Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

MELARAS: Cinta Bahasa dan Sastra, Bekal Menapakkan Kaki di Jurusan Impian

MELARAS: Cinta Bahasa dan Sastra, Bekal Menapakkan Kaki di Jurusan Impian

Pepatah lama pernah mengatakan "warisan yang tidak lekang oleh masa adalah pendidikan." Begitulah yang gadis kelahiran bumi seribu suluk yakini dan pegang hingga kini. Tumbuh di keluarga yang amat menghargai pendidikan membuatnya sadar betapa berharganya dukungan dari orang-orang terdekat dalam mewujudkan tekad dan menjemput mimpi. Sedari kecil, netranya selalu berbinar ketika disuguhi majalah anak (majalah bobo) oleh orang tuanya. Melihat gambar-gambar nan lucu membuatnya tumbuh dengan kecintaan pada dunia fiksi. Hingga mimpi itu ia pegang teguh sampai menabung harapan bisa berkuliah di jurusan yang selaras dengan kegemarannya tersebut.

Membaca dan mengarang menjadi hobi yang terus digeluti gadis bernama lengkap Ade Puspita Ningsih itu. Baginya, membaca adalah cara agar bisa masuk ke dunia si penulis lewat tulisan dan imaji yang mereka ciptakan. Menerka kejadian demi kejadian, merangkai cerita tersebut menjadi satu pemahaman. Mengarang pula adalah satu cara sederhana meluahkan berisiknya isi kepala. Dipintal dengan akal. Dibubuhi dengan hati. Kebebasan berteriak baginya ada pada dunia mengarang. Menciptakan dunia baru yang hanya Ia dan pembaca yang tahu.

Kakinya mantap dan teguh pada satu tuju. Yaitu meneruskan studi di rumpun ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Dimana langkahnya perlahan satu demi satu, mengantarkannya pada raihan di bidang keilmuan serupa. Seperti, penghargaan Duta Bahasa Riau dan Duta Baca Riau, serta kompetisi-kompetisi cipta tulisan fiksi hingga baca puisi pada Pekan Seni Mahasiswa. Baginya, bisa berkuliah di jurusan impian adalah satu jalan mengimplementasikan hobinya, mendengar lebih sering, dan belajar lebih banyak. 

Informasi penulis :

Ade (akrab disapa) berharap anak-anak muda sepertinya tidak lagi takut mengeksplor mimpinya. Tantangan dan keraguan selama proses meraih cita-cita pasti ada, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mau berhenti atau tetap melangkah maju. "Kita adalah bagaimana kita tumbuh, jika jiwa diisi dengan praduga baik maka akan melahirkan afirmasi yang baik pula yang mendorong diri untuk tangguh meski di jalan terdapat batu terjal yang menghalang merintang." Pungkasnya.



Posting Komentar untuk "MELARAS: Cinta Bahasa dan Sastra, Bekal Menapakkan Kaki di Jurusan Impian"

Kami menerima Kiriman Tulisan dari pembaca, Kirim naskah ke dengan subjek sesuai nama rubrik ke https://wa.me/+6282388859812 klik untuk langsung terhubung ke Whatsapp Kami.