Cara Menulis Kajian Literatur yang Benar
Bagi mahasiswa tingkat akhir atau peneliti pemula, Bab II atau bagian Literature Review seringkali menjadi tantangan tersendiri. Banyak yang mengira bagian ini hanyalah kumpulan ringkasan buku. Padahal, memahami cara menulis kajian literatur yang tepat adalah kunci untuk menemukan kebaruan (novelty) dalam penelitian Anda.
Tanpa kajian literatur yang kuat, penelitian Anda bisa dianggap tidak memiliki landasan ilmiah atau bahkan mengulang hal yang sudah pernah diteliti orang lain. Artikel ini akan membahas langkah demi langkah menyusun tinjauan pustaka yang analitis, kritis, dan disukai dosen pembimbing.
Apa Itu Kajian Literatur?
Sebelum masuk ke teknis penulisan, pahami dulu definisinya. Kajian literatur (literature review) bukan sekadar daftar kutipan. Ini adalah analisis kritis terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik Anda.
Tujuannya adalah untuk memetakan apa yang sudah diketahui, apa yang diperdebatkan, dan di mana letak celah kosong (research gap) yang akan diisi oleh penelitian Anda.
5 Langkah Cara Menulis Kajian Literatur yang Efektif
Berikut adalah tahapan sistematis yang bisa Anda ikuti agar tidak tersesat di tengah tumpukan jurnal.
1. Tentukan Topik dan Kata Kunci
Jangan mencari sembarang jurnal. Tentukan variabel utama dalam judul skripsi Anda. Gunakan kata kunci tersebut untuk mencari referensi di database terpercaya seperti:
- Google Scholar
- Scopus / Web of Science
- ScienceDirect
- Portal Garuda (untuk jurnal Indonesia)
2. Seleksi dan Evaluasi Sumber
Anda tidak perlu membaca ratusan jurnal dari awal sampai akhir. Lakukan skimming (membaca cepat) pada bagian Abstrak dan Kesimpulan.
Pertanyakan hal ini:
- Apakah metodologinya relevan dengan rencana saya?
- Apakah hasilnya mendukung atau justru membantah teori yang saya pakai?
- Apakah sumber ini kredibel (jurnal terakreditasi)?
3. Identifikasi Tema, Debat, dan Celah (Gap)
Ini adalah inti dari cara menulis kajian literatur. Jangan hanya meringkas satu per satu. Kelompokkan bacaan Anda berdasarkan:
- Tren: Bagaimana pandangan para ahli berubah dari waktu ke waktu?
- Tema: Apa pola yang sering muncul?
- Debat: Apakah ada pertentangan pendapat antar ahli?
- Gap: Apa yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya? Di sinilah Anda masuk.
4. Buat Struktur Penulisan
Agar tulisan mengalir, pilih salah satu struktur berikut:
- Kronologis: Menjelaskan perkembangan teori dari tahun lama ke tahun terbaru.
- Tematik: Mengelompokkan berdasarkan sub-topik atau variabel.
- Metodologis: Membandingkan berbagai metode yang digunakan peneliti sebelumnya (misal: kualitatif vs kuantitatif).
5. Mulai Menulis dengan Sintesis (Bukan Daftar Belanja)
Kesalahan pemula adalah menulis daftar ringkasan seperti: "Menurut A (2020), x adalah y. Menurut B (2021), x adalah z."
Cobalah menulis dengan cara sintesis:
"Meskipun A (2020) berpendapat bahwa x adalah y, penelitian terbaru dari B (2021) menunjukkan perspektif berbeda, yaitu z. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh konteks budaya yang berbeda..." (Ini benar karena ada dialog antar sumber).
Struktur Umum dalam Bab Kajian Literatur
Dalam praktiknya di skripsi, cara menulis kajian literatur biasanya dibagi menjadi tiga bagian:
Pendahuluan (Introduction)
Jelaskan secara singkat fokus tinjauan pustaka Anda dan bagaimana Anda mengorganisirnya. Berikan definisi operasional dari variabel utama.
Isi (Body)
Bagian ini memuat diskusi mendalam. Gabungkan, bandingkan, dan kontraskan berbagai sumber. Gunakan kalimat penghubung (signposting) seperti "sebaliknya", "selaras dengan hal tersebut", atau "namun demikian" untuk menjaga alur logika.
Kesimpulan (Conclusion)
Rangkum temuan utama dari literatur yang sudah dibahas. Tegaskan kembali research gap yang Anda temukan dan jelaskan bagaimana penelitian Anda akan mengisi kekosongan tersebut.
Tips Tambahan Agar Kajian Literatur Lebih Tajam
- Gunakan Referensi Terbaru: Usahakan 80% referensi berasal dari jurnal 5-10 tahun terakhir untuk memastikan kemutakhiran data.
- Hindari Kutipan Sekunder: Jangan menulis "A dalam B (2020)". Cari sumber aslinya (A) dan baca langsung.
- Parafrase: Hindari copy-paste kalimat persis. Tulis ulang dengan bahasa Anda sendiri untuk menghindari plagiarisme tinggi saat dicek di Turnitin.
Kesimpulan
Menguasai cara menulis kajian literatur adalah investasi penting bagi akademisi. Bagian ini adalah pondasi yang membuktikan bahwa Anda paham peta keilmuan di bidang yang Anda teliti. Dengan sintesis yang baik, skripsi Anda tidak hanya akan tebal, tapi juga berbobot dan memiliki kontribusi ilmiah yang jelas.

Posting Komentar untuk "Cara Menulis Kajian Literatur yang Benar"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.