Konsep Tauhid dalam Akidah Islam (Kelas X SMA/MA)
Materi Ajar:
A. Pengertian Akidah
• Tauhid Rububiyah:
Mengesakan Allah dalam hal penciptaan, pengaturan, dan penguasaan alam semesta.
➤ Contoh: Meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi, memberikan rezeki, serta menghidupkan dan mematikan.3
1 Halaman Judul et al., “Nilai-nilai kebangsaan dalam buku teks akidah akhlak madrasah aliyah,”
Eprints.Walisongo.Ac.Id, 2021, https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14887/.
2 Ira Puspita Jati, “Imanensi Tuhan Menurut Ibnu Taimiyyah,” Repository.Radenfatah.Ac.Id, no. Mi (2021): 1–72.
3 Ralph Adolph, “Konsep Tauhid Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab,” 2016, 1–23.
• Tauhid Uluhiyah:
Mengesakan Allah dalam peribadahan. Segala bentuk ibadah hanya ditujukan kepada Allah.4
➤ Contoh: Salat, doa, puasa, nazar, dan ibadah lainnya tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.
• Tauhid Asma' wa Sifat:
Mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang indah (Asmaul Husna) dan sifat-sifat-Nya yang sempurna.5
➤ Contoh: Allah Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat — tidak ada makhluk yang sama dengan-Nya.
D. Bahaya Syirik dan Dampaknya
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki."
(QS. An-Nisa: 48)
"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
(QS. Luqman: 13)
a) Dampak Syirik Bagi Individu:
1. Merusak akidah dan menghapus semua amal ibadah (QS. Az-Zumar: 65)
2. Dosa yang tidak akan diampuni jika tidak bertaubat (QS. An-Nisa: 116)
3. Masuk neraka secara kekal jika mati dalam keadaan syirik (QS. Al-Ma’idah: 72)
b) Dampak Syirik Bagi Masyarakat
1. Menghancurkan nilai-nilai tauhid dan keadilan
Masyarakat yang terbiasa menyembah selain Allah atau menggantungkan diri pada jimat, dukun, atau benda keramat, akan jauh dari keimanan sejati dan mudah disesatkan.6
2. Mengundang kesyirikan kolektif (kemusyrikan budaya)
Tradisi yang mencampurkan ibadah kepada Allah dengan unsur-unsur klenik, mistik, atau pemujaan kuburan akan berkembang, menyebabkan rusaknya kemurnian agama.7
3. Melemahkan mental dan spiritual umat
Masyarakat syirik kehilangan kepercayaan pada kekuatan Allah dan menggantungkan nasib pada makhluk yang lemah.
4 Jati, “Imanensi Tuhan Menurut Ibnu Taimiyyah.”
5 Siti Ardianti, “Hadis Tarbawi,” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents 3, no. April (2022): 49–58.
6 Finsa Adhi Pratama dan Ira Trisnawati, “Pemikiran Tajdid Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Dalam Kitab Al- Ushul Ats-Tsalatsah,” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 7, no. 2 (2021): 94, https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i2.3104.
7 Surat Al-ikhlas Ayat, Sampai Menurut, dan Tafsir Ibnu, “Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam Al-Qur’an Surah Al-Ikhlas ayat 1-4 menurut Tafir Ibnu Katsir.” 4, no. 2 (2024): 83–91.
Soal Pilihan Ganda
1. Apa yang membedakan tauhid rububiyah dan uluhiyah?
• A. Rububiyah tentang ibadah, uluhiyah tentang penciptaan
• B. Rububiyah tentang penciptaan, uluhiyah tentang ibadah
• C. Rububiyah tentang sifat Allah, uluhiyah tentang nama Allah
• D. Keduanya sama
• E. Rububiyah tentang malaikat, uluhiyah tentang manusia
Kunci: B
2. Mengapa tauhid menjadi pondasi utama dalam akidah Islam?
• A. Karena mengajarkan akhlak
• B. Karena menjadi dasar amal dan ibadah
• C. Karena mengajarkan sejarah
• D. Karena mengatur hukum waris
• E. Karena mengajarkan matematika
Kunci: B
3. Jika seseorang hanya mengakui Allah sebagai pencipta namun masih menyembah selain
Allah, tauhid apa yang belum sempurna?
