencana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Teori modernisasi menjelaskan bahwa digitalisasi merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang dapat mempercepat pembangunan sosial. Namun, teori ketergantungan mengingatkan bahwa tidak semua masyarakat mendapat manfaat yang sama dari kemajuan ini, terutama daerah yang minim akses infrastruktur.
Di Kecamatan Gilireng, penggunaan teknologi digital mulai merambah sektor pertanian, perdagangan, dan pendidikan. Petani memanfaatkan media sosial untuk menjual hasil panen, guru mulai mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar-mengajar, dan pelaku UMKM mengakses pasar yang lebih luas melalui platform daring. Hal ini menunjukkan adanya mobilitas sosial vertikal serta perubahan struktur pekerjaan masyarakat. Namun demikian, terdapat juga kesenjangan digital antara generasi muda yang lebih cepat beradaptasi dan generasi tua yang belum sepenuhnya paham teknologi.
Digitalisasi juga memicu perubahan nilai sosial. Interaksi yang dulu dilakukan secara langsung kini banyak berpindah ke ruang virtual. Ini mengubah polahubungan sosial, bahkan bisa menimbulkan disintegrasi sosial jika tidak diimbangidengan edukasi digital yang tepat. Digitalisasi memberikan peluang besar bagi percepatan pembangunan di wilayah seperti Gilireng. Namun, dampak sosialnya harus dipahami secara kritis. Dengan pendekatan sosiologi pembangunan, kita dapat mengkaji bagaimana perubahan ini menciptakan dinamika baru dalam struktur sosial masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendorong literasi digital agar transformasi ini tidak menimbulkan kesenjangan baru, tetapi justru memperkuat keadilan sosial dalam pembangunan.
Daftar Pustaka
Castells, M. (2010). The Rise of the Network Society (2nd ed.). Wiley-Blackwell.
Frank, A. G. (1969). Capitalism and Underdevelopment in Latin America. Monthly Review Press.
Norris, P. (2001). Digital Divide: Civic Engagement, Information Poverty, and the Internet Worldwide. Cambridge University Press.
So, A. Y. (1990). Social Change and Development: Modernization, Dependency and World-System Theories. Sage Publications
Posting Komentar untuk "Digitalisasi dan Transformasi Sosial di Kecamatan Gilireng"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.