Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Puisi Pemberontak "Riuh di Kepalaku"

Riuh di Kepalaku
Oleh: Erlindawati

Ada banyak hal yang menari di kepalaku
Tentang segala hal yang kadang membuatku menjadi pemberontak
Diam akan membuatku menjadi sakit
Berontak, akan membuatnya terusik

Aku berdiri di ruang batas
Antara maju atau tetap bungkam
Aku tahu, diam adalah sebuah kata penuh makna
Tapi kadang diam menjadi penjara jiwa

Haruskah aku tetap diam, dengan segala hal yang ia perbuat
Haruskah aku bungkam, sementara aku tahu apa yang engkau buat
Haruskah aku tetap menunduk, sementara aku melihat semuanya

Cukup tuan, sudah terlalu banyak engkau rampas hak kami
Pernahkah engkau mendengar  keluh kesah kami?
Suara kami engkau anggap hanya kebisingan
Tangisan kami, engkau anggap hanya angin lalu
Tidak kah engkau tahu, Setiap suara adah jeritan jiwa yang terluka dan hati yang hancur
Tidak kah engkau tahu, setiap tangisan yang pecah adalah bukti nyata dari luka yang dalam yang tak terlihat

Cukup tuan, luka kami sudah terlalu dalam
Mungkin, kini kau tersenyum bebas
Karena isi tasmu sudah terlalu penuh

Kau terlihat begitu kebingungan
Hilang akal untuk menghabiskan isi tasmu
Kau hamburkan sesuka mu, sementara di sana sini masih banyak yang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup
Terlalu ego kau tuan
Ingatlah Tuan, Tuhan akan membalas semua duka yang engkau torehkan
Semua air mata yang jatuh karena ulahmu
Ia akan kembali menuntutmu tuan


Ujung Batu, 29 Juni 2025

Posting Komentar untuk "Puisi Pemberontak "Riuh di Kepalaku""

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.