• A. Rububiyah
• B. Uluhiyah
• C. Asma wa sifat
• D. Syirik
• E. Iman
Kunci: B
4. Apa dampak syirik terhadap kehidupan seseorang?
• A. Mendapat ketenangan
• B. Mendapat pahala
• C. Dosa besar dan merusak akidah
• D. Semakin dekat dengan Allah
• E. Hidup lebih makmur
Kunci: C
5. Salah satu contoh implementasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari adalah...
• A. Menyembah pohon
• B. Berdoa kepada selain Allah
• C. Ikhlas dalam beramal hanya karena Allah
• D. Mengikuti ramalan bintang
• E. Percaya pada jimat
Kunci: C
6. Jelaskan hubungan antara tauhid dan akhlak!
• A. Tidak ada hubungan
• B. Tauhid mempengaruhi akhlak seseorang
• C. Akhlak lebih penting dari tauhid
• D. Tauhid hanya teori
• E. Akhlak tidak perlu tauhid
Kunci: B
7. Dalil utama tentang tauhid terdapat dalam surah...
5
• A. Al-Fatihah
• B. Al-Ikhlas
• C. Al-Baqarah
• D. Al-Kahfi
• E. Al-Mulk
Kunci: B
8. Apa bahaya terbesar dari syirik?
• A. Tidak naik kelas
• B. Tidak diterima amalnya
• C. Mendapat banyak teman
• D. Menjadi kaya
• E. Tidak bisa tidur
Kunci: B
9. Tauhid asma wa sifat mengajarkan...
• A. Allah punya sifat seperti makhluk
• B. Meyakini nama dan sifat Allah yang sempurna
• C. Allah tidak punya sifat
• D. Allah punya nama seperti manusia
• E. Allah tidak dikenal
Kunci: B
10. Bagaimana cara memperkuat tauhid dalam kehidupan?
• A. Banyak membaca novel
• B. Memperdalam ilmu agama dan mengamalkannya
• C. Mengikuti tren
• D. Mengabaikan perintah Allah
• E. Percaya pada tahayul
Kunci: B
11. Seseorang yang bertauhid akan...
• A. Sering gelisah
• B. Tenang dan yakin pada Allah
• C. Mudah putus asa
• D. Sering berbohong
• E. Suka mencuri
Kunci: B
12. Tauhid yang benar akan menghindarkan seseorang dari...
• A. Akhlak mulia
• B. Syirik dan kesesatan
• C. Ibadah
• D. Ilmu pengetahuan
• E. Kesehatan
Kunci: B
13. Apa tujuan utama mempelajari tauhid?
• A. Supaya terkenal
• B. Mendapat nilai baik
• C. Memperkuat keimanan dan menghindari syirik
• D. Menjadi kaya
6
• E. Mudah bergaul
Kunci: C
14. Dalam kehidupan modern, tantangan terbesar dalam menjaga tauhid adalah...
• A. Kemajuan teknologi
• B. Pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan Islam
• C. Banyak teman
• D. Mudah mendapatkan informasi
• E. Makanan enak
Kunci: B
15. Seseorang yang memahami tauhid akan...
• A. Suka berbuat syirik
• B. Selalu mengaitkan segala sesuatu pada kekuasaan Allah
• C. Tidak peduli pada agama
• D. Mudah terpengaruh tahayul
• E. Sering marah
Kunci: B
DAFTAR PUSTAKA
Adolph, Ralph. “Konsep Tauhid Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab,” 2016, 1–23.
Ardianti, Siti. “Hadis Tarbawi.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents 3,
no. April (2022): 49–58.
Ayat, Surat Al-ikhlas, Sampai Menurut, dan Tafsir Ibnu. “Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam
Al-Qur’an Surah Al-Ikhlas ayat 1-4 menurut Tafir Ibnu Katsir.” 4, no. 2 (2024): 83–91.
Jati, Ira Puspita. “Imanensi Tuhan Menurut Ibnu Taimiyyah.” Repository.Radenfatah.Ac.Id, no.
Mi (2021): 1–72.
