Healing Tanpa Scrolling: Menjaga Kesehatan Mental Gen Z dari Overthinking Melalui Muraqabah
Healing Tanpa Scrolling: Menjaga Kesehatan Mental Gen Z dari Overthinking Melalui Muraqabah
Oleh : Nafisah Nailal Husna
Di era digital saat ini, istilah healing tentu sudah tidak asing lagi di kalangan Gen Z, “Healing” sering dikaitkan dengan aktivitas ringan seperti scrolling media sosial atau menonton konten lucu di layar gawai. Bagi banyak gen Z, scrolling media sosial dianggap sebagai cara untuk melepas penat dan menghibur diri. Saat pikiran terasa jenuh, jari bergerak otomatis membuka layar, berharap rasa cemas perlahan mereda. Namun, ketenangan ini sering kali hanya sementara. Setelah ponsel diletakkan, pikiran kembali ramai, bahkan terasa lebih berat. Menurut Nurwahidin, et al. (2025) penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial yang tinggi berkaitan dengan meningkatnya kecemasan dan kecenderungan overthinking pada generasi muda, terutama akibat tekanan perbandingan sosial yang terus-menerus.
Overthinking bukan sekadar kebiasaan berpikir berlebihan, melainkan kondisi ketika pikiran terus berputar tanpa arah yang jelas. Pada Gen Z, kondisi ini kerap dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out), rasa takut tertinggal dari pencapaian, gaya hidup atau standar sosial yang ditampilkan di media sosial. Akibatnya, muncul tekanan batin, kelelahan emosional, hingga gangguan tidur. Artinya FOMO memiliki hubungan signifikan dengan stress psikologis pada generasi muda (Hilya et al., 2025).
Masalahnya, scrolling sering dijadikan pelarian, bukan solusi. Ia mengalihkan perhatian, tetapi tidak membantu seseorang memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam pikirnnya. Dari sudut pandang kesehatan mental, kondisi ini menunjukkan lemahnya regulasi emosi, ketidakmampuan untuk berhenti, menyadari, dan mengelola pikiran secara sadar. Pada titik inilah pendekatan spiritual seperti muraqabah menjadi relevan untuk dibicarakan.
Dalam tasawuf, muraqabah dimaknai sebagai kesadaran batin bahwa manusia selalu berada dalam pengawasan Tuhan. Kesadaran ini melatih seseorang untuk lebih hadir dan jujur terhadap isi pikirannya sendiri. Pikiran yang datang tidak langsung ditolak, tetapi disadari dan diarahkan. Menariknya, konsep ini sejalan dengan praktik mindfulness dalam psikologi modern, yang terbukti membantu menurunkan kecemasan dan pikiran berulang (Febrianti et al., 2025).
Yang sering luput disadari, overthinking pada Gen Z bukan semata soal lemahnya mental, tetapi karena jarangnya ruang untuk benar-benar diam dan mendengarkan diri sendiri. Kita terbiasa menenangkan pikiran dengan kebisingan lain, padahal yang dibutuhkan justru keheningan. Muraqabah mengajak seseorang untuk berani tinggal sejenak bersama pikirannya, bukan menghindar. Di situ proses penyembuhan perlahan terjadi. Ketika seseorang sadar bahwa pikirannya tidak harus selalu dikendalikan oleh tuntutan luar seperti like, validasi, atau pengakuan sosial sehingga ia mulai menemukan rasa aman dari dalam dirinya sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, muraqabah dapat diterapkan secara sederhana. Misalnya, dengan berhenti sejenak sebelum bereaksi, mengenali pikiran yang muncul, lalu memilih untuk tidak langsung melarikan diri ke layar untuk scrolling. Perlahan, seseorang belajar bahwa tidak semua pikiran harus dituruti. Kesadaran ini membantu membangun jarak sehat antara diri dan tekanan sosial digital yang selama ini menguras energi mental.
Pada akhirnya, healing bukan tentang seberapa sering kita mencari pelarian, tetapi seberapa mampu kita memahami dan menenangkan diri sendiri. Di tengah dunia digital yang serba cepat dan penuh distraksi, muraqabah dapat menjadi pendekatan yang relevan untuk membantu Gen Z menjaga kesehatan mental secara lebih sadar dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, T., Asih, M. T., Roharjo, T., & Sulistyawati, N. (2025). Mindfulness-Based Intervention untuk Meningkatkan Psychological Well-Being dan Spiritual Well-Being Mahasiswa. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol.9 No.2, 69-81.
Hilya, M. N., Abdullah, M. A., & Mujayapura, M. R. (2025). Analisis Dampak Fomo Terhadap Kesehatan Mental Gen Z. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol.12 No.5, 1798-1802.
Nurwahidin, M., Sofia, A., Mujiyati, & Perdana, D. R. (2025). Analisis Peran Mindfulness Islami dalam Mengatasi Overthinking pada Remaja Gen Z. Dawatuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting, Vol.5 No.5, 569-574.
Informasi penulis :
Nama : Nafisah Nailal Husna (30324024)
Program Studi : Tasawuf dan Psikoterapi
Institusi : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Posting Komentar untuk "Healing Tanpa Scrolling: Menjaga Kesehatan Mental Gen Z dari Overthinking Melalui Muraqabah"
Silahkan tinggalkan komentar untuk respon atau pertanyaan, kami akan balas secepat mungkin.