Kebiasaan Me Time Bagi Para Mahasiswa untuk Menjaga Kewarasan Mental
Oleh : Salmah Apriyani, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Waktu adalah sesuatu yang terbatas. Semua orang memiliki 24 jam, atau 86.400 detik, setiap hari. Namun, beberapa orang mengatakan mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan apa pun, sementara sebagian orang lebih mampu menyelesaikan banyak hal daripada orang lain. Bahkan masalah pemborosan waktu dipengaruhi oleh kebiasaan yang sering dilakukan. Seringkali, orang mengikuti kebiasaan seperti melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dilakukan sama sekali tanpa disadari. Banyak orang melakukannya dengan cara ini. Contoh kebiasaan ini termasuk melakukan hal-hal yang tidak penting hanya karena sudah biasa sejak lama, mencatat beberapa set buku transaksi, dan terus menggunakan sistem manual meskipun sistem komputerisasi sudah ada.
Menjadi mahasiswa berarti menghadapi banyak masalah, seperti menyelesaikan banyak tugas dan menghadapi tekanan sosial di kampus. Oleh karena itu, banyak siswa yang mengalami stres karena kuliah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stres ialah kekacauan atau gangguan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar; ketegangan. Stres juga didefinisikan sebagai suatu kondisi respons fisik, emosi, kognitif, dan perilaku terhadap suatu peristiwa yang dianggap mengancam atau menantang individu tersebut. Stres akademik disebabkan oleh tekanan atau ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima dan kemampuan yang dimiliki. Ini terjadi karena ketidakmampuan untuk mengubah tingkah laku atau penampilan dalam berbagai kegiatan, seperti menulis, membaca, mengamati, mendengarkan, atau meniru. Mahasiswa dapat melihat tingkat stres akademik mereka jika dikaitkan dengan masalah yang muncul selama kuliah.
Dalam situasi seperti ini, menjaga kesehatan mental sering kali tidak menjadi prioritas, luangkan waktu untuk diri sendiri, atau “me time”, adalah salah satu cara sederhana yang dapat membantu. Kebiasaan ini dapat membantu mahasiswa menjaga keseimbangan di tengah kesibukan perkuliahan, meskipun mungkin terlihat sepele. Me time adalah menghabiskan waktu untuk memanjakan diri dengan berbagai aktivitas, seperti melakukan hiburan versi diri sendiri atau menghibur diri. Salah satu kegiatan mahasiswa untuk mempertahankan kewarasan di lingkungan kampus adalah melakukan me time. Sebagian besar mahasiswa dan mahasiswi sering melakukannya, me time adalah waktu di mana kita dapat meluangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kita sukai dan membuat kita merasa lebih tenang dan rileks. Ini adalah waktu yang baik karena dapat menghilangkan energi dan pikiran negatif, oleh karena itu, sangat penting bagi individu, terutama mahasiswa, untuk melakukannya.
Me time sangat membantu siswa mengurangi stres yang mereka alami karena tugas, ujian, dan ekspektasi lingkungan yang dapat menyebabkan kelelahan mental. Memiliki waktu untuk diri sendiri memungkinkan tubuh dan pikiran untuk melepaskan stres dan ketegangan. Akibatnya, suasana hati menjadi lebih baik, stres berkurang, dan kamu menjadi lebih produktif. Mahasiswa biasanya merasa lebih segar dan fokus setelah melakukan me time dengan memberi jeda dari kesibukan. Ini membuat mereka merasa seperti di rumah kembali dan memungkinkan mereka menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Sangat mudah untuk menjadi bosan tanpa waktu, yang justru dapat mengurangi kualitas pekerjaan atau belajar.
Ada banyak sekali cara sederhana yang dilakukan mahasiswa/i untuk melakukan me time. Mulai dari menyendiri sampai mengunjungi tempat-tempat bagus dan menenangkan, yang jauh dari hiruk pikuk manusia lain. Dari beberapa jawaban kuisioner yang saya buat, beberapa mahasiswa sangat menyukai kegiatan me time ini karena menurut mereka me time dapat membantu mereka untuk memulihkan kembali diri mereka untuk tetap waras menjalani perkuliahan. Beberapa dari mereka bahkan menganggap bahwa me time itu sendiri sangat penting, dan mayoritas orang-orang yang suka me time ini adalah perempuan. Beberapa dari mereka membutuhkan me time, tidak peduli mau ada tugas sedang menumpuk atau ada deadline yang harus dikerjakan. Ketika mereka sudah mulai jenuh dan bosan dengan kehidupan perkuliahan, mereka akan sesegera mungkin untuk me time.