Judul, Halaman, Dandang Muhamad Jasmanto, Program Magister, Pendidikan Agama, Fakultas
Ilmu, Tarbiyah Dan, dan U I N Walisongo Semarang. “Nilai-nilai kebangsaan dalam buku
teks akidah akhlak madrasah aliyah.” Eprints.Walisongo.Ac.Id, 2021.
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14887/.
Pratama, Finsa Adhi, dan Ira Trisnawati. “Pemikiran Tajdid Syaikh Muhammad Bin Abdul
Wahhab Dalam Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 7, no. 2
(2021): 94. https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i2.3104.
A. Pengertian Akhlak Mulia
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab: األخالق(al-akhlaq), bentuk jamak dari الخُلُق(al-
khuluq), yang berarti perangai, tabiat, atau watak bawaan. Akar katanya adalah ََ خَلَق(khalaqa),
yang juga berarti menciptakan. Hal ini menunjukkan hubungan antara penciptaan fisik (khalq)
dan penciptaan batiniah atau karakter (khuluq).8
“Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya seseorang bertindak dengan mudah tanpa
perlu dipaksa.” Definisi ini dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.
Beliau menyebutkan bahwa akhlak bukan hanya tentang perbuatan lahiriah, tapi juga sikap batin yang mendorong tindakan.
B. Nilai-Nilai Akhlak Mulia
1. Kejujuran (Ash-Shidq):
Kejujuran adalah berkata dan bersikap sesuai dengan kenyataan dan hati nurani yang bersih,
tidak mengada-ada atau menipu.9
QS. At-Taubah: 119
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-
orang yang jujur.”
🗣 Hadis Nabi ملسو هيلع هللا ىلص:
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga...”
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Amanah8 Masfi Sya’fiatul Ummah, “Pemikiran Al-Ghazali seputar tradisi Sufi: Konsepsi Etika Mistik Dunia Islam Masa Kini.
Kajian Al-Qur’an Surah Al-Kahf (65-82).,” Sustainability (Switzerland) 11, no. 1 (2019): 1-14,
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.r
esearchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI.
9 dikbud, “Menumpuk Sikap Jujur, Amanah dan Istikamah.,” 2017, hlm 57.
Amanah berarti dapat dipercaya dalam menjalankan tanggung jawab, baik kepada manusia
maupun kepada Allah.10
QS. Al-Ahzab: 72
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung,
tetapi semuanya enggan memikulnya dan merasa takut terhadapnya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia...”
🗣 Hadis:
“Tidak beriman seseorang yang tidak bisa dipercaya (amanah).” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran dan kesanggupan seseorang untuk menunaikan kewajiban
yang dibebankan kepadanya.11
QS. Al-Isra: 36
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai
pertanggungjawaban.”
🗣 Hadis:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Sopan Santun (Adab)
Sopan santun adalah sikap hormat dan lemah lembut terhadap sesama, sesuai dengan norma sosial dan adab Islam.12
QS. Luqman: 19
“Dan rendahkanlah suaramu; sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai.”
🗣 Hadis:
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak
menghormati yang tua.” (HR. At-Tirmidzi)
5. Tolong-Menolong (Ta‘āwun)10 dikbud.
11 Oleh Hermawansyah, “Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai islam” XII, no. 1 (2015): 1–19.
12 Rosita Sitorus, “Upaya Meningkatkan Sikap Sopan Santun Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok,” Journal of Education Action Research 5, no. 1 (2021): 10–16, https://doi.org/10.23887/jear.v5i1.31522.
Tolong-menolong adalah saling membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan.13
QS. Al-Ma’idah: 2
“...Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan...”
🗣 Hadis:
“Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu
kebutuhannya.” (HR. Muslim)
6. Empati (Rahmah dan Ihsan)
Empati adalah sikap peduli terhadap perasaan dan penderitaan orang lain, disertai keinginan
untuk membantu.14
QS. At-Taubah: 128
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”
🗣 Hadis:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang dan empati bagaikan satu tubuh; jika
satu anggota sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (HR.
