Menatah Jejak Batik di Negeri Jiran: Kolaborasi DoKar Seni Rupa Murni UB dalam VARTOBER 2025

Menatah Jejak Batik di Negeri Jiran: Kolaborasi DoKar Seni Rupa Murni UB dalam VARTOBER 2025

Penulis : Mega Julyartha

Prodi Seni Rupa Murni, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dunia seni kembali memperlihatkan eratnya hubungan budaya antara Indonesia dan Malaysia melalui program VARTOBER 2025, yaitu sebuah kegiatan kolaboratif yang diinisiasi oleh Piyadasa Gallery, Faculty of Creative Arts Universiti Malaya bekerja sama dengan Program Studi Seni Rupa Murni (SRM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya dan Cheka’ISM Pahang. Program ini akan berlangsung pada 14–15 Oktober 2025 di Galeri Piyadasa Universiti Malaya sebagai bagian dari upaya memperkuat diplomasi budaya melalui seni rupa kontemporer.

Program ini diinisiasi oleh tim Dosen dan Mahasiswa DoKar (Dosen Berkarya) Prodi Seni Rupa Murni UB, yang terdiri atas I Kadek Yudi Astawan, M.Sn. sebagai Ketua Pelaksana dan empat anggota lainnya yaitu Prof. Dr. Zuliati Rohmah, M.Pd., Mayang Anggraeni, M.Pd., Romy Setiawan, M.Sn., dan Dyanningrum Priadhikta, M.Ds. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari pihak Universiti Malaya melalui Dr. Dzul Afiq Zakaria selaku Piyadasa Gallery Manager, Visual Arts Department, Faculty of Creative Arts yang berperan penting dalam penyelenggaraan kegiatan pameran dan workshop di galeri. Selain itu, kegiatan ini turut berada di bawah arahan dan bimbingan Assoc. Prof. Dr. Roslina Ismail sebagai Penasehat dalam pelaksanaan program kolaboratif VARTOBER 2025.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Mengusung semangat kolaborasi lintas negara VARTOBER 2025 mengangkat tema eksplorasi seni batik sebagai simbol identitas dan jembatan budaya. Batik dipilih bukan hanya karena keindahan visualnya, tetapi juga karena kedalaman nilai filosofisnya yang mencerminkan harmoni, kesabaran, dan kreativitas masyarakat Nusantara.

Rangkaian acara dibuka dengan Indonesia Batik Art Workshop pada 14 Oktober 2025 pukul 10.00–13.00 dipandu langsung oleh dosen dan mahasiswa dari Universitas Brawijaya. Kegiatan ini mengajak peserta dari Malaysia untuk mengenal lebih dekat proses pembuatan batik, mulai dari perancangan motif, pencantingan, hingga pewarnaan dengan teknik tradisional dan kontemporer. “Batik merupakan bahasa visual yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Melalui lokakarya ini, kami ingin menunjukkan bahwa batik tidak hanya berkaitan dengan kain, tetapi juga dengan narasi, ekologi, dan identitas” ujar salah satu perwakilan tim Universitas Brawijaya.

Kegiatan dilanjutkan pada 15 Oktober 2025 dengan Art Talk: Appreciation, Result of Batik Design Workshop pukul 10.00–14.00 yang membahas proses kreatif peserta serta refleksi atas karya yang dihasilkan selama lokakarya. Sesi ini melibatkan dosen, seniman, dan mahasiswa dari kedua negara yang saling bertukar pandangan mengenai makna simbolik, pendekatan visual, serta relevansi batik dalam praktik seni masa kini.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sebagai penutup, digelar Batik Art Exhibition pada hari yang sama, pukul 15.00 – 18.00 di ruang pamer Cheka+ISM Exhibition, Galeri Piyadasa Universiti Malaya. Pameran ini menampilkan karya hasil eksplorasi peserta workshop yang memperlihatkan beragam pendekatan visual dan teknik pewarnaan, memadukan gaya Indonesia dan Malaysia dalam satu ruang apresiasi bersama. Melalui kegiatan ini, publik dapat melihat transformasi batik dari medium tradisional menuju ekspresi artistik kontemporer. Kolaborasi antara Universitas Brawijaya dan Universiti Malaya bukan hanya memperkuat jejaring akademik, tetapi juga memperkaya pertukaran budaya dan kreativitas di kawasan Asia Tenggara.

Kegiatan ini menjadi bagian dari perjalanan menatah eksistensi berkesenian civitas akademik Prodi Seni Rupa Murni FIB Universitas Brawijaya dalam konstelasi global sekaligus momentum penting yang menegaskan bahwa seni memiliki daya untuk menyatukan, menginspirasi, dan membuka ruang dialog antarbangsa.