Ada juga yang melakukan me time sesederhana seperti mendengarkan musik di jalan ketika mereka berangkat ataupun pulang dari kampus. Dengan melajukan kendaraan mereka sepelan mungkin dan mulai hanyut dengan alunan musik di perjalanan, itu sudah cukup bagi beberapa mahasiswa untuk me time. Ada juga yang lebih memilih di rumah saja dan menyendiri di dalam kamar tanpa ada gangguan apa pun. Ada pun yang melakukan itikaf di masjid, menurutnya me time itu ya mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, supaya hati jauh lebih tenang. Ada yang hanya sekadar minum kopi di depan teras Indomaret sambil melihat kendaraan berlalu-lalang. Banyak sekali cara-cara sederhana mahasiswa dalam melakukan kebiasaan me time ini.
Nah karena kebiasaan me time bagi mahasiswa ini sudah seperti ada jadwalnya tersendiri, makanya disebut kebiasaan. Karena mereka melakukan me time ini secara berulang-ulang, dan mungkin kebiasaan me time ini sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka. Beberapa mahasiswa melakukan me time setiap satu minggu sekali, atau setiap satu bulan sekali bahkan ada yang tiap hari melakukan me time. Ada juga yang sesuai dengan mood, tipe-tipe mahasiswa Gen Z yang melakukan apa pun tergantung mood-nya. Dan waktu-waktu yang mereka gunakan untuk me time itu sangat bervariasi, ada yang cukup 1 jam, ada juga yang lebih dari 1 jam, ada juga yang sesuai mood-nya juga. Dan bahkan ada yang seharian penuh dan berjam-jam lamanya waktu yang mereka gunakan untuk me time.
Itu semua mereka lakukan sesuai kebiasaan mereka dalam menjaga kewarasan mental di tengah-tengah padatnya dunia perkuliahan. Dampak yang mereka rasakan ketika me time ini juga sangat bervariasi, ada yang memang seberpengaruh itu me time bagi mereka. Ada yang biasa saja bahkan ada yang sama sekali tidak berpengaruh. Dengan me time mahasiswa merasa kebiasaan kecil seperti ini dapat membantu menjaga keseimbangan hidup. Kebiasaan me time ini tidak hanya membantu mengelola stres tetapi juga membuat mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan berikutnya. Dengan pikiran yang lebih segar dan hati yang jauh plong dan fresh, proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan. Jadi, mulailah meluangkan waktu untuk dirimu sendiri mulai sekarang, tidak perlu lama atau yang mewah, yang penting adalah melakukannya dengan konsisten. Perlu diingat menjaga kewarasan mental bukanlah sebuah kemewahan, melainkan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan membiasakan me time, mahasiswa dapat menjalani kehidupan kampus dengan lebih bahagia dan penuh semangat.
Daftar Pustaka
[1] Rosita, Manajemen Waktu yang Efektif, Disampaikan dalam kegiatan “Pelatihan Manajemen Diri Dalam Meningkatkan Kinerja Guru BK” tanggal 10 Desember 2008.
[1] Anna Aisa dkk., Self-Healing untuk Mengurangi Stres Akademik Mahasiswa Saat Kuliah Daring, Pamomong: Journal of Islamic Educational Counseling, Vol. 2, No. 2, 2021.
[1] Nabila Marfuatunnisa dkk., Dinamika Wanita Dewasa Awal yang Lajang dalam Menyikapi Romantic Loneliness, Seurune: Jurnal Psikologi Unsyiah, Vol. 6. No. 1, 2023.

Posting Komentar untuk "Kebiasaan Me Time Bagi Para Mahasiswa untuk Menjaga Kewarasan Mental"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.