Muslim)
C. Tantangan Akhlak di Era Digital
1. Pengaruh Media Sosial
Platform digital memudahkan interaksi, namun sering tanpa konsep etika dan tanggung
jawab. Pengguna muda rentan mengalami kecanduan smartphone, mengabaikan ibadah dan
aktivitas produktif. 15
2. Hoaks dan Penyebaran Informasi Palsu
Minimnya filter dan budaya sharing memicu penyebaran hoaks dan fitnah, yang merusak
hubungan sosial dan sengketa kelompok.13 Muchlis Nurseha, Sudarno Shobron, dan Mohamad Ali, “Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab al-Adab al-
Mufrad karya Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari,” Profetika: Jurnal Studi Islam 20, no. 2 (2019):
154–67, http://journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/9952.
14 Niken Zuni et al., “Kualitas Pelayanan UKS dalam Mencegah Anemia di Dua Sekolah Menengah Atas Kecamatan
Lamongan” 7, no. 1 (2025): 42–50, https://doi.org/10.17977/um062v7i12025p42-50.
15 Annisa Suaib, “PENDIDIKAN AKHLAK REMAJA DI ERA SOCIETY 5 . 0 DALAM PERSPEKTIF ISLAM,” 2024.
3. Cyberbullying
Anonimitas digital mempermudah perilaku intimidasi lewat media teks, gambar, atau video, yang bisa menyebabkan trauma mendalam bagi korban.16
4. Pergaulan Bebas
Paparan konten bebas seksual dan hedonistik mendorong perilaku tidak bermoral, terutama di kalangan remaja dengan pengawasan keluarga rendah.17
D. Cara Membentengi Diri dari Pengaruh Negatif Digital
1. Pendidikan Agama dan Etika Digital
Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak dan remaja, serta memberikan edukasi yang berkelanjutan tentang bagaimana berselancar di dunia digital secara bijak dan bertanggung jawab.19
3. Penguatan Moral dan Spiritual
Memperkuat nilai-nilai spiritual seperti empati, tanggung jawab, dan moralitas melalui
Sosial Dalam Tinjauan Etika Ibnu Miskawaih,” 2024, 1–75.
17 Toni Ardi Rafsanjani, Universitas Muhammadiyah Kudus, dan Universitas Muhammadiyah Kudus, “MENJAGA
MORAL REMAJA DI ERA DIGITAL : PANDANGAN” 26, no. 1 (2025): 45–54.
18 Trisna Dwi dan Nur Rodhiyah, “RELEVANSI HADITS NABI DALAM MENANGGAPI TANTANGAN ETIKA MEDIA,” 2024.
19 L Muflihatin et al., “Urgensi Agama Sebagai Benteng Pengaruh Negatif Media Sosial Terhadap Akhlak Remaja,”
Researchgate.Net 2022, no. June (2022): 1–10, https://www.researchgate.net/profile/Meilinda-Putri-
2/publication/361183717_Urgensi_Agama_Sebagai_Benteng_Pengaruh_Negatif_Media_Sosial_Terhadap_Akhlak_
Remaja/links/62a1b37455273755ebdf75d8/Urgensi-Agama-Sebagai-Benteng-Pengaruh-Negatif-Media-Sosial-
Terha.
20 Asmuni Zain dan Zainul Mustain, “Penguatan Nilai-Nilai Spiritual dan Moralitas di Era Digital melalui Pendidikan Agama Islam,” JEMARI : Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah 6, no. 2 (2024): 94–103.
4. Pengembangan Literasi Digital
Melatih remaja agar mampu memilah antara konten yang bermanfaat dan hoaks maupun gaya hidup negatif merupakan langkah penting dalam membentuk generasi yang kritis, cerdas, dan berakhlak di era digital.21
E. Strategi Pembinaan Akhlak Mulia
22 Muhammad Kamil Syarifuddin, Mukhlis Malik, “PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA SMA SWASTA AR- RAHMAN KECAMATAN HELVETIA MEDAN DEVELOPING KARIMAH ACHIEVEMENTS IN AR-RAHMAN PRIVATE HIGH SCHOOL STUDENTS , DISTRICT HELVETIA MEDAN Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Hasanah : Jurnal Pendidik,” Al-Has a na h: J ur nal Pen di di ka n A gam a I s lam 9 (2024): 282–99.
Soal Pilihan Ganda
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak mulia menurut Islam?
• A. Perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat
• B. Perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan dicontohkan Rasulullah
• C. Perilaku yang mengikuti tren
• D. Perilaku yang menguntungkan diri sendiri
• E. Perilaku yang disukai teman
Kunci: B
2. Mengapa akhlak mulia sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat?
• A. Agar mudah mendapatkan pekerjaan
• B. Untuk membangun kepercayaan dan keharmonisan sosial
• C. Supaya terkenal
• D. Agar menjadi kaya
• E. Supaya tidak dihukum
Kunci: B
3. Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga akhlak di era digital adalah...
• A. Banyak teman
• B. Mudahnya akses informasi negatif
• C. Banyak tugas sekolah
• D. Harga pulsa mahal
• E. Banyak makanan enak
Kunci: B
4. Bagaimana cara membentengi diri dari pengaruh negatif media sosial?
• A. Mengikuti semua tren
• B. Selektif dalam menerima informasi dan menjaga etika digital
• C. Mengabaikan semua pesan
• D. Tidak menggunakan internet sama sekali
• E. Membalas semua komentar
Kunci: B
5. Rasulullah SAW disebut sebagai uswatun hasanah karena...
• A. Kaya raya
• B. Berilmu tinggi
• C. Menjadi teladan akhlak mulia
• D. Sering bepergian
• E. Banyak pengikut
Kunci: C
6. Contoh akhlak mulia di media sosial adalah...
• A. Membagikan hoaks
• B. Menghina orang lain
• C. Memberi komentar positif dan membangun
• D. Membully teman
• E. Menyebar fitnah
Kunci: C
7. Peran keluarga dalam pembinaan akhlak adalah...
• A. Membiarkan anak bebas
7
• B. Memberi contoh dan membimbing anak
• C. Tidak peduli pada anak
• D. Mengabaikan perilaku anak
• E. Melarang anak belajar
Kunci: B
8. Akhlak mulia dapat diwujudkan dengan...
• A. Mengikuti hawa nafsu
• B. Meneladani Rasulullah SAW
• C. Menjauhi agama
• D. Berbuat semaunya
• E. Tidak peduli pada orang lain
Kunci: B
9. Salah satu indikator keberhasilan pembinaan akhlak di sekolah adalah...
• A. Nilai akademik tinggi
• B. Perubahan perilaku menjadi lebih baik
• C. Banyak teman
• D. Rajin ke kantin
• E. Sering bolos
Kunci: B
10. Cara efektif membangun akhlak mulia di era digital adalah...
• A. Mengikuti semua challenge viral
• B. Menggunakan media sosial untuk kebaikan
• C. Menyebar kebencian
• D. Menghina orang
• E. Tidak belajar agama
Kunci: B
11. Akhlak mulia dalam Islam mencakup...
• A. Hanya hubungan dengan Allah
• B. Hubungan dengan Allah dan sesama manusia
• C. Hanya hubungan dengan manusia
• D. Hanya hubungan dengan hewan
• E. Hanya hubungan dengan alam
Kunci: B
12. Apa akibat dari tidak membina akhlak mulia di era digital?
• A. Menjadi lebih kreatif
• B. Meningkatnya perilaku negatif seperti cyberbullying
• C. Semakin banyak teman
• D. Mudah mendapatkan informasi
• E. Rajin belajar
Kunci: B
13. Salah satu bentuk empati di media sosial adalah...
• A. Mengabaikan masalah teman
• B. Memberikan dukungan moral saat teman mendapat musibah
• C. Menyebar aib teman
• D. Membully teman
8
• E. Menghina teman
Kunci: B
14. Mengapa keteladanan guru penting dalam pembinaan akhlak siswa?
• A. Guru sebagai figur yang ditiru siswa
• B. Guru hanya mengajar pelajaran
• C. Guru tidak berpengaruh
• D. Guru tidak perlu dicontoh
• E. Guru hanya memberi nilai
Kunci: A
15. Akhlak mulia di era digital dapat ditunjukkan dengan...
• A. Sering berdebat di media sosial
• B. Menghormati pendapat orang lain dan tidak menyebar kebencian
• C. Membalas semua komentar negatif
• D. Tidak aktif di media sosial
• E. Membuat akun palsu
Kunci: B
DAFTAR PUSTAKA
dikbud. “Menumpuk Sikap Jujur, Amanah dan Istikamah.,” 2017, hlm 57.
Dwi, Trisna, dan Nur Rodhiyah. “RELEVANSI HADITS NABI DALAM MENANGGAPI
TANTANGAN ETIKA MEDIA,” 2024.
Hermawansyah, Oleh. “Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai islam” XII, no. 1 (2015): 1–19.
Muflihatin, L, N Lailiyah, M A Putri, A Innayatul, dan Z R R Aini. “Urgensi Agama Sebagai
Benteng Pengaruh Negatif Media Sosial Terhadap Akhlak Remaja.” Researchgate.Net
2022, no. June (2022): 1–10. https://www.researchgate.net/profile/Meilinda-Putri-
2/publication/361183717_Urgensi_Agama_Sebagai_Benteng_Pengaruh_Negatif_Media_So
sial_Terhadap_Akhlak_Remaja/links/62a1b37455273755ebdf75d8/Urgensi-Agama-
Sebagai-Benteng-Pengaruh-Negatif-Media-Sosial-Terha.
Nurseha, Muchlis, Sudarno Shobron, dan Mohamad Ali. “Nilai-nilai pendidikan karakter dalam
kitab al-Adab al-Mufrad karya Imam Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhari.”
Profetika: Jurnal Studi Islam 20, no. 2 (2019): 154–67.
http://journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/9952.
Rafsanjani, Toni Ardi, Universitas Muhammadiyah Kudus, dan Universitas Muhammadiyah
Kudus. “MENJAGA MORAL REMAJA DI ERA DIGITAL : PANDANGAN” 26, no. 1
(2025): 45–54.
Sitorus, Rosita. “Upaya Meningkatkan Sikap Sopan Santun Siswa Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok.” Journal of Education Action Research 5, no. 1 (2021): 10–16.
https://doi.org/10.23887/jear.v5i1.31522.
Suaib, Annisa. “PENDIDIKAN AKHLAK REMAJA DI ERA SOCIETY 5 . 0 DALAM
PERSPEKTIF ISLAM,” 2024.
Syarifuddin, Mukhlis Malik, Muhammad Kamil. “PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH
PADA SISWA SMA SWASTA AR-RAHMAN KECAMATAN HELVETIA MEDAN
DEVELOPING KARIMAH ACHIEVEMENTS IN AR-RAHMAN PRIVATE HIGH
SCHOOL STUDENTS , DISTRICT HELVETIA MEDAN Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan
Agama Islam Al-Hasanah : Jurnal Pendidik.” Al-Has a na h: J ur nal Pen di di ka n A gam a
I s lam 9 (2024): 282–99.
Syawaluddin, Muhammad Adam. “Dekadensi Moral Remaja Muslim Pengguna MediaSosial
Dalam Tinjauan Etika Ibnu Miskawaih,” 2024, 1–75.
Ummah, Masfi Sya’fiatul. “Pemikiran Al-Ghazali seputar tradisi Sufi: Konsepsi Etika Mistik
Dunia Islam Masa Kini. Kajian Al-Qur’an Surah Al-Kahf (65-82).” Sustainability
(Switzerland) 11, no. 1 (2019): 1–14.
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.
005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN
_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI.
Zain, Asmuni, dan Zainul Mustain. “Penguatan Nilai-Nilai Spiritual dan Moralitas di Era Digital
melalui Pendidikan Agama Islam.” JEMARI : Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah 6, no. 2
(2024): 94–103.
10
Zaky Raihan, Dinda Putri Hasanah, Wardah Yuni Kartika, Lidyazanti Lidyazanti, dan Wismanto
Wismanto. “Dampak Media Sosial Terhadap Akhlak Di Era Globalisasi.” Jurnal Budi
Pekerti Agama Islam 2, no. 2 (2024): 301–15. https://doi.org/10.61132/jbpai.v2i2.264.
Zuni, Niken, Qurnia Rahma, Dian Mawarni, Sapto Adi, dan Nurnaningsih Herya Ulfah.
“Kualitas Pelayanan UKS dalam Mencegah Anemia di Dua Sekolah Menengah Atas
Kecamatan Lamongan” 7, no. 1 (2025): 42–50.
https://doi.org/10.17977/um062v7i12025p42-50.
Posting Komentar untuk "Konsep Tauhid dalam Akidah Islam (Kelas X SMA/MA)"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.